Mengembalikan Sebuah Dunia yang Terang
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan) Tanggal 27 dan 28 November 2010, relawan Tzu Chi Medan mengadakan baksos untuk kedua kalinya di Tebing Tinggi. Kali ini pengobatan khusus diberikan bagi pasien katarak. |
| ||
Pada tanggal 27 November 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan mengadakan bakti sosial pengobatan katarak yang bertempat di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane, Tebing Tinggi. Bakti sosial ini adalah kelanjutan dari bakti sosial yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2010 di Tebing Tinggi. Pada baksos terdahulu, di poli mata terkumpul banyak pasien yang mengidap penyakit katarak. Oleh sebab itu, Tzu Chi Medan memutuskan untuk melaksanakan bakti sosial pengobatan katarak kepada warga masyarakat Tebing Tinggi. Tzu Chi Medan sangat berterima kasih kepada RSUD Dr. H. Kumpulan Pane yang mendukung penuh kegiatan ini. Sehari sebelumnya, semua relawan Tzu Chi sudah mempersiapkan semua perlengkapan agar bakti sosial keesokan harinya dapat berjalan lancar. Setiap titik diperhatikan dengan seksama. Relawan saling mengingatkan agar pada saat baksos dapat memberikan perhatian yang terbaik agar semua pasien dapat merasakan hangatnya kasih sayang dari sesamanya. Setelah semuanya selesai ditata, relawan pun kembali ke rumahnya masing-masing. Budaya Kemanusiaan dalam Pelayanan Medis
Keterangan :
Bakti Sosial operasi katarak ini dibuka oleh dr. H. Vive Kananda, Sp.THT selaku direktur RSUD Dr. H. Kumpulan Pane dan dr. Irwanto Phen, Sp.OG selaku ketua TIMA Medan. “Ini merupakan kali kedua, Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan acara di rumah sakit ini. Yang pertama adalah di tahun 2008, yakni donor darah,” ujar Vive Kananda. “Waktu itu, baru 2 (dua) minggu saya menjabat sebagai direktur rumah sakit ini, saya menerima telepon dari dokter Irwanto yang mengajak saya untuk mengadakan kegiatan kemanusiaan di rumah sakit ini. Ajakan itu langsung saya iya-kan,” katanya melanjutkan. Vive Kananda sangat terkesan dengan budaya humanis Tzu Chi dan berusaha menerapkannya di rumah sakit yang dipimpinnya, sebagaimana moto rumah sakit tersebut “Kami Peduli Kesehatan Anda”. Setelah seremoni pembukaan baksos selesai dilaksanakan, tim medis mulai melaksanakan tugasnya untuk memeriksa kondisi kesehatan pasien. Seorang dokter menyapa pasiennya, “Pagi, Ibu. Udah siap dioperasi? Yang pasti jangan gugup ya, kalau ngga nanti tekanan darahnya naik. Santai aja!” Sebelum dioperasi, setiap pasien harus diperiksa tekanan darah dan kadar gula darahnya. “Yah, tekanan darahnya bagus nih! Gulanya (kadar gula darah-red.) juga ok!” tambahnya. Raut wajah bahagia pasien terpancar sembari mengucap syukur. Bila lolos satu tahap pemeriksaan lagi yakni pengukuran mata, maka ia akan dapat menjalankan operasi. Perhatian Tanpa Mengharap Balasan Pasien-pasien yang telah dinyatakan lulus di semua tahap pemeriksaan, dibawa ke ruang operasi. Mereka semua pasien dipersilakan duduk dan relawan memakaikan perlengkapan untuk operasi seperti baju operasi dan tutup kepala. Selain itu, tangan dan kaki pasien dicuci bersih, membuat banyak dari mereka yang hatinya tersentuh. Dengan penuh kelembutan dan sabar, satu persatu kaki pasien dicuci dan dilap. Canda tawa senantiasa terdengar antara pasien dan relawan, seakan-akan pasien dan relawan adalah satu keluarga.
Keterangan :
Satu persatu pasien keluar dari kamar operasi dan kemudian dituntun oleh para relawan ke ruang pemulihan. Di ruang pemulihan ini, perhatian dari relawan sangat dibutuhkan karena kondisi pasien yang baru selesai dioperasi, kepalanya akan terasa sedikit pusing dan matanya agak perih. Bagi beberapa pasien yang dioperasi kedua matanya sudah pasti mengalami kesulitan untuk makan, sehingga relawan membantu menyuapi dan memberikan minum pada mereka. Setelah pasien dinyatakan boleh pulang, relawan memanggil anggota keluarga agar mendampingi pasien dan mengingatkan jadwal pemeriksaan pascaoperasi keesokan harinya. Kembalinya Cahaya | |||
Artikel Terkait
Indahnya Cinta Kasih Tzu Chi, Cinta Kasih Universal
23 Maret 2023Tzu Chi Pekanbaru terus menebar cinta kasih di kota Dumai lewat misi amal, misi kesehatan dan misi pelestarian lingkungan. Berbagai kegiatan telah dilakukan sebagai wujud nyata berbagi kasih dengan sesama dan lingkungan.
Berlutut di Kaki Orang Tua Bagaikan Anak Kambing Menyusu Pada Induknya
19 Maret 2015Setelah pelan-pelan membasuh kaki dan melap kering kaki orangtua, anak-anak kemudian berdiri dan memeluk orangtua mereka seraya mengucapkan “Saya sayang papa dan mama.” Senyum bahagia dan tangis haru mengalir dari para papa dan mama.
Ada Kemandirian di Bola-bola Nasi
13 Oktober 2017Aroma khas nasi putih berpadu dengan wangi gurih kecap asin dan biji wijen menerobos dari ruang-ruang kelas 3 dan 4 SD Tzu Chi Indonesia. Pemandangan yang menarik pun terlihat dari luar jendela kelas mereka. Masing-masing anak memakai apron dengan motif dan warna beragam.