Mengantar Berita yang Dinanti Keluarga Wati

Jurnalis : Fithria Calliandra (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Dokumentasi Xie Li Indragiri

Agustina Melisa sedang memberikan bantuan biaya hidup kepada Wati.

Tetesan Air Dapat Membentuk Sungai, Kumpulan Butiran Beras Bisa Memenuhi Lumbung, Jangan Meremehkan Hati Nurani Sendiri, Lakukanlah Perbuatan Baik Meskipun Kecil.”
 -Kata Perenungan Master Cheng Yen-

Hujan deras mengawali pagi itu dengan durasi yang cukup lama. Para relawan Tzu Chi di Xie Li Indragiri dengan sabar menunggu hujan sedikit reda untuk melakukan kegiatan Tzu Chi. Karena tidak kunjung reda, relawan memutuskan untuk tetap melangkahkan kaki menuju rumah keluarga Wati dan Suhariadi.

Fitriadi memberikan bantuan paket sembako kepada Suhariadi.

Foto para relawan bersama Wati.

Terlihat Suhariadi telah menunggu kedatangan para relawan di depan rumahnya. Ia sengaja tidak mengambil pekerjaan hari itu, karena hari sebelumnya sudah mengetahui bahwa relawan akan datang kembali ke rumahnya. Para relawan bergegas masuk, terlihat Semi dan Soleha terbaring di atas tilam. Terlihat juga Wati sedang mengayunkan ayunan kain untuk menidurkan Hani. Relawan langsung menyapa, menggendong dan bermain dengan Semi serta Soleha.

“Sudah lama saya tidak ke sini, rasanya kangen dengan ketiga anak Bu Wati, makanya saya ikut kegiatan hari ini,” ujar Darmawati Sembiring sambil menggendong Soleha.

”Mba Soleha badannya semakin berisi ya..” sahut Dini Sri Anggita sembari mengelus dengan lembut kening Soleha.

Terlihat juga Agustina Melisa menggendong dan berbicara kepada Semi sedangkan Sara Yani Gultom mengayun-ayun Hani yang sedang tertidur di ayunan.

Agustina Melisa sedang bersenda gurau dengan Semi.

Pada kempatan kali ini, para relawan menyerahkan bantuan berupa biaya hidup dan paket sembako seperti beras, minyak goreng, gula pasir, telur serta susu kotak dan bubur kemasan. Bantuan ini akan terus diberikan dengan rutin setiap bulannya oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Sinar Mas terhitung mulai bulan Oktober 2022.

Perasaan bahagia luar biasa dirasakan relawan saat kali pertama mengetahui berita ini dan tidak sabar memberikan berita bahagia ini kepada keluarga Ibu Wati.

“Semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan dapat meringankan beban ibu serta bapak,” Ujar Agustina Melisa dengan mata berkaca-kaca.

Wati merasa terharu sekali saat mengetahui bantuan pengobatan untuk Hani yang disampaikan Fithria Calliandra S.


Wati dan Suhar merasa sangat senang, terharu dan bersyukur atas bantuan yang telah diberikan oleh relawan. “Alhamdulillah dan terimakasih banyak kepada ibu-ibu semua atas bantuannya selama ini bagi keluarga saya, hanya Allah yang dapat membalas kebaikan ibu-ibu semua, semoga ibu-ibu selalu diberikan kesehatan dan panjang umur. Bersyukur keluarga saya dapat bantuan setiap bulan, ada susu kotak juga, semoga anak-anak saya semakin sehat,” tutur Wati terbata dan mata yang berkaca-kaca.

Wati kemudian menandatangani dokumen penerimaan bantuan dan di saat itulah Fithria Calliandra S selaku relawan pemerhati keluarga ini, memberi berita bahwa pengobatan Hani juga telah disetujui oleh yayasan. Sehingga kapanpun Wati siap maka Hani dapat segera dibawa berobat ke dokter spesialis anak.

”Akhirnya bu, kita bisa membawa Hani berobat. Semoga ada keajaiban untuk Hani ya bu,” kata Fithria Calliandra S dengan meneteskan air mata dan memeluk Wati.   

Relawan dengan penuh cinta kasih menggendong dan bermain bersama Semi serta Soleha.


”Alhamdulillah bu..” sahut Wati. Ia tidak dapat mengucapkan kata-kata lebih banyak lagi dan langsung menangis. Para relawan yang menyaksikan terlihat ikut meneteskan air mata sehingga suasana berubah menjadi penuh haru. Kebahagiaan yang susah diungkapkan dengan kata-kata.

“Sekian lama kami telah berusaha melengkapi formulir maupun dokumen pengajuan bantuan biaya hidup untuk keluarga ibu Wati dan bantuan pengobatan bagi Hani, akhirnya dari Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Sinar Mas telah menyetujui bantuan tersebut. Tidak dapat diucapkan dengan kata-kata rasa terima kasih saya kepada yayasan, akhirnya kami dapat membawa Hani berobat ke dokter,” ujar Fithria dengan berlinang air mata.

Sarah Yani Gultom sedang mengayun Hani yang tertidur di ayunan.

Perasaan yang sangat luar biasa ketika melihat wajah bahagia bercampur haru terpancar dari Wati dan Suhar. Relawan juga turut merasakan kebahagiaan keluarga ini. Inilah berita yang dinanti-nanti. Ada kepuasan batin tersendiri, ketenangan jiwa sebagai bentuk rasa syukur mencari berkah dan ridho dari Sang Pencipta.  Indahnya berbagi kasih, indahnya berbagi berkah. Sesuai dengan kata perenungan master Cheng Yen “Rasa syukur dapat diungkapkan dengan membantu orang lain.”

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Jalinan Kasih Sayang Bertahan untuk Selamanya

Jalinan Kasih Sayang Bertahan untuk Selamanya

17 Februari 2016 Menurut Mery Ely, kunjungan ini bukan hanya semata-mata menghibur opa-oma, tapi juga bertujuan agar cinta kasih dapat tersebar lebih luas lagi. Melalui oma-opa diharapkan agar mereka juga dapat meneruskan cinta kasih dari Master Cheng Yen untuk keluarga mereka, yaitu anak cucu mereka, sehingga dapat bersama-sama menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia.
Berbagi Kasih dan Keceriaan Natal

Berbagi Kasih dan Keceriaan Natal

21 Januari 2016

Insan Tzu Chi Surabaya mengunjungi Yayasan Pancaran Kasih pada Minggu, 19 Desember 2015 untuk berbagi keceriaan Natal bersama para penghuni panti.

Mengingat Nama Oma dan Opa

Mengingat Nama Oma dan Opa

23 Juli 2018
Sebanyak 22 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengunjungi panti Wisma Sahabat Baru, Jakarta Barat untuk memberikan perhatian serta menghibur penghuni panti tersebut.
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -