Mengecilkan Ego Demi Sesama
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rusli Chen, Juliana Lie (Tzu Chi Medan)Di antara masing-masing bagian, terdapat pula relawan yang bertugas untuk memperhatikan kenyamanan dan kebutuhan para peserta donor darah di Medan. |
| ||
Perlengkapan itu sudah disiapkan satu hari sebelumnya. Rusli Shixiong, seorang relawan abu putih, kali ini mendapat tugas sebagai koordinator lapangan. Dengan sepenuh hati ia mengecek setiap pos, mulai dari pos pendaftaran relawan maupun calon donor, pengecekan tensi dan HB, ruang donor serta ruangan istirahat bagi donor. “Kali ini saya memberikan kesempatan kepada relawan abu putih untuk mengkoordinasikan kegiatan ini supaya mereka dapat berkembang dan mendedikasikan diri di Tzu Chi,” ujar Leo, Ketua Xie Li 4 yang dipercayai untuk melaksanakan kegiatan ini. “Meskipun memang Xie Li 4 yang menjadi koordinator, tetapi Tzu Chi adalah satu, sehingga relawan dari Xie Li lain pun dapat bergabung untuk bersumbangsih demi sesama,” tambahnya. Ada satu pos, di mana relawannya tak kalah sibuk, yakni pos konsumsi. Dengan sigap para relawan konsumsi ini mempersiapkan makanan yang akan disantap oleh para calon donor yang mungkin belum sempat makan pagi dan mempersiapkan makanan bagi donor yang sudah mendonorkan darahnya. “Kami akan mempersiapkan mie goreng dulu, mana tau ada (calon donor -red) yang belum sarapan,” ujar Li Sien Shijie koodinator bagian konsumsi. “Lima ratus porsi makanan harus disiapkan, untung banyak relawan yang datang membantu,” tambahnya. Satu persatu calon donor berdatangan dan mendaftarkan diri. Relawan penerima tamu dengan sopan menyapa setiap calon donor tersebut dan memberikan nomor urut serta mengarahkan mereka ke meja pendaftaran. Tanpa terasa hari semakin siang, dan calon donor yang datang semakin banyak. Secara keseluruhan ada sekitar 365 orang yang mendaftarkan diri untuk mendonor, namun hanya 281 yang lolos seleksi. Ada beberapa calon donor yang tidak diizinkan mendonorkan darahnya karena kondisi kesehatan yang tidak mendukung. “Kemarin saya kurang tidur, makanya tekanan darahnya turun. Ya, mungkin ini belum jodohnya saya untuk donor darah. Nga apa-apa, masih ada kesempatan lain,” ujar Toni salah satu calon donor yang kali ini tidak dapat mendonorkan darahnya.
Ket : - Dalam kegiatan kali ini cukup banyak relawan baru yang ikut berpartisipasi. Sebelum acara dimulai, para relawan baru ini diberi briefing dan kemudian dilakukan prosesi pemberian rompi relawan.(kiri) Sewaktu calon donor yang lolos tes kesehatan masuk ke ruangan donor, suasana menjadi berbeda. Ruangannya lebih sejuk dan beraroma harum serta diiringi dengan musik yang lembut. Ditambah dengan kehadiran relawan yang bertugas sebagai Guan Huai atau pemerhati, membuat para calon donor merasa lebih tenang dan tidak gugup. “Donor darah di Tzu Chi memang beda ya. Semuanya ramah-ramah dan yang bagusnya, yah itu, ruangannya, enak banget, nga terasa seperti mau donor darah,” ujar Yenny yang kali ini benar-benar terkesan dengan pelayanan dan suasana donor darah di Tzu Chi Medan. Memasuki tengah hari, pendaftaran pun ditutup. Dan pada pukul 13.30 WIB, selesailah semua proses kegiatan donor darah. Semua relawan bersatu merapikan dan mengembalikan semua ruangan seperti sediakalanya. “Badan terasa capek tetapi hati bahagia,” ujar Sukesih relawan baru yang ikut bergabung dalam kegiatan ini.
Ket : - Dokter Leo dari TIMA juga melibatkan diri mengecek apa kondisi tubuh calon donor memenuhi syarat untuk menyumbangkan dari mereka. (kiri) Setelah semuanya selesai dirapikan dan dibersihkan, semua relawan kembali berkumpul dan melakukan sharing tentang kesan-kesan selama berkegiatan dan masukan-masukan yang bisa diberikan agar di kegiatan yang sama dapat lebih baik lagi. Beby Shijie menceritakan bagaimana ia menenangkan salah satu calon donor yang menangis karena tidak berhasil melewati tes kesehatan. “Saya hibur dia dan saya katakan, saya sendiri seumur hidup ini tidak dapat mendonorkan darah karena saya ada diabetes, tetapi saya masih bisa tetap bersumbangsih dengan menjadi relawan,” tambahnya. Beby Shijie terus menenangkan calon donor tersebut dan menyampaikannya agar mencobanya sekali lagi. Alhasil calon donor tersebut berhasil lolos tes kesehatan dan dapat mendonorkan darahnya. Sebenarnya di setiap kegiatan Tzu Chi, semua orang dapat bersumbangsih. Sembari bersumbangsih, kita pun belajar banyak, tentang bagaimana saling menghormati, saling menghargai, dan memupuk kasih sayang kepada sesama. Seperti yang dikatakan Freddy Shixiong yang baru bergabung dengan Tzu Chi, “Biasanya orang lain yang membungkukkan badannya ke saya, tetapi hari ini, saya yang membungkukkan badan saya kepada orang lain.” Di dalam Tzu Chi kita dapat belajar bagaimana mengecilkan ego kita dan bersumbangsih demi sesama. | |||