Mengembalikan Rumah Nyaman untuk Kho Seng Huat

Jurnalis : Rafki (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Calvin, Rafki (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Selasa, 17 Oktober 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun membersihkan rumah Kho Seng Huat, penerima bantuan Tzu Chi yang kondisi rumahnya sangat berantakan. Barang yang bertumpukan, debu tebal, aroma yang tidak sedap dan langit-langit rumah yang sudah rapuh.

Memiliki rumah yang bersih dan nyaman pastilah idaman bagi setiap pemilik rumah. Tapi bagaimana jika kondisi rumah tersebut tidak pernah terawat dan jauh dari kata bersih bahkan sampai mengganggu kesehatan seluruh penghuni di dalam rumah?

Kho Seng Huat (81) adalah pemilik rumah dengan kondisi tersebut. Rumahnya memang jauh dari kata bersih dan terawat. Sirkulasi udara di dalam rumahnya pun tidak baik. Beberapa waktu lalu, dokter menyatakan bahwa ia mengidap TBC.

Mendengar kisahnya, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merasa tak sampai hati. Dengan empati, mereka kemudian merencanakan bantuan berupa pembersihan rumah Koh Seng Huat yang dilakukan pada Selasa, 17 Oktober 2017. Sebanyak 11 orang relawan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Rumah Kho Seng Huat letaknya cukup stategis di pinggir jalan raya. Ada dua kedai makanan yang ramai dikunjungi pengunjung di samping kanan dan kiri rumahnya. Selama ini ia tinggal bersama istri dan seorang anak laki-laki yang menderita down syndrome. Dengan penyakit yang diidapnya, Kho Seng Huat memasrahkan diri pada istrinya yang mencukupi kebutuhan dengan mengumpulkan barang-barang bekas dan menjualnya kembali. Hal itu pula yang membuat banyak sekali barang di dalam rumah mereka.


Para relawan melakukan briefing sejenak sebelum mulai melakukan pembersihan rumah Kho Seng Huat.


Kondisi rumah Kho Seng Huat yang sangat memprihatinkan, Langit-langit rumah yang sudah rapuh dan berlubang.

Kesan sangat berantakan pun ditemukan relawan ketika mereka pertama kali membuka pintu dan masuk ke rumah bercat biru itu. Mulai dari barang yang tidak diletakkan di tempat seharusnya, debu tebal, aroma tidak sedap, dan langit-langit rumah yang sudah rapuh. Bukannya mengeluh, relawan malah langsung membagi tugas untuk segera membersihkan rumah Kho Seng Huat.

Dengan sigap, relawan mulai membersihkan bagian ruang utama rumah itu. Satu persatu barang dikeluarkan dari dalam rumah untuk dipilah mana yang masih terpakai dan mana yang tidak. Untuk barang-barang yang tidak terpakai, relawan menyusunnya di mobil pick up yang siap mengangkut barang untuk dijual. Hasil penjualan akan dikembalikan kepada keluarga Kho Seng Huat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Selain itu, relawan lainnya menyapu di setiap sudut ruangan rumah. Saat sedang membersihkan rumah, tidak sedikit hewan kecil seperti kecoa, lipan, dan tikus muncul dari tumpukan barang-barang yang dimiliki tuan rumah. Meskipun mengagetkan, relawan tidak langsung lari meninggalkan tugasnya.


Relawan Tzu Chi, Sukmawati menuntun Kho Seng Huat untuk keluar rumah agar ia bisa menghirup udara segar di saat proses pembersihan rumah.


Tampak ekspresi anak Kho Seng Huat yang sangat bahagia karena tempat tinggal mereka dibersihkan oleh relawan Tzu Chi.

Terakhir, relawan membersihkan lantai rumah itu dengan cairan antiseptik. Mereka menyikat lantai dengan sedemikian rupa lalu menyiramkan air bersih beberapa kali agar kuman dan sumber penyakit dapat hilang.

Achai, anak Kho Seng Huat yang cukup sulit berkomunikasi menunjukkan raut wajah yang sangat bahagia saat relawan membersihkan rumahnya. Ia bahkan melompat-lompat kegirangan dengan senyum lebar di wajahnya.

Sambutan dari Achai merupakan penghargaan yang manis bagi relawan. “Pokoknya kalau keluarga penerima bantuan senang, kami pun ikut bahagia,” tutur Ani, relawan Tzu Chi yang ikut membersihkan rumah Kho Seng Huat. “Saya juga merasa senang dan bahagia. Kita semua kompak. Sungguh tanpa sumbangsih dari relawan hari ini, kegiatan ini tidak bisa selesai dengan mudah dan cepat,” imbuh AA, yang juga relawan Tzu Chi.


Agar udara di rumah segar dan bersih, para relawan membersihkan lantai rumah dengan cairan antiseptik, menyikat, dan menyiram air bersih secara berulang kali. Hal itu dilakukan, sebelum barang-barang milik Kho Seng Huat kembali disusun di dalam rumahnya.


Para relawan membantu Kho Seng Huat untuk menjual barang-barangnya yang sudah tidak layak dipakai yang nantinya uang hasil penjualan akan dikembalikan kepada keluarga Kho Seng Huat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Pada kesempatan itu, relawan juga memberikan ranjang baru untuk Koh Seng Huat. Ranjang dari donator tersebut menambah kebahagiaan keluarga ini. “Saya sangat senang mendapat bantuan seperti ini. Sekarang rumah kami menjadi nyaman,” ujar Kho Seng Huat. Sang istri pun berkali-kali mengungkapkan terima kasih pada relawan.

Dengan kegiatan itu, relawan berharapan agar setiap orang dapat membantu antarsesama dan menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan. Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen, “Dengan memberi perhatian pada orang lain, sama artinya dengan memberi perhatian kepada diri sendiri. Dengan membantu orang lain, sama artinya dengan membantu diri sendiri.”

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Bersih-bersih Rumah Oma Lim Kim Hiok

Bersih-bersih Rumah Oma Lim Kim Hiok

05 Juli 2019

Sembilan relawan Tzu Chi Medan membersihkan dan merenovasi rumah Oma Lim Kim Hiok (60), penerima bantuan Tzu Chi pada Sabtu, 29 Juni 2019. Relawan dengan hati-hati menaiki lantai dua rumah yang kayunya sudah mulai lapuk.

Mengembalikan Rumah Nyaman untuk  Kho Seng Huat

Mengembalikan Rumah Nyaman untuk Kho Seng Huat

19 Oktober 2017
Selasa, 17 Oktober 2017, relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun membersihkan rumah Kho Seng Huat, penerima bantuan Tzu Chi yang kondisi rumahnya sangat berantakan. Barang yang bertumpukan, debu tebal, aroma yang tidak sedap, dan langit-langit rumah yang sudah rapuh.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -