Mengarungi Samudera Dharma
Jurnalis : Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Edi, Akhong, Reno Wismanto (Tzu Chi Batam)Pementasan gerakan Xing Yuan ikut meramaikan pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak pada Minggu, 24 Mei 2015 di Auditorium Sumatera Convention Center bertemakan “Jalankan Ikrar, Berbuat Kebajikan, Berbakti pada Orang Tua”.
Seribu lima ratus tahun setelah Buddha Parinibbana, Mahabhiksu Jian Zhen dari Tiongkok diundang untuk membabarkan Dharma di Jepang. Perjalanannya dari Tiongkok ke Jepang tak mudah dan penuh dengan rintangan. Namun itu tidak menyurutkan tekad Mahabiksu Jian Zhen bersama murid-muridnya. Perjalanan ini juga membuat Mahabiksu Jian Zhen kehilangan penglihatannya.
Pada Minggu, 24 Mei 2015, insan Tzu Chi Batam mengadakan pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak di Auditorium Sumatera Convention Center bertemakan “Jalankan Ikrar, Berbuat Kebajikan, Berbakti pada Orang Tua”. Sebelum pementasan drama, para hadirin diajak untuk bersama-sama menyaksikan video mengenai pembabaran Dharma yang dilakukan oleh Mahabiksu Jian Zhen. Selain itu, para hadirin juga disuguhi pementasan gerakan Xing Yuan (Jalankan Ikrar) oleh 50 relawan pria. Perahu Dharma pun “berlayar” di hadapan 1560 penonton yang hadir dalam dua sesi pementasan tersebut.
Ati Sumarno (baju merah) mengambil tanggung jawab sebagai koordinator pementasan Xing Yuan berharap dengan pementasan ini dapat menguatkan tekad para Bodhisatwa dunia dan juga menjaring Bodhisatwa dunia bergabung dalam keluarga besar Tzu Chi.
Pementasan gerakan Xing Yuan yang memukau para penonton ini tidak terlepas dari upaya keras dari Ati Sumarno. Jalinan jodohnya hingga menjadi koordinator Xing Yuan tidaklah mulus. Awalnya Ati menolak untuk menjadi koordinator karena waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
“Awalnya saya pikir, bagaimana mungkin bisa melatih 50 orang dengan gerakan yang sama dalam dua bulan. Setelah tahu bahwa acara ini ditanggung oleh Tzu Ching, saya merasa sebagai seorang insan Tzu Chi, apalagi sebagai shibo Tzu Ching, saya harus mendukung sepenuhnya. Dan saya juga teringat kata Master Cheng Yen bahwa kita harus menggenggam jodoh dan kesempatan setiap saat. Maka saya berpikir bahwa jika kali ini saya melepaskan, apakah saya masih ada kesempatan lagi?” jelas Ati yang juga ikut mengambil tujuh peran dalam pementasan kali ini.
Latihan pementasan Xing Yuan telah dilakukan sejak pertengahan Maret 2015 lalu.
Latihan pementasan Xing Yuan telah dimulai sejak pertengahan Maret 2015 setiap Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu untuk menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh para relawan. Walaupun keringat bercucuran dalam setiap sesi latihan, tawa ria selalu terdengar dalam setiap pertemuan.
Wendy, salah satu Tzu Ching yang ikut dalam pementasan Xing Yuan mengaku tidak begitu sulit saat mengikuti latihan. “Yang sangat sulit adalah kekompakan yang terbentuk dari setiap individu saat mengikuti irama lagu,” pungkasnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Alexander Prayoga, “Seru ikut kegiatan ini, butuh kekompakan saja yang paling penting.”
Menjadi koordinator pementasan Xing Yuan juga memberikan pelajaran tersendiri bagi Ati. “Xing Yuan diikuti oleh 50 orang dari kalangan yang berbeda-beda yang pastinya mempunyai 50 sifat dan karakter yang berbeda juga. Dari sinilah saya belajar berkomunikasi dan emosi saya lebih bisa terkontrol jika terjadi konflik,” ungkap Ati.
“Dari Xing Yuan ini, mudah-mudahan kita bisa belajar tekad dari Mahabhiksu Jian Zhen. Walaupun susah jalan, tapi tetap melakukannya. Karena jalan Bodhisatwa penuh dengan tantangan dan halangan, yang harus kita laksanakan dan menyelesaikannya. Dan saya juga berharap melalui Xing Yuan ini bisa merangkul lebih banyak Bodhisatwa dunia bergabung ke dalam keluarga besar Tzu Chi,” imbuhnya. Melalui pementasan ini, relawan Tzu Chi berikrar kepada Master Cheng Yen akan mewariskan ajaran Jing Si dan menyebarluaskan Mazhab Tzu Chi.