Mengasah Kepekaan Rasa

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

doc tzu chi

Minggu, 10 Desember 2017, relawan komunitas He Qi Utara mengadakan kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih pertama yang dilakukan di Tzu Chi Center, PIK. Dalam kesempatan itu relawan menjelaskan berbagai materi termasuk tata krama Tzu Chi.

“Selain bekerja secara professional, manajemen mengharapkan staf DAAI TV agar mempunyai sifat kerelawanan. Maka selain skill, kami ingin mengasah kepekaan rasa staf kami sehingga nanti akan tercermin dari hasil karya dan produk DAAI TV,” ucap Elisa Tsai, Dept. Head Humanitarian di DAAI TV, yang membawa semangat kerelawan Tzu Chi ke ranah manajemen DAAI TV melalui pelatihan kerelawan.

Minggu, 10 Desember 2017, 58 staf DAAI TV Indonesia mengikuti kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih pertama yang dilakukan oleh relawan komunitas He Qi Utara 1 di Tzu Chi Center, PIK. “Saya mengapresiasi kesediaan teman-teman dari DAAI TV yang hari ini turun langsung mengikuti pelatihan ini. Semoga ke depannya bisa menambah panjang barisan Bodhisatwa Dunia,” tutur Tan Cun Cun, PIC Pelatihan Relawan Abu Putih.

Sejak DAAI TV Indonesia didirikan, Master Cheng Yen terus mengingatkan kepada setiap insan media Tzu Chi (baik relawan dokumentasi, tim Zhen Shan Mei, dan staf DAAI TV) untuk memegang prinsip dasar dokumentasi di Tzu Chi meliputi: benar, bajik, dan indah. Master juga menuturkan bahwa setiap kebijakan dibuat sebaik-baiknya selalu bertujuan untuk melindungi semua murid-muridnya. Maka tidak salah untuk mengikuti dan memegang teguh segala hal yang baik.

Keistimewaan dalam Bekerja

“Memang bekerja di sini (DAAI TV Indonesia) itu spesial, karena bisa melatih jiwa kerelawanan dan kemanusiaan. Jadi nggak hanya bekerja, kami juga bisa dengan mudah berkegiatan sosial melalui Tzu Chi,” kata Ari Sobri yang telah bergabung di stasiun TV ini sejak 2005 lalu.

Setelah pernah meninggalkan DAAI TV pada 2013 lalu karena sang istri bertugas ke luar negeri, Ari Sobri kembali lagi ke DAAI TV satu setengah tahun kemudian. Ia mengaku berat meninggalkan televisi cinta kasih, tempat ia menempa diri.

doc tzu chi

kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih tersebut diikuti oleh 115 peserta, 50 di antaranya adalah staf DAAI TV Indonesia.

doc tzu chi

Ari Sobri (kanan) berdiskusi dengan Ahad Vidyaloka relawan Tzu Chi sekaligus mentor di kelompoknya. Sejak bergabung menjadi kameramen di DAAI TV tahun 2005 lalu, Ari Sobri secara tidak langsung kerap mengikuti kegiatan kerelawanan Tzu Chi.

“Mungkin memang sudah mempunyai jalinan jodoh yang baik, ditambah istri saya sudah bisa mandiri dan anak saya tidak ingin kembali ke luar negeri karena merasa kurang nyaman. Saya akhirnya yang menjaga anak-anak di sini (Indonesia), dan kembali mengabdi ke DAAI TV,” jelasnya.

Sejak bergabung menjadi staf DAAI TV, Ari Sobri ternyata secara tidak langsung kerap mengikuti kegiatan kerelawanan Tzu Chi. Ia sering ikut Hokcun (relawan Tzu Chi Tangerang) dalam survei ke rumah penerima bantuan, ikut dalam pembagian beras dari Taiwan, kunjungan kasih ke pasien, dan bahkan sudah ikut dalam pelatihan relawan abu putih.

“Ya teman-teman yang lama pasti sudah tahu kalau Sobri itu pakai seragam (relawan) abu putih itu dari dulu. Ada juga dokumentasi-dokumentasi foto zaman dulu dan masih suka diledekin,” akunya tertawa. “Padahal saya pikir ini kan kita bekerja dan kita diasah, dilatih menjadi lebih baik, kenapa nggak. Dan saya sudah berkomitmen, saya ikut,” tegas ayah dua anak ini.

Bagi Ari Sobri, pelatihan ini menjadi penting karena memberi pengetahuan lebih banyak tentang dunia kerelawanan. “Seperti saya ikut kegiatan relawan itu ‘secara tidak langsung’ karena tugas liputan. Ikut pelatihan abu putih, sudah sampai situ saja. Itu karena dulu saya kurang mengerti,” tukasnya.

