Mengalirkan Kebahagiaan Jelang Hari Raya Nan Fitri

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat) , Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Pusat)

doc tzu chi

Abdul Horier (55) sangat bersyukur ada bazar paket lebaran murah menjelang lebaran yang digelar Yayasan Buddha Tzu Chi.

Bazar murah paket lebaran yang diadakan insan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat Xie Li Pademangan bertempat di lapangan parkir kantor Kecamatan Pademangan. Bazar yang digelar selama dua hari, 10-11 Juni 2017 ini telah meringankan warga menengah ke bawah. Terpancar dari wajah mereka yang antusias berbondong-bondong berbaris dalam antrian panjang untuk menukarkan kupon. Kupon bazar paket sembako ini sebelumnya telah mereka peroleh pada 7-8 Juni 2017.

Sebanyak 1.865 paket lebaran berhasil didistribusikan dari 2000 paket yang telah disiapkan insan Tzu Chi He Qi Pusat.  Dengan harga enam puluh ribu rupiah, warga Pademangan Barat bisa membawa pulang 5 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, 2 botol minuman sirup, 3 buah sabun mandi dan 12 sachet shampo.

“Kita mengajarkan supaya tangan selalu menghadap ke atas. Saya sangat mengharapkan di Pademangan ini, mereka bisa bersumbangsih juga. Jadi dana yang terkumpul ini juga untuk keperluan di sosial.” harap Yopie Budiayanto, koordinator bazar murah paket lebaran 2017 di wilayah Pademangan

Membantu Meringankan Beban

Selain paket lebaran, warga juga bisa membeli barang kebutuhan lainnya untuk menyambut Hari nan Fitri. Di antaranya baju layak pakai, gelas bening, kacamata plus, tas bahan plastik, dan sepatu. Tujuan dari bazar ini adalah untuk membantu meringankan beban warga tidak mampu agar bisa merayakan lebaran bersama sanak keluarga dengan sukacita.

“Mereka bisa membeli baju layak pakai dengan harga relatif lebih murah,” tambah Yopie Budiyanto.


Insan Tzu Chi membantu warga memasukkan paket sembako Tzu Chi ke kardus.


Fitriana (37)  bersama dua anak yang masih kecil datang pagi-pagi untuk menukarkan kupon dengan paket lebaran.

Kebahagiaan tidak hanya dirasakan warga Pademangan Barat, tetapi juga warga Pademangan Timur, dan Ancol. Empat tahun silam, kondisi tubuh yang tidak mendukung membuat Abdul Horier (55) kehilangan pekerjaannya. Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, Ia mengharapkan uluran tangan dari anaknya. Setiap tahunnya, Ia menjalankan hari raya dengan penuh syukur dan sederhana .

Alhamdullilah, sangat membantu sekali. Apalagi kalau sering diadakan. Kalau buat pribadi, saya susah mencari uang, minta sama anak saja. Anak yang saya minta untuk tebus beras ini,” kata Abdul Horier, warga Pademangan Barat ini.

Sementara itu, walau tinggal bersama anak dan menantu, tidaklah membuat Sariah (67) pupus berdagang Nasi Uduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain berdagang, Sariah juga suka menerima order jahitan baju orang lain. Penghasilan dari menjahit ini sering ditabungnya untuk kebutuhan tak terduga. Namun ada kalanya sang anak memberikan uang tambahan bila ada kebutuhan yang dibutuhkan. Ia bersyukur setiap tahun selalu mendapat bantuan untuk lebaran yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

“Terjangkau, cukup lumayan. Kalau ibu hitung itu lebih murah kalau misal beras segini, shampo segini, sirup. Itu sudah terjangkau. Sangat membantu orang-orang seperti ibu ini.” imbuh Sariah, warga RT 011 RW008 Pademangan Barat.


Selain paket lebaran, warga juga bisa membeli baju layak pakai dengan harga yang murah.

Tahun 2017 ini adalah tahun kedua bagi Fitriana (37) mendapat bantuan lebaran dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Ia datang bersama dua anak yang masih kecil, ikut mengantre untuk memperoleh paket lebaran ini. Baginya hari raya tidak identik dengan kue lebaran, makanan enak tetapi hanyalah baju baru yang wajib dipenuhi bagi anaknya.

“Ini lebih murah, sangat membantu. Harganya terjangkau, lebih murah,” kata Fitriana warga RT006 RW001 Ancol Barat 1.

Bersama lebih kurang 70 insan Tzu Chi dan sukarelawan Pademangan Barat sangat berharap kebutuhan warga di hari raya dapat terpenuhi dengan adanya kegiatan ini. Pengeluaran pun dapat ditekan.

Editor: Khusnul Khotimah

 


Artikel Terkait

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -