Mengembalikan Rumah Nyaman Kho Seng Huat (Bag. 2)

Jurnalis : Rafki, Calvin (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Calvin, Rafki, Mie Li (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

doc tzu chi

Kondisi bagian belakang rumah Kho Seng Huat yang dijadikan sebagai gudang, tempat air dan jemuran baju, dan lain-lain. Relawan pun bergegas melanjutkan pembersihan rumah ini pada 20 Oktober 2017.

Lingkungan sehat mempunyai arti lingkungan yang jauh dari kondisi yang menimbulkan penyakit. Lingkungan yang bersih akan menunjang terwujudnya hidup sehat. Jika setiap orang membiasakan hidup sehat, maka akan memberikan kesan yang baik bagi diri sendiri. Tetapi sebaliknya, jika membiasakan hidup kotor, hal ini akan mempengaruhi fisik dan mental.

Pada Sabtu pagi, 21 Oktober 2017, sebanyak 13 relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun berkumpul di kediaman Kho Seng Huat. Agenda hari itu yakni melanjutkan bersih-bersih di rumahnya. Jika seminggu yang lalu para relawan telah membersihkan bagian ruang utama rumah, kali ini relawan akan membersihkan bagian kamar tidur, kamar mandi, dapur, gudang, dan selokan yang terdapat di bagian belakang rumah. Dalam proses pembersihan rumah ini, tidak sedikit bagian-bagian tertentu yang mengalami kerusakan cukup parah. Para relawan pun kewalahan untuk membersihkannya. Meski begitu mereka tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya.

Sama seperti sebelumnya, pemandangan di bagian dalam rumah milik Kho Seng Huat ini terlihat sangat berantakan. Mulai dari aroma tidak sedap, sampah makanan yang berserakan, bahkan peralatan rumah tangga yang sudah tidak layak pakai pun menumpuk di dapur.

doc tzu chi

Para relawan memakai alat seadanya untuk membongkar papan-papan yang sudah rapuh dengan mengunakan kayu-kayu panjang dan palu.

doc tzu chi

Relawan sedang membersihkan lantai yang sudah sangat kotor, tampak pengepel yang digunakan oleh relawan ini sudah menghitam.

Tepat pada pukul 08.30 WIB, para relawan mulai melakukan aktivitas bersih-bersih, yakni mencuci peralatan dapur, menyikat kamar mandi, membersihkan selokan, membersihkan langit-langit rumah, dan sebagainya.  Tidak lupa barang-barang yang tidak terpakai turut dikeluarkan dari dalam rumah. Pada saat membersihkan kamar keluarga Kho Seng Huat, para relawan melihat kondisi dinding kamar yang terbuat dari papan sudah tidak layak dan rapuh. Relawan berinisiatif untuk membongkar dinding tersebut sebelum nantinya akan ditukar dengan yang baru. Pada saat pembongkaran, muncul puluhan kecoa dari balik dinding papan itu. Bukannya takut dan pergi, namun para relawan tetap melanjutkan pekerjaan tersebut. Setelah selesai, relawan pun membersihkan lantai kamar berkali-kali sebelum dipasangkan karpet sebagai alas lantai.

Meski penuh dengan keringat, namun relawan sangat bersuka cita mengikuti kegiatan ini. Salah satunya Mie Li. “Sebagai relawan Zhen Shan Mei (dokumentasi) saya selalu ambil bagian dalam kegiatan dihari libur kerja. Seperti kali ini diadakan pada hari Sabtu, saya bisa ikut kegiatan. Rencana awalnya hanya mendokumentasi dan mengambil foto lazimnya seorang Zhen Shan Mei. Shock saya melihat kondisi rumah tinggal yang begitu berantakan dan berbau tidak sedap,” ucap Mie Li. “Sampai akhirnya, saya ikut bongkar dan kemas rumah Apek,” lanjutnya.

doc tzu chi

Sebanyak 13 relawan bersumbangsih dalam kegiatan pembersihan rumah Kho Seng Huat yang sangat tidak layak untuk dihuni. Mereka tidak ingin menyia-yiakan berkah yang ada.

doc tzu chi

Relawan begitu teliti dan seriusnya memasangkan karpet di meja dan lemari dapur agar keluarga Kho Seng Huat lebih mudah untuk membersihkannya.