Dengan kembalinya kesempatan baik ini, ia pun berpesan kepada teman-teman di DAAI TV untuk bisa membuka hati seluas-luasnya setiap kali menerima hal baik. “InsyaAllah otomatis kebaikan itu akan masuk. Apabila sudah ada penolakan dari awal, mungkin akan susah, jadi open minded itu perlu sekali,” paparnya.

doc tzu chi

Para relawan abu putih diajarkan tentang bagaimana cara berjalan, duduk, makan, dan juga tidur yang benar. Hal itu semua merupakan bagian dari budaya humanis Tzu Chi.

doc tzu chi

Budaya humanis yang dipaparkan oleh pemateri pelatihan langsung tercermin pada saat kegiatan makan siang dilakukan usai pelatihan.

Menjawab Rasa Penasaran

Selain 58 staf DAAI TV, pelatihan ini juga diikuti oleh masyarakat umum yang ingin menjadi relawan Tzu Chi. Tan Cun Cun menambahkan jumlah total peserta kali itu mencapai 115 relawan.

“Ini melebihi target awal yang hanya kami perkirakan sebanyak 50 relawan. Gan en untuk semuanya,” imbuh relawan yang sehari-hari aktif sebagai sekertariat He Qi Utara 1 ini.

Bagi Tan Cun Cun, Pelatihan Relawan Abu Putih pertama ini dianggap sebagai pelatihan yang penting dan mendasar bagi setiap relawan. “Maka dari itu kami memberikan materi yang mendasar juga tentang budaya humanis Tzu Chi yang telah menjadi identitas Tzu Chi, mulai dari seragam, cara makan yang baik, cara berjalan, cara tidur, juga jenjang kerelawanan,” jelasnya.

Bukan hanya menanamkan nilai-nilai budaya humanis, kegiatan Pelatihan Relawan Abu Putih ini ternyata juga menjawab rasa penasaran dari Dhimas Kaliwattu, reporter DAAI TV. Ia mengungkapkan bahwa setiap harinya, ia sebagai reporter yang harus meliput berbagai kegiatan termasuk kegiatan kerelawanan Tzu Chi merasa tertarik ketika melihat wajah relawan sangat berseri ketika berkegiatan. “Kira-kira apa yang mereka rasakan?” ucapnya.

Pertanyaanya itu seakan terjawab ketika ia ikut dalam Pelatihan Relawan Abu Putih. “Rasanya memang berbeda,” katanya. “Ketika bertugas sebagai jurnalis, kami menitikberatkan bagimana membuat berita yang benar, bajik, indah. Tapi kalau ikut dalam pelatihan ini, kami diberikan pemahaman lagi tentang apa sih yang sebenarnya ada di lapangan. Hal-hal yang lebih mendalam lagi,” ulas Dhimas.

Meliput kegiatan-kegiatan Tzu Chi dan ikut dalam pelatihan ini membuat Dhimas ingin belajar lebih banyak dari relawan-relawan Tzu yang menginspirasi. “Sebagai jurnalis yang humanis, kami tidak hanya harus profesional namun juga terus peka terhadap lingkungan. Apalagi sebagai staf DAAI TV yang melekat dengan Tzu Chi, organisasi ini besar namun fleksibel dan universal,” tambahnya.

Menutup kegiatan tersebut, Elisa berpesan kepada staf DAAI TV bahwa, “Kalau kita lebih banyak bergabung dengan kegiatan kerelawanan sebenarnya pekerjaan kita akan semakin ringan. Artinya kita sudah punya pola pikir yang sama, input dan output akan seimbang. Kita juga akan bekerja secara hati, bukan dipaksa dan dituntut. Dengan bekerja dengan hati, saya rasa pekerjaan yang sulit akan bisa diselesaikan bersama,” pungkas Elisa.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Jangan Lupakan Tahun Itu

Jangan Lupakan Tahun Itu

11 Maret 2020

Tzu Chi Medan kembali mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih pertama di tahun 2020 pada tanggal 23 Februari 2020. Pelatihan kali ini diikuti oleh 193 relawan. Topik yang diangkat kali ini adalah Mo Wang Na Yi Nian yang artinya Jangan Lupakan Tahun Itu.

Menghargai Berkah

Menghargai Berkah

03 September 2020

Di saat pandemi, kegiatan bakti sosial Tzu Chi dibatasi dan mengharuskan para relawan tetap di rumah. Para relawan pun mencari cara untuk tetap bisa belajar Dharma dan mengikuti Xun Fa Xiang secara online. Begitu juga dengan pelatihan relawan.  Seperti pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 di He Qi Utara 1 yang digelar pada 23 Agustus 2020, Pelatihan bertema Menghargai Berkah ini diikuti 102 relawan. 

Menyadari, Menghargai, dan Menciptakan Berkah

Menyadari, Menghargai, dan Menciptakan Berkah

10 Mei 2019

Minggu, 5 Mei 2019, di ruang Xi She Ting lantai 1 Tzu Chi Center, PIK berlangsung Pelatihan relawan Abu Putih ke-2 komunitas He Qi Utara 2. Pelatihan dihadiri sebanyak 178 peserta. Di sesi talkshow kali ini dikupas habis tema tentang Misi Amal.

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -