Mengawali Tahun Ajaran Baru

Jurnalis : Liliana, Meiliana (Tzu Chi PekanBaru), Fotografer : Hoon Tai Peng (Tzu Chi PekanBaru)
 
 

foto
Melafalkan shou yu (isyarat tangan-red) dari masing-masing kelas, merupakan hal yang wajib menjadi dui fu.

Setiap tahunnya, sebelum memulai tahun ajaran baru kelas budi pekerti, tim pendidikan Tzu Chi Pekanbaru selalu mengadakan pertemuan untuk menjalin keakraban dengan para Dui fu (mentor-red) dan para orang tua murid. Bertepatan dengan hari ini, Minggu tanggal 16 Juni 2013, kegiatan ini kembali diadakan di rumah Tzu Chi, dan acaranya pun dibagi menjadi 2 sesi, yaitu gathering Dui fu dan gathering denagan orang tua.

 

Sesi pertama (Gathering Dui fu) dimulai sekitar jam 10 pagi. Pada kesempatan ini, telah hadir sekitar 50 orang Dui fu dari tiga jenjang kelas budi pekerti antara lain kelas Xiao Thai Yang( kelas budi pekerti untuk anak 5 – 8 tahun), Er Dong Jing Jin Ban (untuk anak 9 tahun ke atas)  dan Tzu Shao Ban. Bahan-bahan standar yang pernah disampaikan, diulas kembali. Seperti visi dan misi pendidikan kelas budi pekerti, materi yang disajikan di dalam kelas, tata tertib peserta kelas budi pekerti, budaya humanis Tzu Chi dan juga tugas serta kewajiban seorang Dui fu.

“Ketika kita menjadi Dui fu dan di saat pembelajaran kelas budi pekerti, kita hendaknya mengingatkan anak-anak untuk mencatat. Dui fu pun harus mencatat juga, tetapi sambil memperhatikan anak-anak. Nah, misalnya ketika mendengarkan ceramah Master Cheng Yen. Anak-anak hanya melakukan satu fungsi. Yaitu mencatat sambil mendengarkan ceramah Master. Sedangkan Dui fu, bisa melakukan fungsi lebih. Yaitu, mencatat sambil mendengarkan ceramah Master, dan memperhatikan anak-anak kita. Ini memberikan point lebih bagi kita sendiri. Jika kita mempunyai point lebih, maka anak-anak pun dapat mencontoh kita”. Inilah tips yang diberikan oleh Tishe shijie kepada Dui fu untuk memberikan sedikit motivasi bagi Dui fu dalam menjalankan tugasnya di dalam kelas budi pekerti.

foto  foto

Keterangan :

  • Para koordinator dui fu dari masing-masing jenjang kelas budi pekerti, memperkenalkan kepada orang tua, semua dui fu yang akan mendampingi anak-anak selama pembelajaran kelas budi pekerti (kiri).
  • Sesi kedua yaitu gathering antara dui fu dengan orangtua murid kelas budi pekerti. Acara ini dimulai sekitar pukul 2 siang. Hampir semua orang tua dari anak-anak yang terdaftar, hadir di Rumah Tzu Chi. Diawali dengan tayangan Dharma dari Master Cheng Yen (kanan).

Ada yang spesial diantara barisan bodhisatwa pendidikan di tahun ajaran baru ini. Dimana, tim pendidikan melibatkan anak-anak yang telah beberapa tahun ikut kelas budi pekerti untuk membantu shiqu-shibo berperan di dalam misi pendidikan. Ada yang membantu menyiapkan materi, menjadi Dui fu pendamping, membantu mengajarkan shou yu dan peran-peran lainnya. Tahun ini mereka tidak ikut kelas lagi karena ingin memberikan kesempatan kepada teman-teman yang telah berada di waiting list. Yang mendapat berkah menjadi Dui fu, juga turut hadir didalam acara gathering Dui fu hari ini untuk mendengar langsung tugas dan kewajiban yang akan mereka jalankan di kelas budi pekerti yang akan dimulai pada bulan Juli esok. Diantaranya ada Mega Silvia Budaya dan Stefannie. Ketika ditanyakan apakah yang menjadi motivasi mereka untuk bersumbangsih, Mega dan Stefannie dengan tanpa keraguan menjawab “Karena Mega ingin membagikan apa yang telah Mega dapatkan selama 2 tahun ikut kelas budi pekerti kepada yang lainnya”. “Ingin merasakan jerih payah shiqu shibo yang selama ini telah menjaga kami di kelas budi pekerti,” Ungkap Stefannie.

