Mengawali Bedah Rumah Tahap ke-3 di Kamal Muara

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.

Relawan Tzu Chi didampingi oleh staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan perwakilan dari RW 01, Kamal Muara mulai melakukan survei bedah rumah Tzu Chi tahap ketiga di wilayah Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.

Hari itu Eneng (74) sempat bingung dengan kedatangan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia ke rumahnya. Setelah mendapatkan penjelasan oleh pengurus RW 01 Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara yang mendampingi, ia sumringah. Relawan yang datang untuk melakukan survei bedah rumah kemudian melihat-lihat kondisi rumah Eneng yang merupakan warisan dari orang tuanya dahulu.

Di tengah padatnya pemukiman di Kamal Muara, rumah Eneng yang berada di RT 10/01 ini masih terogolong mudah untuk dicari. Hanya saja rumah tempat kelahirannya ini lantainya sangat rendah, kira-kira setengah meter di bawah jalan dan rumah-rumah di sekelilingnya. Untuk masuk rumah, para relawan juga harus membungkukkan badan. Hal ini pula yang membuat badan Eneng menjadi bungkuk saat ini.

“Dulu tinggi, abis di urug (ditimbun tanah) kanan kiri, jadi begini terus pendek. Susah, jalannya nunduk, makanya ini jadi bongkok,” kata Eneng.

Eneng (74) didampingi cucunya membungkuk melewati satu-satunya akses untuk menuju ke rumahnya yang kondisinya lebih rendah dari jalan.

Koordinator bedah rumah di Kamal Muara, Teksan Luis langsung melihat kondisi atap saat masuk ke dalam rumah Eneng.

Karena lantainya rendah, kondisi di dalamnya pun selalu tergenang air. Biasanya dengan bantuan anaknya, air di dalam rumah disedot menggunakan pompa air supaya kering, tapi ini juga tak berlangsung lama. Selang beberapa hari, air kembali menggenang di dalam rumah. Eneng pun sering terpeleset karena genangan air tersebut.

“Basah terus, banjir. Paling parah selutut banjirnya, airnya dipompa baru kering. Ya sering kepeleset,” ungkap Eneng menceritakan kondisnya.


Di rumah ini dulu Eneng tinggal bersama suami dan 13 orang anaknya. Beberapa anaknya sudah meninggal dunia, kini hanya tersisa 5 orang dan ada yang tinggal di wilayah lain. Suami Eneng yang tadinya bekerja sebagai nelayan juga sudah meninggal 3 tahun yang lalu karena sakit. Rumah yang ia huni pun hingga saat ini belum pernah direnovasi dalam skala besar, hanya sedikit-sedikit. Rumah tersebut kini Eneng tinggali bersama 2 orang cucu dan salah satu anaknya.

Staff Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan pertanyaan kepada Eneng dan mengisi form survei untuk calon penerima bantuan bedah rumah.

Kondisi lainnya adalah rusaknya atap. Tepat di bagian atas, di tengah-tengah rumah Eneng, atapnya berlubang karena gentengnya bergeser akibat kayu penahannya mulai lapuk dimakan usia. Jika hujan, air pun langsung masuk ke dalam rumah.

“Sedih pas hujan angin, nangis kebocoran. Apalagi kalau malem orang-orang pada enak tidur, kita mah melek takut rubuh rumahnya. Suka minta tolong ke anak, trus dituntun ke rumahnya,” cerita Eneng.

Kehadiran relawan Tzu Chi hari itu membuat Eneng bersukacita. Ada secercah harapan untuk bisa memperbaiki rumahnya yang kondisinya saat ini sudah tidak layak huni. “Alhamdulillah, seneng atuh, girang begitu,” ungkap Eneng.

Mewujudkan Hunian yang Nyaman

Dalam kegiatan survei bedah rumah Tzu Chi tahap ketiga di Kamal Muara, sebanyak 7 rumah disurvei untuk mengetahui langsung kondisinya.

“Yang memperihatinkan adalah kondisi rumah ibu Eneng, karena genteng saja sudah terbuka, kalau hujan air pasti masuk,” ungkap Teksan Luis saat melakukan survei bedah rumah tahap ke-3 yang dilaksanakan Tzu Chi Indonesia di Kamal Muara. Kegiatan yang dilakukan pada Jumat, 18 Maret 2022 ini dimulai dengan melakukan survei ke 7 rumah yang tidak layak huni di wilayah RW 01, Kamal Muara.


Kegiatan dilakukan oleh dua orang relawan Tzu Chi dengan didampingi oleh staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan perwakilan dari RW 01, Kamal Muara. Satu persatu rumah yang tidak layak huni yang sebelumnya telah diajukan oleh pihak RW 01 kemudian disurvei oleh relawan dengan wawancara pemilik rumah, melihat kondisi rumah, dan mengukur luas rumah.

Rencananya, setelah hasil survei dirapatkan dan disetujui, akan dilakukan survei lanjutan ke rumah yang sudah disetujui. Setelah itu juga akan dilakukan penandatanganan surat perjanjian bedah rumah.

Selain survei, juga dilakukan pengukuran luas tanah dan kondisi bangunan sebagai data untuk laporan pengajuan bantuan bedah rumah Tzu Chi tahap ketiga di Kamal Muara.

“Tujuannya untuk mengangkat taraf hidup masyarakat di daerah ini. Jadi semoga jika nantinya rumahnya sudah dibedah, anggota keluarga terutama yang bekerja bisa lebih tenang karena keluarga yang di rumah sudah aman dari panas dan hujan,” tambah Teksan yang menjadi koordinator bedah rumah di Kamal Muara tersebut.

Sebelumnya, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga telah selesai melakukan bedah rumah tahap pertama yang berjumlah 10 rumah di Kamal Muara. Untuk tahap kedua, saat ini sebanyak 5 rumah dalam proses penyelesaian bedah rumah. Dan disusul bedah rumah tahap ketiga yang diawali dengan proses survei awal ke rumah-rumah calon penerima bantuan bedah rumah Tzu Chi.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Rayakan Lebaran di Rumah yang Baru, Dobel Bahagianya

Rayakan Lebaran di Rumah yang Baru, Dobel Bahagianya

05 April 2024

Lebaran tahun ini bakal menjadi Lebaran yang sangat berkesan bagi keluarga Ibu Nining, keluarga Pak Dede, dan keluarga Nenek Icoh. Peresmian dan penyerahan kunci ketiga rumah tersebut digelar pada Kamis 4 April 2024.

Bebenah Rumah Kamal Muara Tahap 2: Rumah Baru untuk Berlebaran

Bebenah Rumah Kamal Muara Tahap 2: Rumah Baru untuk Berlebaran

19 April 2022

Apabila Hari Raya Idul Fitri identik dengan baju dan sepatu baru, lima warga Kamal Muara mempunyai berkah dan rezeki yang berlimpah dalam menyambut lebaran di tahun 2022 ini, mereka menerima rumah baru.

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

Membangun Harapan di Rumah yang Lebih Baik

18 November 2019

Sulusia (36) dan Hendra (26) adalah dua diantara keluarga penerima bantuan Bedah Rumah Tzu Chi di Kamal Muara, Jakarta Utara. Perubahan hidup dirasakan keduanya setelah rumahnya dibangun kembali oleh Tzu Chi. Rasa khawatir, cemas, dan takut akan rumah roboh dan banjir kini sudah tak lagi mengganggu hari-hari mereka. Yang ada justru semangat dan harapan untuk meraih hidup lebih baik lagi.

Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -