Mengasah Kemampuan Bersama Kreativitas
Jurnalis : Riana Astuti, Fotografer : WillyWakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) tengah membuka IRO 2014 dengan menekan terompet dan didampingi oleh Bambang Rusli (kanan) selaku ketua panitia
Melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul tidak dapat dilakukan dengan cara mudah, dibutuhkan sebuah inovasi dari proses belajar. Dimulai dengan mengubah kebiasaan belajar yang monoton, saat ini di tiap sekolah menerapkan sistem mandiri untuk siswa-siswinya. Sistem tersebut bertujuan agar siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar. Cara tersebut diharapkan mampu mengembangkan pola pikir anak dan bisa membuat anak peka dalam menerima hal baru.
Mewujudkan harapan tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi mengambil peranan dalam perhelatan Indonesian Robotic Olympiad (IRO). Acara yang diselenggarakan pada 6 September 2014 ini bertempat di Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara. Perlombaan ini dihadari oleh Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, staf jajaran Sekolah Tzu Chi Indonesia, serta orangtua peserta yang mendampingi. Jumlah peserta yang mengikuti lomba sebanyak 300 yang berasal dari Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Bali, Solo, Semarang dan kota‐ kota besar lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Basuki Tjahaja Purnama mengunjungi both peserta sesekali beliau berfoto bersama kontestan
IRO sendiri merupakan sebuah kompetisi Lego robotik tingkat nasional yang diikuti oleh peserta, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, dan umum. Tahun ini merupakan tahun ke-11 IRO diselenggarakan oleh Mikrobotserta melibatkan peserta berbagai daerah di Indonesia. Ajang ini merupakan pintu gerbang untuk bersaing pada tingkat internasional yakni World Robot Olympiad. Tema yang diusung pada kompetisi ini adalah “ Robot and Space” terdapat kategori yang disesuaikan oleh usia seperti, Regular Category mencakup: Elementary School dengan tema Rocket. Junior High School dengan tema Sputnik, dan Senior High School dengan tema Space Station. Kemudian terdapat juga Open Category (Kategori Robot Kreatif), First Lego League (FLL) dengan tema Nature’s Furry, Two Way Bot Category (Kategori Mekanik untuk Anak Sekolah Dasar), dan Robot Soccer (Kategori Perlombaan Sepak Bola Autonomous).
Mengembangkan
Kreativitas
Persaingan antar negara sudah terlihat
dari diutusnya delegasi tiap negara untuk membela tanah airnya masing-masing. Saat
ini persaingan yang ada tidak dapat dibatasi, saling berkompetisi melalui
kreativitas merupakan sebuah upaya cerdas dalam mencetak individu berkualitas.
Sekolah Tzu Chi Indonesia mendukung penuh berlangsungnya acara ini dengan
menjadi penyelenggara. “Saya bersyukur bahwa Sekolah Tzu Chi Indonesia turut
mendukung kompetisi ini. Harapan saya pun agar Sekolah Tzu Chi Indonesia dapat
terus mendukung kegiatan ini. Bila saling mendukung dalam bidang pendidikan akan
menjadi hal baik untuk mengembangkan potensi anak,” tandas Bambang Rusli selaku
Person in Charge IRO 2014.
Peserta lomba IRO 2014 terlihat antusias dan serius ketika masing-masing merakit robotik agar sesuai dengan ketentuan lomba
Setiap tahun kompetisi ini memiliki perkembangan yang signifikan baik dari segi minat peserta yang kian bertambah maupun dari soal yang diberikan. Peserta IRO 2014 ditantang untuk mengadu kreativitas dan keterampilan memprogram lewat tantangan yang diberikan, babak penyeleksian melalui 3 tahap di tiap tahapnya juri mengambil surprise rules yang akan diberikan kepada peserta. Soal-soal di tahun ini pun cukup rumit dibutuhkan berpikir cepat dan kerjasama yang baik dari tim. “Robotik ini adalah kreativitas. Persaingan dunia saat ini didasari oleh kreativitas. Saya mengharapkan bangsa Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Saya optimis sekali dengan kemampuan anak-anak Indonesia, tahun lalu kita tidak kalah dengan luar negeri. Sekolah Tzu Chi Indonesia sudah bukan harapan lagi melainkan sebuah model untuk sekolah. Agar semua sekolah memberikan pendidikan budi pekerti dengan mengajarkan menyayangi orangtua, menghargai alam, di sini pun tidak ada rasisme, primordialisme,” tukas Basuki Tjahaja Purnama yang membuka kegiatan lomba ini.
Belajar Ketangkasan
Mencoba
pengalaman dengan mengikuti kompetisi ini merupakan sebuah pelajaran berharga. Selain
mengasah otak dan daya kreativitas merakit robot juga menguji ketangkasan dari
tiap individu. Sebelumnya peserta melakukan persiapan sejak Februari tahun ini,
tiap daerah mengadakan kompetisi robotik regional. Setelah itu pemenangnya akan
bertanding untuk tingkat nasional. “Kedatangan kami kemari untuk mengikuti
lomba ini, kami berdua berasal dari Papua,” ungkap Mako bersama rekannya Demira.
“Kami saat ini bersekolah di Sekolah Anak Indonesia (SIA), Sentul, Jawa Barat.
Kami di sekolah belajar merakit robot, namun merakit robot tidak ada di dalam
mata pelajaran. Mengikuti lomba ini persiapannya hanya satu minggu,” ujar
Demira. “Semalam kami bongkar pasang robot ini soalnya kami buat awal tidak
sesuai dengan aturan. Alhasil kami desain ulang dan harus berpikir supaya sesuai dengan aturan
namun pada saat kualifikasi pertama sensor robot kami tidak membaca warna,” tambah
Mako. Perlombaan IRO 2014 tingkat nasional ini dapat dijadikan tolak ukur
kemampuan dan minat anak-anak Indonesia dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) serta sebuah momentum untuk memberikan motivasi anak agar
terus berkreativitas tanpa batas.
Mako Peserta dari Sekolah Anak Indonesia menjadi salah satu peserta IRO 2014. Untuk pertama kalinya siswa asal Puncak Jaya mengikuti kompetisi IRO 2014