Mengajarkan Arti dan Cara Balas Budi kepada Bumi
Jurnalis : Rizky Afifah (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi (Tzu Chi Batam)Guru mengajarkan Yel-yel 10 Jari bahan yang dapat didaur ulang.
Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Batam kali ini mengangkat topik “Daur Ulang” sebagai materi pembelajaran. Kelas Budi Pekerti Er Tong Ban merupakan kelas Budi Pekerti yang diikuti oleh anak-anak yang duduk di bangku SD kelas 1 hingga kelas 6. Pertemuan kali ini (19/11/2023) pun diikuti sebanyak 95 murid.
Dengan mengajarkan kegiatan daur ulang kepada para murid sejak dini berarti telah mengajarkan cara terima kasih dan membalas budi baik pada bumi. Keprihatinan atas bumi yang semakin panas akibat pemanasan global membuat tim guru tergerak membawakan topik ini.
Kelas Budi Pekerti Er Tong mengusung tema “Daur Ulang.”
Pada proses belajar-mengajar, para murid diberi penjelasan mengenai pola hidup ramah lingkungan 3R, contohnya : mengurangi (Reduce) ketergantungan terhadap minuman botol sekali pakai, menggunakan kembali (Reuse) botol plastik menjadi celengan ataupun pot bunga hiasan, terakhir memilah sampah dan menyumbangkan ke posko agar dapat didaur ulang (Recycle).
Berbagai cara dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga pelestarian lingkungan, tentunya harus diawali dengan tekad dan kesadaran yang tinggi. Untuk mendalami materi daur ulang, para guru mengajak murid-murid ke posko daur ulang Tzu Chi. Dengan praktik langsung memilah sampah domestik menjadi bahan yang dapat didaur ulang, seperti botol plastik, kaleng aluminium, kardus, botol kaca dan sebagainya.
Selvyana (masker hitam) mengembalikan sarung tangan daur ulang.
Jasen walau masih muda telah menyadari pentingnya daur ulang.
Selvyana Wenata salah seorang murid Er Tong Ban yang baru pertama kali mengikuti daur ulang, merasa sangat senang karena dapat belajar banyak hal. “Kegiatan ini sangat bagus karena dapat mengurangi sampah”. Selvyana pun sudah paham sampah apa saja yang bisa didaur ulang seperti plastik, besi, kertas, bahkan sampah kulit buah yang ternyata juga bisa diolah menjadi eco-enzyme yang bermanfaat.
Jasen Hengky Wijaya, murid Er Tong Ban yang aktif dan supel di kelas juga menuturkan pendapatnya. “Di rumah mama saya sudah banyak mengumpulkan botol plastik dan akan dibawa ke sekolah karena di sekolah ada tempat daur ulang juga”. Ia juga menyadari bahwa daur ulang adalah kegiatan yang bagus karena bisa mengurangi limbah di bumi ini.
“Anak-anak ibarat sebuah pohon yang akan terus tumbuh sehingga memerlukan akar yang kuat jadi pada dasarnya pendidikan di Tzu Chi ialah untuk membina anak-anak agar memiliki akar yang kuat sehingga bisa menjadi pohon yang kokoh,” ujar Fang Fang selaku Ketua Tim Pendidikan Tzu Chi Batam.
Fang Fang, Ketua tim pendidikan, berharap anak-anak bisa memiliki akar yang kokoh.
Dengan mengajarkan daur ulang kepada anak-anak, Tim Pendidikan tidak hanya memupuk kepedulian terhadap lingkungan, tapi juga membangkitkan jiwa sosial mereka. Ini dikarenakan hasil penjualan barang daur ulang di Tzu Chi akan disalurkan kepada masyarakat kurang mampu sehingga jalinan cinta kasih akan terus berjalan.
Sangat penting mengajarkan anak-anak untuk melakukan pelestarian lingkungan dan juga bersumbangsih kepada masyarakat sejak dini. Dengan demikian baru dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki rasa kepedulian dan empati yang tinggi agar dapat banyak berkontribusi pada bumi di mana tempat kita pijak dan menjalani kehidupan.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Belajar Menjadi Anak Yang Bersusila
15 Agustus 2018Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan Kelas Budi Pekerti
yang kali ini, Minggu, 12 Agustus 2018, temanya adalah Menjadi Anak Yang Bersusila.
Namaku Bahagia
29 Juli 2020Untuk mengobati kerinduan akan wajah ceria anak-anak, kelas Budi Pekerti di komunitas Tzu Chi He Qi Utara 2, kelas Qin Zi Ban kecil dan besar mengadakan pertemuan pertama secara online.
Belajar Budi Pekerti Melalui Seni
07 Maret 2017Minggu,
5 Maret 2017, sebanyak 36 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 berkumpul di aula
Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Muara Angke untuk berpartisipasi dalam kelas budi
pekerti.