 Indah Permata Sari, adalah seorang pelajar yang mendapatkan bantuan dana pendidikan dari Tzu Chi. Dan tahun ini, menyatakan niat tulus untuk bersumbangsih di dalam misi pendidikan. Ketika sharingnya, Indah mengatakan, “ Ingin memberikan contoh yang baik kepada orang lain”. Tak hanya anak-anak tzu shao dan anak asuh, tim pendidikan juga berhasil menggandeng beberapa orang tua murid yang pernah mengikuti kelas budi pekerti dan juga Tzu Ching untuk bergabung dalam barisan Dui fu.

Untuk lebih menghidupkan suasana, diadakan  games antar Dui fu. Ternyata, antusiasme Dui fu tidak kalah serunya dengan anak-anak ketika memasuki sesi games di dalam kelas budi pekerti. Dimulai dengan tiga orang Dui fu diikat pergelangan kakinya, dan berjalan dari ujung satu ke ujung lainnya. Selanjutnya, dari tiga Dui fu ditambah lagi menjadi lima, sepuluh, dan akhirnya semua Dui fu diikat pergelangan kakinya dan diminta untuk berjalan bersama-sama. Waktu masih beberapa Dui fu, bersama-sama melangkahkan kaki masih terasa tak sulit. Namun setelah bergabung menjadi banyak, mungkin agak sedikit susah untuk menyamakan langkah kaki. Inti sari permainan yang ingin disampaikan kepada Dui fu adalah kekompakan akan mudah terbangun jika masing-masing anggota tim dapat bekerja sama mencapai tujuan yang sama. Semakin besar jumlah anggota dalam kelompok, akan semakin banyak gesekan yang timbul yang dapat mengurangi kekompakan dalam tim. Dengan komitmen bersama mencapai satu tujuan, gesekan/perselisihan yang timbul dapat diminimalisasi dan membentuk tim yang solid. 4 Resep Sup Tzu Chi (Puas diri, bersyukur, berpengertian, dan berlapang dada) adalah kunci sukses membangun tim dan kekompakan dalam mencapai tujuan yang ditargetkan.

foto  foto

Keterangan :

  • Calon dui fu di tahun ajaran baru 2013/2014. Mendengarkan motivasi menjadi dui fu dari Mega Silvia Budaya (Kiri Ujung), Stefannie, dan dui fu lainnya (kiri).
  • Untuk lebih menghidupkan suasana, diadakan games antar dui fu. Ternyata, antusiasme dui fu tidak kalah serunya dengan anak-anak ketika memasuki sesi games di dalam kelas budi pekerti (kanan).

Sesi kedua yaitu gathering antara Dui fu dengan orangtua murid kelas budi pekerti. Acara ini dimulai sekitar pukul 2 siang. Hampir semua orang tua dari anak-anak yang terdaftar, hadir di Rumah Tzu Chi. Diawali dengan tayangan Dharma dari Master Cheng Yen tentang pentingnya pendidikan budi pekerti dalam kehidupan. Selanjutnya memperkenalkan semua Dui fu dan jajaran bodhisatwa yang ikut bersumbangsih dalam kegiatan kelas budi pekerti. Dalam gathering ini juga sekaligus diinfokan jadwal kegiatan kelas budi pekerti masing-masing tingkatan agar para orang tua mendapat informasi yang tepat dan akurat mengenai jadwal kelas budi pekerti.

