Mengaplikasikan Ajaran Jing Si

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 
 

foto
Suasana sosialisasi bedah buku di aula lantai 3 kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung.

Bedah buku adalah kegiatan yang akhir-akhir ini rutin dilaksanakan oleh relawan Tzu Chi Bandung. Terhitung sejak tanggal 2 Februari 2012, relawan Tzu Chi Bandung rutin melaksanakan kegiatan bedah buku dua kali seminggu, tepatnya pada hari Senin dan Rabu. Kendati sudah terlaksana, relawan Tzu Chi Bandung terus mengembangkan kegiatan ini dengan dengan mengadakan acara sosialisasi bedah buku. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 3 Juni 2012, bertempat di aula lantai 3 kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung, Jl. Ir. H. Juanda no. 179, Bandung.

Turut hadir pula relawan Tzu Chi Jakarta dan tamu undangan serta masyarakat umum. Kehadiran mereka adalah untuk berbagi kisahnya maupun memberikan opini tentang kegiatan bedah buku Tzu Chi.

Tujuan sosialisasi bedah buku ini adalah untuk mewariskan ajaran Jing Si dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Karena dari bedah buku kita bisa melatih Dharma dan kebijaksanaan sebagai penerang jalan hidup.

Di samping itu, sosialisasi bedah buku ini merupakan ajakan bagi relawan Tzu Chi Bandung untuk turut berpartisipasi dan lebih giat mengikuti kegiatan bedah buku guna memperdalam ajaran dari Master Cheng Yen. Lebih dari itu, kegiatan bedah buku merupakan kesempatan untuk merekrut relawan baru.

"Supaya lebih bermanfaat, ini kan supaya relawan Bandung juga tertarik kepada acara bedah buku ini. Karena manfaatnya bedah buku ini sangat luar biasa, menurut pengalaman saya waktu saya di Taiwan, setiap negara itu kalo mereka mau merangkul relawan ada juga dari cara membedah buku. Satu, kita bisa mencari relawan, dua kita bisa memahami ajaran-ajaran Master yang sebetulnya. Saya lihat di Bandung ini masih banyak relawan yang kurang memahami, kurang mau membaca, kurang juga melihat DAAI TV, jadi kurang lebih saya jadi mengharapkan dari bedah buku ini apalagi dengan relawan Jakarta supaya lebih semangat untuk relawan Tzu Chi Bandung untuk bisa mengikuti acara bedah buku ini,” kata Harun Lam, relawan Tzu Chi Bandung.

Menurut Harun Lam, kehadiran relawan Tzu Chi Jakarta ke Bandung adalah untuk pembelajaran bagi relawan Tzu Chi Bandung yang terbilang baru dalam melaksanakan kegiatan bedah buku. Hal tersebut mengingat Tzu Chi Jakarta sudah mempunyai banyak pengalaman dalam hal bedah buku sehingga Tzu Chi Bandung dapat menimba ilmu dari para relawan Tzu Chi Jakarta.

foto  foto

Keterangan :

  • Sembari mendengarkan sharing relawan Tzu Chi Bandung, Ida Ratna (kiri) dan Nila Susilawati (kanan) bersama-sama membaca buku Lingkaran Keindahan karya Master Cheng Yen (kiri).
  • Relawan Tzu Chi Bandung dan Jakarta sedang mencatat pokok bahasan dalam acara sosialisasi bedah buku Tzu Chi Bandung (kanan).

"Saya rasa sangat luar biasa ini manfaatnya sharing-sharing dari Shixiong Posan, dari Shixiong yang lain. Share itu sangat luar biasa karena mereka kan sudah berpengalaman, kita kan bedah buku ini baru lahir tanggal 2 Februari, jadi istilahnya kita masih harus banyak belajar kepada mereka, jadi kita manfaatnya sangat luar biasa," ujarnya.

Jalinan Jodoh Melalui Teknologi
Di zaman sekarang ini, teknologi kian berkembang dengan pesat, perkembangan ini membawa dampak positif bagi masyarakat secara luas, yang salah satunya dapat memudahkan kita dalam melakukan komunikasi.

Misalnya saja komunikasi di internet melalui jejaring sosial Facebook. Melalui jejaring sosial yang banyak digunakan oleh orang di seluruh dunia ini, para relawan Tzu Chi di seluruh kantor penghubung telah dimudahkan untuk berinteraksi dengan relawan lainnya untuk mengetahui perkembangan kegiatan bedah buku. Di samping itu, komunikasi antar relawan dari setiap kantor penghubung atau perwakilan yang berbeda pun dapat terhubung dengan cepat. Dengan adanya komunikasi semacam itu yang menjadi alasan para relawan Tzu Chi Jakarta hadir ke Tzu Chi kantor perwakilan Bandung untuk menghadiri acara sosialisasi bedah buku Tzu Chi Bandung.

"Untuk menghadiri acara sosialisasi ini karena saya melihat di Facebook bahwa komunitas bedah buku di Bandung ini luar biasa. Jadi kami datang dari Jakarta ini sebetulnya mau belajar juga pengen menikmati suasana yang sebenarnya karena kita lihat dari Facebook itu kan begitu bagus, begitu enak disini jadi kita mau belajar datang ke mari, karena saya lihat begitu luar biasa dan setelah lihat sampai kemari ternyata memang benar di luar dari pemikiran saya, ternyata jauh lebih hebat bedah buku di Bandung ini. Saya merasa sangat luar biasa di Bandung ini. Ini melampaui pemikiran saya bahwa Bandung itu hebat ternyata jauh lebih hebat dari yang saya pikirkan," kata Posan, relawan Tzu Chi Jakarta yang hadir dalam kegiatan ini.

Tersimpan pula harapan dalam diri Posan mengenai kegiatan bedah buku di Tzu Chi Bandung. Harapan agar bedah buku yang merupakan warisan ajaran Jing Si ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih, kegiatan bedah buku yang sudah menyebar luas berkat adanya jejaring sosial ini dapat menciptakan dunia yang damai.

foto  foto

Keterangan :

  • Tzu Ching Bandung sedang mencatat pokok bahasan dalam acara sosialisasi bedah buku Tzu Chi Bandung (kiri).
  • Relawan Tzu Chi Bandung, Harun Lam, sedang menyampaikan intisari dan sharingnya mengenai kegiatan sosialisasi bedah buku Tzu Chi Bandung (kanan).

"Harapannnya dengan bedah buku ini kita mewariskan ajaran Jing Si, supaya ajaran Jing Si ini benar-benar bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh relawan bedah buku dan semua orang yang mengikuti acara bedah buku ini. Semoga dengan bedah buku ini dan disebarkannya melalui Facebook akan membuat dunia ini menjadi tentram dan damai, serta dunia bebas dari bencana," harap Posan.

Minat untuk mengikuti kegiatan bedah buku dirasakan oleh para peserta dan tamu undangan. Misalnya saja Fernandy (22), meski bukan relawan Tzu Chi, namun mahasiswa ITB ini tertarik untuk mengikuti kegiatan bedah buku Tzu Chi. Mengenai kegiatan bedah buku, awalnya Fernandy mengetahuinya dari pesan teks dalam ponselnya yang dikirim temannya yang merupakan relawan Tzu Chi Bandung.

“Awalnya saya pertama tau kegiatan bedah buku itu dari teman saya yang sudah lama jadi relawan Tzu Chi. Terus dipublikasi lewatpesan di Blackberry, terus kebetulan emang tertarik. Kebetulan emang saya dulunya suka baca-baca buku tentang yang ajaran agama Buddha, terus tertarik buat ikut acara bedah buku, pertama karena bisa pelajari buku yang menarik buat dibahas, yang kedua karena saya pengen nyari temen-temen sharing, pengen belajar dari orang juga gimana mereka sharingnya, terus yang terakhir ya pengen berinteraksi sosial juga sama orang-orang Tzu Chi,” katanya.

Berbagai wawasan pun diperoleh Fernandy dari kegiatan bedah buku ini. Wawasan tersebut bersifat spiritual maupun pengetahuan yang berguna untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
 
“Hari ini yang jelas yang pertama nambah wawasan, terus kenal sama orang-orang baru dari Tzu Chi Jakarta. Yang kedua, nambah wawasan tadi baik yang spiritual atau yang sifatnya pengetahuan. Ya ke depannya dapat berguna buat diaplikasikan,” ujarnya.

  
 

Artikel Terkait

Mengasah Hati Para Calon Dokter

Mengasah Hati Para Calon Dokter

26 Maret 2012 Sabtu, 3 Maret 2012 menjadi hari yang sangat istimewa bagi mahasiswa kedokteran Universitas Riau dan para relawan Tzu Chi Pekanbaru. Sebanyak 36 mahasiswa dan 3 dokter pendampingnya mengadakan kunjungan rumah ke rumah-rumah para penerima bantuan pengobatan Tzu Chi.
Pemprov Sumatera Utara Terima APD dari Tzu Chi

Pemprov Sumatera Utara Terima APD dari Tzu Chi

16 April 2020

Mendukung penanggulangan Covid-19 di Sumatera Utara, Rabu, 15 April 2020, Tzu Chi Medan memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Kantor Gubernur Sumatera Utara yang diterima langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Musa Rajekshah.

Menjalankan Tanggung Jawab Bersama

Menjalankan Tanggung Jawab Bersama

07 Mei 2015

Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Buddha menjadikan relawan tidak sedikit pun merasa patah semangat. Sebanyak 78 relawan  mempersiapkan dengan baik, mulai dari cara berjalan hingga prosesi pemandian rupang.

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -