Tim Medis Tzu Chi dengan teliti meneteskan obat mata untuk pasien katarak sebelum menjalani operasi.
“Tetesan air dapat membentuk sungai, kumpulan butiran beras bisa memenuhi lumbung. Jangan meremehkan hati nurani sendiri, lakukanlah perbuatan baik meskipun kecil.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Sejalan dengan lima tekad Tzu Chi Sinar Mas dalam membebaskan masyarakat dari katarak, hernia, dan bibir sumbing, Xie Li Kalimantan Timur 1 terus berupaya membantu masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu. Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Balitbangkes tahun 2022, angka kebutaan di Indonesia mencapai 3 persen, dengan katarak sebagai penyebab tertinggi, yaitu 81 persen. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kasus kebutaan tertinggi di Asia Tenggara.
Melihat situasi tersebut, sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, Tzu Chi Sinar Mas bekerja sama dengan PT Berau Coal, Dinas Kesehatan Berau, Kodim 09/02 Berau, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Rivai Berau, Rumah Sehat Baznas Berau, dan Perdami Cabang Kaltim-Kaltara mengadakan bakti sosial operasi katarak pada 25 Januari 2025 di Rumah Sehat Baznas Berau.
Suasana operasi katarak yang berlangsung di lantai 1 Rumah Sehat Baznas Berau. Ada 120 orang pasien yang mendapatkan pengobatan dalam baksos kesehatan ini.
Seorang pasien mengungkapkan rasa syukur dan harunya atas bantuan operasi yang telah ia terima.
Sebelum operasi dilakukan, tahap screening kesehatan digelar pada Sabtu (18/1/25) di Ballroom SM Tower, Tanjung Redeb. Kegiatan ini tidak hanya diikuti peserta dari Kabupaten Berau, tetapi juga dari Kutai Timur dan Kalimantan Utara. Dari total 265 peserta yang mendaftar, sebanyak 120 orang berhasil lolos tahap screening.
Xie Li Kalimantan Timur 1 sendiri mengirimkan 10 pasien untuk screening, namun hanya empat orang yang memenuhi syarat untuk menjalani operasi katarak. Salah satunya adalah Pairah (70), warga Desa Sri Pantun. “Alhamdulillah, akhirnya emak bisa melihat dengan jelas lagi. Selama ini sulit melihat, pandangan kabur, bahkan harus dibantu anak supaya bisa melihat dengan lebih baik,” ungkap Tutut (44), anak Pairah yang setia mendampingi ibunya selama proses screening. Tutut bercerita bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ibunya kesulitan beraktivitas akibat gangguan penglihatan. “Kadang emak harus dituntun karena tidak bisa melihat dengan jelas, meskipun jaraknya dekat. Alhamdulillah, Tzu Chi Sinar Mas memberikan operasi katarak gratis untuk emak, jadi sekarang emak bisa lebih mandiri,” ujarnya penuh syukur.
Dalam kegiatan ini, Xie Li Kalimantan Timur 1 mengirimkan enam relawan dan empat tenaga medis untuk memastikan kelancaran acara. Perjalanan menuju Kabupaten Berau ditempuh selama delapan jam melewati jalur yang berkelok-kelok dari Kutai Timur, Muara Wahau. Meski cukup melelahkan, semangat relawan dan tim medis tak surut sedikit pun. Ini merupakan bakti sosial operasi katarak kedua yang diikuti oleh relawan Xie Li Kalimantan Timur 1, setelah sebelumnya berpartisipasi dalam kegiatan serupa pada tahun 2023.
Relawan dengan sabar membantu pasien mengecek penglihatannya pascaoperasi.
Kebahagiaan terpancar dari wajah Noni Syahdini dan M. Ridlo Zulhan S saat melihat para pasien yang telah berhasil menjalani operasi katarak. Salah satunya adalah Nenek Pairah.
Selain relawan dari Xie Li Kalimantan Timur 1, kegiatan ini juga didukung oleh relawan dari Xie Li Kalimantan Timur 2 Rantau Panjang dan Xie Li Kalimantan Timur 2 Jak Luay. Meski harus menempuh perjalanan jauh, keberhasilan membantu pasien mendapatkan penglihatan yang lebih baik menjadi kebahagiaan tersendiri bagi para relawan. “Bukan hanya pasien dan keluarganya yang bahagia atas keberhasilan operasi ini, kami sebagai relawan juga merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Bahkan, beberapa pasien sampai menitikkan air mata karena terharu. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut di masa depan,” ujar Muhammad Ridlo, salah satu relawan yang terlibat.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari. Setelah operasi selesai, pasien juga menjalani pemeriksaan kontrol pascaoperasi. Langkah ini penting untuk memastikan hasil operasi berjalan dengan baik serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai perawatan mata pascaoperasi hingga luka benar-benar sembuh.
Bakti sosial ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas sektor mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan semangat gotong royong, kegiatan ini berhasil menghadirkan harapan baru bagi mereka yang selama ini kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan.
Editor: Hadi Pranoto