Detik-detik prosesi Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023 untuk siswa siswi TK, SD, SMP, SMA dan SMK di Tzu Chi Center, PIK, Penjaringan, Jakarta Utara.
Kegiatan pendewasaan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi merupakan kegiatan rutin akhir tahun yang bertujuan untuk membekali siswa tingkat akhir dengan pengetahuan, keterampilan dan budi pekerti. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan pelepasan siswa yang berada di tingkat akhir, mempersiapkan dan membekali mereka untuk menghadapi tingkat pendidikan lebih lanjut, dunia kerja, serta belajar untuk mengenal diri sendiri.
Freddy Ong selaku Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi menjelaskan bahwa Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023 merupakan pendewasaan pertama kali dilakukan setelah pandemi Covid-19. Tentunya terdapat rasa senang karena sekolah sudah bisa berkegiatan secara normal. Juga terdapat suatu keharuan dapat melihat prosesi kelulusan siswa dari 100 anak TK, 146 siswa SD, 155 siswa SMP, 108 siswa SMA, dan 124 siswa SMK di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Freddy Ong merasa senang dan haru dapat melihat prosesi kelulusan 633 siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dari tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK untuk angkatan 2022-2023.
“Karena sudah lama tidak melakukan (prosesi kelulusan), kita harus memiliki kebijaksanaan dan kesabaran ekstra dalam menyusun program. Karena ini menyangkut 633 siswa, 200 guru, tenaga pendidikan, dan ribuan orang tua yang akan kita undang dalam kegiatan ini,” jelas Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Freddy Ong.
Kegiatan pendewasaan merupakan suatu pembekalan bagi siswa-siswi, “Kita harapkan siswa yang sudah mengikuti acara ini, dapat menjadi berkat bagi sesama, menjadi dewasa nantinya dan berbakti pada orang tua serta dapat bertutur kata baik dan berprestasi,” imbuh Freddy Ong. Tak lupa Freddy Ong juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah menyempatkan waktu untuk hadir dan juga semua guru serta karyawan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi yang sudah bersusah payah melaksanakan kegiatan pendewasaan ini.
Kegiatan kamp pendewasaan dilaksanakan sebagai pembekalan bagi siswa di jenjang pendidikan akhir SD, SMP, SMA, SMK yang kelak akan melanjutkan masa
study ataupun akan terjun ke masyarakat. Kegiatan ini dimulai dengan menyematkan nametag bagi siswa sebagai tanda dimulainya kegiatan yang mengusung tema “
Temukan Potensi Diri, Lejitkan Prestasi Unggul, Wariskan Nilai Luhur Bagi Masyarakat,” yang dilaksanakan pada 26-27 Mei 2023, di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Antara rasa senang, lelah, antuasias, bahagia, serta terharu yang dirasakan Rina Maharani Yoniton (kiri) ketika harus melepaskan siswa-siswi yang telah bersamanya selama tiga tahun.
Rina Maharani Yoniton , S.Psi (42), Ketua Panitia Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023 menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya kegiatan ini. “Sebelum mereka terjun ke dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke arah yang lebih tinggi, kita memberikan pembekalan terakhir agar mereka terus mengingat Tzu Chi, historical Tzu Chi, dan bagaimana mereka membawa diri mereka dengan baik. Dengan harapan nantinya akan membawa hal-hal positif yang mereka dapatkan di sekolah, serta membekali bagaimana dalam bersikap sebelum terjun ke masyarakat,” tutur Rina Maharani Yoniton.
Di malam keakraban, panitia kegiatan juga mengajak siswa untuk merefleksikan diri dengan tujuan agar dapat bersyukur. “Mereka bisa berada di tahap akhir ini karena banyak orang-orang yang cinta dan sayang kepada mereka terutama kasih sayang dari orang tua mereka. Anak-anak diajak untuk merefleksikan dan melihat kembali agar menjadi anak yang berbakti kepada jasa orang tua yang tidak bisa digantikan oleh mereka. Mereka harus dapat bersyukur dan berbakti kepada orang tua,” jelas Rina Maharani
Yoniton yang juga menjadi guru bimbingan konseling di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Relawan Pendidikan Tzu Chi, Tinnie Tiolani merasa bahagia dan bangga dapat ikut menyaksikan prosesi kelulusan siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi angkatan 2022-2023.