Arnes shijie, salah satu koordinator Dui fu untuk kelas xiao thai yang berbagi bersama orang tua tentang video “Orang Tua Contoh Teladan” dan video “Children See Children Do”. “Saya ingin berbagi cerita yang barusan terjadi. Malam hari ketika di rumah, setelah selesai berdoa, saya nonton tv sebentar. Anak saya pun juga ikut nonton. Lalu saya bilang, Meme tidur dulu karena besok mau sekolah. Anak saya pun dengan enggannya memasuki kamar. Ketika sudah masuk kamar, sesaat kemudian dia menolehkan kepala keluar pintu dan berkata: Mama juga harus tidur, karena besok mama kan harus bangun pagi untuk nganter meme sekolah. Juga ada kejadian lainnya. Sebelum makan, saya selalu membiasakan anak saya untuk berdoa terlebih dahulu, dan memanggil orang tua atau saudara lainnya yang ada di rumah untuk makan. Nah hari itu, setelah selesai mengerjakan beberapa hal di luar, saya pulang ke rumah. Mungkin karena sudah kecapean ato kelaparan, saya sendiri lupa memanggil yang lain untuk makan. Jadi waktu itu anak saya dengan spontan berkata di samping saya: “Meme.... makan”. Anak saya mengingatkan saya untuk memanggilnya makan sebelum saya makan. Nah, dari cerita ini kita memetik pelajaran bahwa terkadang kita sering mengatakan “ajar anak”. Tapi sebenarnya, kita juga belajar banyak dari anak kita. Orangtua merupakan cetakan bagi anak-anak sekaligus  orangtua juga merupakan guru terbaik bagi anak-anak . Saat orangtua menonton tayangan video “children see, children do” dapat dilihat betapa besarnya dampak yang diberikan oleh orangtua terhadap anak-anak. Jika orangtua memberi contoh yang tidak baik, maka anak-anak akan menirunya dan melakukan hal yang serupa. Namun lewat tayangan video tentang “Orangtua adalah guru terbaik bagi anak”, orangtua bisa lebih berlega hati, karena jika dalam keseharian, orangtua selalu memberi contoh teladan yang baik, maka perilaku anak tidak akan menyimpang”.

Melalui kedua gathering ini, tim pendidikan hendak mengajak orang tua dan juga Dui fu agar dapat membentuk kerjasama yang solid sehingga kita bisa bersama-sama mewujudkan satu impian, menjaga dan mendidik anak-anak agar memiliki pendidikan kehidupan yang bernilai luhur.

  
 

Artikel Terkait

Kearifan Lokal Nusantara yang Luhur dalam Seri Dokumenter Pelindung Alam DAAI TV

Kearifan Lokal Nusantara yang Luhur dalam Seri Dokumenter Pelindung Alam DAAI TV

23 Agustus 2024

Menyambut HUT ke-17 tahun, DAAI TV mengadakan diskusi budaya bertema Mencintai Indonesia. Dalam kesempatan ini juga dilakukan launching program terbaru DAAI TV, serial dokumenter Pelindung Alam.  

Perhatian untuk Warga Sidoarjo

Perhatian untuk Warga Sidoarjo

15 Juli 2020

Sebelumnya, relawan Tzu Chi telah membagikan 200 paket sembako bagi warga Desa Kramat Temenggung, Jawa Timur. Melihat kesulitan yang dihadapi masyarakat di tengah wabah Covid-19, relawan kembali memberikan bantuan yang lebih besar. Kali ini relawan memberikan 1.000 paket sembako kepada warga di Kec. Balongbendo dan Kec. Tarik.

Perayaan 17 Agustus di Sekolah Tzu Chi

Perayaan 17 Agustus di Sekolah Tzu Chi

22 Agustus 2011
Orangtua yang menyaksikan ikut bergembira menyemangati anak-anaknya dengan teriakan “Jiayou, Jiayou” (semangat).  Setelah bermain, anak-anak dibimbing gurunya untuk menuju ke area lomba lainnya, salah satunya Blind-folded krupuk eating competition (lomba makan kerupuk dengan mata tertutup kain).
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -