Mengawali Tahun Ajaran Baru di Tzu Chi Center

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
Kepala SMA Ehipassiko School Roch Aksiadi S.Ag., S.T memberikan sambutan dalam masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) yang dilakukan di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk.

Menyambut tahun ajaran 2016/2017, Ehipassiko School BSD City mengadakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kepada siswa-siswi SMA-nya di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Kegiatan singkat tersebut diharapkan bisa menjadi arah bagi para siswa dalam mengembangkan diri di lingkungan sekolah nantinya.

MPLS merupakan konsep baru dari masa orientasi siswa. Hal ini dilakukan setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan secara resmi menggantikan masa orientasi siswa (MOS) dengan konsep pengenalan lingkungan sekolah yang diterbitkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru. Apabila MOS lebih dianggap sebagai ajang pelonco dan bullying, maka MPLS yang sesuai dengan namanya merupakan satu wadah pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa yang pastinya diisi dengan berbagai kegiatan positif.

Sebanyak 72 siswa dan guru Ehipassiko School diperkenalkan dengan berbagai macam kegiatan Tzu Chi yang masuk dalam misi Amal, Kesehatan, Pendidikan, dan Budaya Humanis, termasuk berkunjung ke studio DAAI TV.

Dengan memegang peraturan tersebut, maka pihak sekolah memikirkan berbagai hal positif yang bisa mereka perkenalkan kepada siswa. Pilihan itu ternyata tidak hanya hadir di sekolah, namun di berbagai tempat lain, seperti yang Ehipassiko School lakukan. Pihak sekolah memilih Yayasan Buddha Tzu Chi sebagai tempat pelaksanaan MPLS hari pertamanya.

Kepala SMA Ehipassiko School Roch Aksiadi S.Ag., S.T menuturkan bahwa pihak sekolah ingin memperkenalkan siswa/siswi mereka dengan berbagai hal positif di Tzu Chi. “Kami ingin memperdalam pelajaran budi pekerti dan aksi pelestarian lingkungan dari para siswa,” ucap Adi. “Kami nanti juga ingin mengadaptasi hal-hal positif ini dan kami terapkan di sekolah,” imbuhnya.

Siswa berkeliling ke studio DAAI TV. Di sana mereka diperkenalkan dengan dunia broadcast dan peliputan.

Dalam MPLS ini, siswa diajak untuk berkeliling di Aula Jing Si, mereka pun diperkenalkan dengan berbagai macam kegiatan Tzu Chi yang masuk dalam misi Amal, Kesehatan, Pendidikan, dan Budaya Humanis, termasuk berkunjung ke studio DAAI TV. Sebanyak 72 anak tampak antusias walaupun beberapa dari mereka pernah melakukan kunjungan pribadi ke Aula Jing Si.

Salah satu siswi yang tampak antusias adalah Hanni Thenadiputto, XI-IPA. Ia mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke Tzu Chi bersama orang tuanya, namun ia menambahkan bahwa masih terbersit rasa penasaran setiap kali menginjakkan kaki di gedung berlantai 8 ini. “Saya penasaran dan berharap bisa belajar budi pekerti di sini,” tuturnya.

Relawan menjelaskan tentang aksi pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh Tzu Chi di Jing Li Living.

Siswi berusia 16 tahun tersebut merasa senang karena MOS yang kini sudah berganti konsep menjadi MPLS bisa diisi dengan hal positif, termasuk bisa berkunjung ke Tzu Chi Center. Sebelumnya, ia pun pernah mempunyai pengalaman MOS yang kurang berkenan. “Dulu pernah sih diminta pakai topi dari bola plastik yang dilapisi kertas minyak. Memang ngerjainnya nggak seberapa, tapi rasanya aneh dan nggak bermanfaat,” ucapnya.

Ia merasa bahwa MPLS yang ia ikuti kali ini berbeda dan terasa banyak manfaat. “Melalui MPLS di Tzu Chi ini kami dikenalkan dengan dunia kerelawanan, sosial, membantu orang, ada dunia broadcast juga. Kami juga diajarkan untuk saling menghormati karena manusia itu sama. Perbedaan memang ada, tapi tidak untuk membeda-bedakan,” tutur Hanni.

Hanni Thenadiputto (batik ungu) merasa bahwa MPLS yang ia ikuti kali ini berbeda dan terasa banyak manfaat.

Roch Aksiadi pun senang karena sambutan siswa dan relawan Tzu Chi sama-sama positif. Kedepannya ia mengharap bimbingan dari Tzu Chi untuk dapat mewujudkan apa yang ingin ia capai yaitu pendalaman pendidikan budi pekerti serta aksi pelestarian lingkungan.

    Artikel Terkait

    A Happy Family Day

    A Happy Family Day

    17 Desember 2014 Bagi Canny, keberadaan keluarga sangat penting artinya. Kadang-kadang bila teman ajak keluar, Canny akan berpikir dulu apakah penting, kalau tidak begitu penting maka ia akan memilih menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya saja. Dan ia sangat suka menjalani kebersamaan itu.
    Menjadi Media yang Mencerahkan

    Menjadi Media yang Mencerahkan

    22 Agustus 2016

    Minggu, 14 Agustus 2016, DAAI TV Medan  menyelenggarakan Konser Amal DAAI Night 2016 bertajuk “Ketulusan dan Cinta Kasih” di Regale International Convention Center, Jl. H. Adam Malik, Medan.

    Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah 2019

    Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah 2019

    09 September 2019 Menyambut Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun 2019, insan Tzu Chi Indonesia menggelar berbagai kegiatan seperti bazar vegetarian, sosialisasi vegetarian, berdoa bersama, dan berbakti kepada orang tua.
    Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
    - Kata Perenungan Master Cheng Yen -