Dalam kesempatan ini, Relawan Pendidikan Tzu Chi, Tinnie Tiolani merasa bahagia dan bangga dapat ikut menyaksikan prosesi kelulusan siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023. Tak lupa juga ia mengucapkan selamat kepada orang tua dan wali murid yang telah mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
“Pendidikan yang baik berasal dari keluarga. Pendidikan tersebut dikembangkan di sekolah. Mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Kita menyaksikan mereka memiliki karakter dan kepribadian yang baik, rajin, tahu berterima kasih, dan menyayangi orang tuanya. Hari ini tentunya tidak terlepas dari peran, dukungan dan cinta kasih dari ibu bapak sekalian,” jelas Tinnie Tiolani.
Ia juga menambahkan bahwa kesuksesaan dari para siswa siswi adalah juga merupakan kesuksesan para pendidik. Tinnie Tiolani juga mengucapkan gan en kepada para pimpinan sekolah, kepala sekolah, guru beserta staf, relawan pemerhati, kepada DaAi Mama, insan Tzu Chi yang telah memberikan waktu, pikiran dan bimbingan kepada anak-anak setiap hari. “Pencapaian mereka hari ini tentunya merupakan jalinan jodoh baik. Terakhir saya ingin memberikan saran kepada mereka. Pertama, menjadi orang yang tahu bersyukur. Kedua, menyadari potensi diri, serta melakukan yang terbaik dan bertanggung jawab,” tutup Tinnie Tiolani.
Mereka Adalah Anak Berprestasi
Terdapat banyak pencapaian prestasi yang diperoleh oleh siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023. Salah satunya adalah Christal Geraldine Kirsten (15) yang menjadi kebanggaan bagi orang tua dan sekolah. “Untuk prestasi di Sekolah Dasar. Juara 1 FLS2N menyanyi solo tingkat Gugus (2016, 2017, 2018), Juara 2 FLS2N menyanyi solo tingkat Kecamatan (2016), Juara 1 menyanyi solo tingkat Kecamatan (2018), Juara Harapan 1 FLS2N menyayi solo tingkat kota (2016), Juara 2 FLS2N menyanyi solo tingkat Kotamadya (2018) dan beasiswa SPP kelas 2, 3, 5, 6 SD. Sedangkan Prestasi di SMP adalah beasiswa SPP kelas 7, 8, 9 dan Juara 1 English Speech Contest Gebyar Yayasan Kemuliaan,” cerita Christal Geraldine Kirsten, siswi kelas 9 SMP Cinta Kasih Tzu Chi.
Satu per satu siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi melakukan prosesi kelulusan dalam Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023.
Selain segudang prestasi yang diperoleh Christal Geraldine Kirsten, juga terdapat perubahan dalam dirinya terutama perubahan mindset (pikiran). “Tadinya kurang mengenal tentang vegetarian. Ketika masuk di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ini, belajar bagaimana caranya mengasihi sesama, menghargai bumi, dan bervegetarian,” kata Christal Geraldine Kirsten. Sehari-hari ia juga memanfaatkan waktu dengan mengerjakan tugas sekolah, belajar di sekolah, dan ikut OSIS.
Christal Geraldine Kirsten didampingi ibunya Urika Pearl Priscillia di sela-sela kegiatan Kamp Pendewasaan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Angkatan 2022-2023.
Urika Pearl Priscillia, orang tua Christal merasa bangga dengan segala pencapaian yang diraih oleh anaknya. “Selama sekolah di Tzu Chi ini, anak saya jauh lebih dewasa. Bahkan dia bisa menyanpaikan hal-hal yang baik kepada kita sebagai orang tuanya. Etika, attitude sangat baik,” kata Ica, sapaan akrabnya. Ia pun merasa bangga melihat Christal dapat menyelesaikan studi dengan baik sekaligus bisa mempertahankan beasiswa dari SD hingga SMP.
Selain Christal yang berprestasi di sekolah, juga terdapat Chandra Perdana Kusuma (18), siswa kelas 12 SMA yang baru pertama kali mengikuti kegiatan kamp pendewasaan ini. “Di sini kita puasa dari handphone. Berpikir tanpa hp, kayak bukan anak muda. Pendewasaan itu momen terakhir kita menikmati masa bersama teman-teman, guru-guru sebelum kita berpisah untuk menggapai cita-cita kita masing-masing. Itu momen yang sangat berkesan banget. Sesuatu yang sulit untuk dilupakan,” ungkap Chandra Perdana Kusuma.
Kolaborasi siswi SD dan SMP Cinta Kasih Tzu Chi mempersembahkan Tari Kipas yang menggambarkan usia remaja merupakan masa yang menjadikan anak-anak lebih bersemangat, ceria, dan juga selalu berperan untuk mencari indentitas diri.
Pada semester satu, di kelas 12 SMA, Chandra berprestasi dalam menulis artikel tentang “Masyarakat Indonesia Yang Kurang Sopan Dalam Media Sosial” dan mendapat juara 3 pada perlombaan nasional yang diadakan oleh Binus University di Alam Sutra. Artikel tersebut sudah diterbitkan dalam website Binus University. “Pernah menjadi finalis di Universitas Katolik Parahyangan dalam membuat essai, namun hanya sampai ke 10 besar. Terakhir mendapat prestasi lomba podcast bersama team saya di Universitas Tarumanegara pada workshop Euphoric Metaverse. Alhamdulillah, mendapat juara 1,” kata Chandra.
Dalam kamp ini ia pun tertarik dengan materi Enterpreneurial Mindset. “Kita harus beradaptasi terhadap perubahan dunia yang cepat sekali. Kita harus mencoba, belajar, dan membuat. Tidak seperti dulu, kita belajar dulu, aksi, baru membuat. Itu terlalu lama. Sekarang itu kita harus aksi, coba saja dulu. Urusan berhasil atau tidak, sukses atau tidak, itu urusan terakhir. Yang penting kita sudah mencoba, tanpa patah semangat. Itu Enterpreneurship banget,” tutur Chandra dengan penuh semangat selama mengikuti kegiatan pendewasaan.
Chandra Perdana Kusuma (tengah) merasa senang dapat berkontribusi untuk Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan membuat kedua orang tuanya bangga. Setelah lulus, ia juga mendapat beasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Tangerang, Banten.
Sebagai orang tua dari Chandra, Kristin (43) terharu sekaligus bangga melihat anaknya lulus dengan nilai yang bagus. “Bangga dapat menyekolahkan Chandra di Tzu Chi. Tidak hanya mencari nilai akademik, tetapi pendidikan akhlak. Di sini, belajar budaya humanis. Chandra menjadi orang yang sopan, berakhlak, dan sangat berbakti kepada orang tua,” ujarnya.
Vincent Sutanto, siswa kelas 12, SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak yang ikut dalam kegiatan kamp ini juga merasa bangga menjadi bagian dari siswa Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Baginya semua siswa-siswi di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi adalah spesial dan unik.
“Saya sangat berterima kasih. Selama 3 tahun saya berpetualang (belajar) di sekolah ini. Kita merupakan angkatan yang spesial berhasil melewati perjalanan ini. Tahun pertama seharusnya menjadi masa perkenalan, tetapi dimulai dengan pandemi. Terpaksa dilakukan di balik layar, semua hal berbau online. Belajar dan bimbingan secara online menyalakan kamera handphone. Tidak mengejutkan, kita semua berhasil lulus, masuk ke pintu tahun kedua dan tahun ketiga,” tutup Vincent Sutanto.
Editor: Arimami Suryo A.