Mengasah Batin untuk Mencapai Kesempurnaan
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
|
| ||
Untaian huruf dirangkai menjadi kata dan tercipta deretan kalimat yang menghasilkan mahakarya sebuah buku serta dijadikan pedoman hidup dalam menjalani roda kehidupan “hitam dan putih”. Adalah Master Cheng Yen seorang Biksuni asal Taiwan sekaligus pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, menciptakan sebuah buku yang dilandasi dengan kecintaannya terhadap makhluk hidup dan mengembalikan sifat kebajikan, welas asih, dan arti cinta sesungguhnya yang selama ini terkubur di hati para Bodhisatwa. Para insan Tzu Chi mempunyai tekad untuk menghapus semua penderitaan makhluk hidup dan bencana di muka bumi ini, namun tekad tersebut tak cukup hanya ditunjukkan kepada setiap makhluk hidup saja. Perlu ada kesadaran yang mendalam untuk mencapai kesempurnaan disetiap hati para relawan Tzu Chi agar terciptanya “Kehidupan Bak Berlian” (dalam buku “Lingkaran Kehidupan”). Memahami, Mendalami dan Menghayati Kegiatan bedah buku Master, menjadi agenda rutin yang sering dilaksanakan oleh para relawan Tzu Chi untuk mengasah hati lebih peka lagi dalam menghadapi kehidupan, tak jarang setelah mendalami dan memahami buku Master beberapa relawan Tzu Chi menyadari serta mengubah sifat negatif yang dialaminya.
Keterangan :
Kegiatan bedah buku pun dilaksanakan hampir di setiap kantor penghubung dan kantor cabang Tzu Chi yang berada di Indonesia. Salah satunya adalah Tzu Chi Bandung, secara rutin kegiatan ini berjalan dua kali dalam satu minggu, yaitu pada hari Senin dan Rabu yang diadakan di kantor Tzu Chi Bandung. Di sini para relawan maupun peserta saling menghimpun topik yang dibahas serta berbagi kisahnya. Pada tanggal 20 Februari 2013, Tzu Chi Bandung merayakan syukuran satu tahunnya bedah buku, acara ini pun dihadiri oleh relawan Tzu Chi Jakarta. Kegiatan ini dimulai pada pukul 19.30-21.30 WIB. Sebanyak 35 relawan Tzu Chi baik dari Bandung maupun Jakarta serta masyarakat umum menghadiri syukuran tersebut. Sebelum acara sharing dimulai, diadakan seremoni pemotongan nasi tumpeng dan tiup lilin, disesi ini para relawan tidak hanya meluapkan kegembiraannya tetapi memanjatkan puji syukur dan doa, agar bedah buku ini terus berkembang dan pesertanya pun semakin bertambah. Di samping itu, setiap insan Tzu Chi maupun masyarakat umum yang ikut dalam bedah buku dapat mengambil intisari dari setiap pesan yang tertulis pada buku Master. Pada sesi sharing, relawan Tzu Chi Bandung yaitu Lirsa Young memaparkan inti dari setiap lirik lagu yang berjudul “Bergandengan Tangan”. Menurutnya lagu tersebut mempunyai makna dan arti yang sangat mendalam karena dengan ikut merasakan penderitaan orang lain akan tumbuh rasa cinta untuk saling tolong menolong dan bersama-sama untuk mewujudkan dunia yang damai, “Mencintai yang kamu cintai, memimpikan yang kamu impikan, jadi ikut merasakan penderitaanmu, ikut merasakan kebahagianmu. Karena Master mengajarkan kita untuk bersama-sama saling tolong menolong, dengan bergandeng tangan semua permasalahan di dunia ini dapat teratasi.” ucap Lirsa. Pemaparan Lirsa pun menjadi topik hangat pada acara sharing tersebut, tanggapan positif terus bermunculan dari para insan Tzu Chi, “Saya terharu dengan apa yang telah disampaikan oleh Lirsa begitu mendalam dan menghayati sebuah makna dari lagu “Bergandengan Tangan” memang kita sebagai insan Tzu Chi harus merasakan penderitaan, kebahagiaan, kegembiraan dan rasa kasih sayang bersama-sama,” ucap salah satu relawan Tzu Chi dari Jakarta.
Keterangan :
Selain itu, tanggapan positif pun muncul mengenai agenda rutin bedah buku yang dilakukan oleh Tzu Chi Bandung. Adanya kegiatan bedah buku ini para insan Tzu Chi Bandung akan terus mengasah batin untuk mencapai kesempurnaan sifat welas asihnya, juga merubah sikap menjadi pribadi yang sabar, mengerti, dan rendah hati dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. "Bagus sekali ya... jadi saya merasa Tzu Chi Bandung begitu bersemangat, dari tadi yang saya lihat dari kilas baliknya yang menurut tim mengadakan bedah buku terus. Kemudian orang-orangnya yang terus bertambah, selain bukan cuman orang-orang yang bertambah tapi keliatan sekali bahwa kebijaksanaan terus bertambah dalam bedah buku atau kelompok belajar ini. Kita semua mempelajari Dharma Master Cheng Yen. Jadi disini kita belajar pelan-pelan terus untuk meningkatkan kebijaksanaan kita, mengikis kekotoran-kekotoran batin kita. Ya membuang kebiasaan-kebiasaan buruk kita itu bisa di dapat dari kegiatan dari belajar bersama dalam acara bedah buku,” ujar Lo Hok Lai, relawan Tzu Chi asal Jakarta. Ia pun menambahkan, "Harapan kedepan tentunya akan semakin banyak lagi anak-anak muda ataupun juga relawan-relawan Tzu Chi Bandung yang mau ikut berperan serta di dalam acara bedah buku ini supaya mereka semua bisa terus meningkatkan kebijaksanaan karena di dalam Tzu Chi kita bukan cuman hanya bekerja memberikan berbuat baik, membangun karma-karma baik tapi juga kita harus membangun kebijaksanaan kita yang bisa ditingkatkan dari salah satunya dengan cara belajar bersama di acara bedah buku,” lengkapnya. Hal ini pun sependapat dengan apa yang diutarakan oleh relawan Tzu Chi Bandung yaitu Harun Lam, menurutnya kegiatan bedah buku ini merupakan langkah yang positif dimana para relawan Tzu Chi maupun masyarakat umum yang ingin mendalami dunia Tzu Chi dan mencerminkan sikap welas asih untuk kesejahteraan bagi makhluk hidup dimuka bumi ini. "Manfaatnya sangat banyak karena banyak sekali yang seperti anak-anak sekolah kaya Tzu Ching - Tzu Ching itu. Selain dari Tzu Ching dari luar juga kan banyak anak muda, kadang-kadang mereka suka lupa sama orang tua yang di rumah. Sesudah mereka mengikuti bedah buku jadi tahu bagaimana mereka harus berterima kasih kepada orang tua karena bedah buku ini banyak pelajaran atau ilmu yang dapat dipetik. Dan Harapannya saya mengharapkan lebih banyak lagi peserta yang ikut bedah buku ini karena ini sangat luar biasa, sangat bermanfaat juga,” katanya. |
| ||