Terlihat di sudut lain, beberapa relawan membersihkan dapur yang berada di bagian belakang rumah. Satu persatu peralatan dapur diturunkan dari lemari untuk dipilah. Jika barang sudah tidak terpakai langsung dipisahkan untuk dijual ke penampungan barang bekas, sedangkan yang masih layak pakai dicuci dengan bersih sebelum disusun kembali di lemari dapur.

Di dalam kamar mandi, terlihat seorang relawan sedang menyikat sisi-sisi bagian ruangan itu. Ada satu hal yang cukup memprihatinkan dari kondisi kamar mandi ini, yakni kloset yang tersumbat sehingga membuat aroma yang tak sedap di sekililing kamar mandi. “Awalnya sudah tahu lingkungan yang kurang bersih, tetapi tidak sangka seperti ini. Kaget sih, tetapi harus bertahan karena niat awalnya memang mau bersihkan rumah Apek,” ucap Ina. “Semoga Apek dan keluarganya bisa mempertahankan kebersihan hasil perjuangan para relawan,” harapnya.

doc tzu chi

Relawan Ina mencuci peralatan dapur yang masih bisa terpakai yang nantinya akan disusun di dalam lemari dapur.

Gudang rumah Kho Seng Huat juga tak luput menjadi perhatian relawan. Mereka terus melakukan pembersihan. Di dalam ruangan yang terdapat banyak tumpukan barang pun dikeluarkan untuk dipilah. Dengan sigap relawan menyapu dan mengepel ruangan tersebut selama beberapa kali agar benar-benar bersih. Relawan juga menyambangi selokan yang terdapat di belakang rumah. Mereka melihat banyaknya tumpukan sampah, ranting-ranting pohon dan pasir yang membuat saluran selokan itu tersumbat di saat hujan. Melihat kondisi seperti itu, tanpa berpikir panjang relawan langsung bergegas mencari alat-alat yang bisa untuk membersihkan selokan tersebut.

“Semoga keluarga Apek dan istri dapat menjaga kebersihan rumah tinggalnya dan kami juga ada pesan ke Achai supaya tidak melakukan kebiasaan yang kurang baik, supaya bisa hidup sehat,” ungkap Mie Li.

Master Cheng Yen mengatakan “Memiliki kemampuan dan menggunakannya untuk membantu orang lain adalah wujud rasa syukur. Dengan saling bersyukur dan membantu setiap orang bisa hidup sejahtera dan penuh sukacita” relawan pun dengan penuh sukacita mengembalikan tempat tinggal yang nyaman bagi Kho Seng Huat.
Sebanyak 13 relawan bersumbangsih dalam kegiatan pembersihan rumah Kho Seng Huat yang sangat tidak layak untuk dihuni. Mereka tidak ingin menyia-yiakan berkah yang ada.

Artikel Terkait

Berbagi Cerita Berbagi Cinta

Berbagi Cerita Berbagi Cinta

10 Juni 2014 Minggu, 1 Juni 2014, He qi Pusat kembali melakukan kegiatan pembagian bantuan bagi para penerima bantuan. Kegiatan ini dihadiri oleh 94 gan en hu dan 56 anak asuh. Kegiatan ini juga dibantu oleh 43 relawan He Qi  Pusat.
Memupuk Rasa Syukur dan Berbakti

Memupuk Rasa Syukur dan Berbakti

09 Februari 2016

Gathering Gan En Hu (penerima bantuan) Tzu Chi Bali ini diadakan pada tanggal 7 Februari 2016. Kegiatan ini  bertujuan menjalin hubungan baik antara relawan Tzu Chi dan penerima bantuan. Momen ini juga menjadi salah satu cara relawan Tzu Chi untuk menumbuhkan semangat berdana (berbuat kebajikan) dan berbakti kepada orang tua kepada para penerima bantuan. 

Bacang Cinta Kasih untuk Gan En Hu

Bacang Cinta Kasih untuk Gan En Hu

01 Juli 2013 “Perbuatan baik yang dilakukan oleh banyak orang lebih besar daripada yang dilakukan oleh satu orang saja. Tak peduli sebesar apa sebuah lilin, cahayanya tetap terbatas. Namun bila sebuah lilin kecil dapat menyulut ratusan ribu lilin lainnya, cahaya mereka dapat bersinar kemana saja.”
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -