Mengembalikan Kenyamanan dan Kehangatan Rumah Ama Hiok
Jurnalis : Paulina (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Beverly Clara (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Rumah merupakan tempat seseorang berteduh, dengan rumah yang aman dan nyaman serta layak untuk ditempati, kita dapat hidup damai dan tenang tanpa ada rasa kekhawatiran. Karena itu, ketika melihat kondisi rumah Lau Sian Hiok (78) yang sangat memprihatinkan, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tergerak untuk membantunya. Relawan Tzu Chi membantu dengan membangun kembali rumah Lau Sian Hiok, atau yang akrab dipanggil Ama Hiok oleh para relawan.
Sudah 50 tahun lebih Ama Hiok tinggal di rumahnya. Kondisi rumah yang dikelilingi oleh perpohonan dan jalan tanah kuning ini terlihat sangat memprihatinkan. Kondisinya sudah tidak layak untuk dihuni. Seng atap rumah sudah berkarat, berlubang, dan ditambal ala kadarnya dengan daun rumbia. Sisi-sisi rumah juga ada beberapa tempat yang ditutupinya dengan menggunakan seng bekas. Tak heran ketika hujan tiba maka genangan air dengan mudah masuk ke dalam rumah. Udara di dalam rumah juga sangat tidak sehat karena kondisi rumah yang berantakan dan barang-barang yang bertumpukan.
Kondisi ini membuat prihatin salah seorang teman anak Ama Hiok, yang kemudian menyarankannya untuk mengajukan permohonan bantuan ke Tzu Chi. Para relawan kemudian langsung melakukan survei ke tempat Ama Hiok di Kampung Baru, Tanjung Balai Karimun. Setelah mengetahui kondisi rumah Ama Hiok, relawan Tzu Chi memutuskan untuk membantunya dengan membangun rumah baru di sebelah rumah lamanya.
Setelah memenuhi semua persyaratan, membuat surat-surat izin dan bekerja sama dengan RT, kelurahan, dan kecamatan setempat, proses pembangunan rumah pun dimulai pada Selasa, 18 September 2018. Waktu pengerjaan diperkirakan sekitar 1 bulan. Pada Kamis, 1 November 2018, rumah Ama Hiok sudah selesai dibangun, hanya tinggal proses pengecatan rumah yang masih berlanjut.
Minggu, 9 Desember 2018, sebanyak 21 relawan datang untuk membantu Ama Hiok membersihkan rumahnya yang sudah siap untuk ditempati. Sekitar pukul 09.00 WIB, relawan bersama-sama menuju ke rumah Ama Hiok. Sesampainya di sana, sebelum masuk mereka berdoa bersama terlebih dahulu, kemudian langsung bergegas mempersiapkan alat kebersihan dan berbagi tugas untuk membersihkan setiap bagian rumah baru ama Hiok. Melihat kedatangan dan antusias para relawan membuat Ama Hiok merasa sangat bahagia.
Panas terik matahari
pada saat itu tidak menyurutkan semangat relawan untuk membersihkan rumah Ama Hiok. Ketika
itu, listrik rumah tersebut juga sedang padam dan air yang tersedia tidak cukup
untuk membersihkan seluruh bagian rumah sehingga relawan harus menimba air
dari sumur yang cukup jauh.
Ema, seorang relawan yang ikut menyurvei rumah Ama Hiok sebelumnya merasa sangat gembira setelah mengetahui perkembangan pembangunan rumah ama. Begitu pula ketika ia melihat antusias relawan dalam membersihkan rumah tersebut.
“Relawan yang ikut mulai dari murid-murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi dan relawan lainnya. Mereka sangat luar biasa semangatnya. Padahal hari Minggu merupakan hari libur untuk bersantai-santai, tapi (mereka) mau ikut bersih-bersih,” ungkap Ema.
Ema kemudian menceritakan awal mula jalinan jodoh relawan Tzu Chi dengan Ama Hiok. “Awalnya ada orang yang memberitahu bahwa ada satu Ama yang tempat tinggalnya cukup memprihatinkan. Kondisi bangunannya juga sudah sangat mengkhawatirkan. Kami (relawan) bertanya kepada Ama apakah mau rumahnya dibedah, dan Ama pun setuju. Ia sangat senang jika yayasan mau membantunya. Karena itulah relawan kemudian memutuskan untuk membantu Ama Hiok,” lanjut Ema.
Ama Hiok sungguh senang dan sangat berterima kasih kepada Tzu Chi karena telah membantunya membangun rumah baru. “Saya tinggal di sini sudah sangat lama, sekitar 50 tahun lebih. Sebelumnya tinggal bersama suami dan anak, tetapi suami saya sudah meninggal puluhan tahun yang lalu, dan anak saya sudah menikah dan tinggal bersama dengan suaminya. Jadi saya sekarang tinggal sendiri,” tuturnya.
Li Hua (50), anak dari Ama Hiok, juga ikut terharu dan sangat berterima kasih kepada relawan karena telah membantu Mamanya. “Padahal relawan sebelumnya tidak mengenal kami, tetapi mau membantu Mama saya,” ungkap Liu Hua, “sebelumnya saya sudah mengajak Mama untuk tinggal bersama saya, tetapi beliau tidak mau dan tetap mau tinggal di rumahnya sendiri. Saya setiap hari hanya bisa menjenguk dan mengantarkan makanan untuknya.”
Kini Ama Hiok tidak lagi harus mengkhawatirkan kondisi rumahnya. Begitu pula dengan anak dan keluarga lainnya. Hembusan angin dingin dan curahan air hujan tak lagi menakutkan bagi dirinya. Relawan Tzu Chi tidak hanya membangunkan sebuah rumah baru untuknya, tetapi menenteramkan batin Oma Hiok dalam menjalani hari-hari di usia senjanya.
Artikel Terkait
Siswa-siswi Tzu Chi School Bantu Program Bedah Rumah Di Kamal Muara
05 Maret 2024Relawan Tzu Chi bersama guru dan siswa-siswi Tzu Chi School mengunjungi program bedah rumah di Kamal Muara, Penjaringan Jakarta Utara. Mereka juga ikut membantu mengecat rumah.
Memberi Asa Warga Kamal Muara
19 Juni 2019Relawan Tzu Chi bersama pihak Pemkot Jakarta Utara (Kecamatan Penjaringan) menghadirkan 10 keluarga penerima bantuan bedah rumah ini untuk menandatangani kesepakatan pembangunan rumah pada Selasa, 18 Juni 2019 di Kantor Lurah Kamal Muara, Jakarta Utara.
Rumah Baru Nenek Aisyah
19 November 2019Aisyah tinggal di rumah yang kurang layak huni. Program bedah rumah bagi Aisyah, warga Tipar Cakung, Jakarta Timur dimulai pada tanggal 23 September 2019. Kurang lebih 3 bulan kemudian (6/11/2019), para relawan berkumpul di rumah Aisyah untuk secara resmi menyerahkan kunci rumah baru bagi Aisyah sekeluarga.