Rumah yang Yani dan keluarganya tempati selama 24 tahun kini hanya tersisa puing-puingnya saja.
Yani (47) terduduk lemas menyaksikan rumah yang baru ia tinggalkan beberapa jam saja telah berubah menjadi abu dan puing-puing. Harta bendanya ludes termasuk dua sepeda motor dan surat-surat penting serta sejumlah uang yang ia siapkan untuk menjenguk ibunya yang sakit di kampung halamannya, Ponorogo Jawa Timur.
“Lemas kaki saya, melihat orang lalu lalang, mata saya berkunang-kunang,” tutur Yani menceritakan musibah kebakaran yang terjadi pada Selasa siang, 10 Desember 2024 itu.
Kebakaran di pemukiman padat penduduk di Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat ini memaksa 1.800 jiwa dari 600 kepala keluarga untuk mengungsi. Ada dua posko pengungsian yakni di lapangan di belakang Masjid Al-Ihsan dan di SD Negeri 09 Kebon Kosong. Yani dan keluarganya saat ini mengungsi di tenda BPBD DKI yang didirikan di lapangan.
Sisa-sisa kebakaran di pemukiman padat penduduk di Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat yang terjadi pada Selasa siang, 10 Desember 2024.
Hari itu Yani beserta suami dan ketiga anaknya baru saja meninggalkan rumah untuk wisuda anaknya di bilangan BSD, Tangerang Selatan. Baru masuk pintu tol, adiknya mengabarkan jika terjadi kebakaran di gang dekat rumahnya. Yani berharap api tak sampai merambat ke rumahnya.
Tak lama telepon kembali berdering. Adiknya memberi kabar jika rumahnya turut terbakar. Kaki Yani gemetar, air mata tak bisa dibendung. Setelah si sulung menerima ijazah, keluarga ini pun bergegas pulang dan menyaksikan rumah yang telah berdiri selama 24 tahun itu habis tak tersisa.
Selasa malam itu juga ia dan keluarganya, serta warga Kebon Kosong lainnya mesti tinggal di tenda pengungsian. Kesedihan yang dirasakan Yani menjadi gambaran dari suasana hati warga Kebon Kosong saat ini. Nelangsa makin terasa karena gerimis dan hujan turun hampir setiap hari.
Meringankan Kesulitan Warga Terdampak
Para relawan Tzu Chi memberikan kupon bantuan Tzu Chi kepada warga yang betul-betul terdampak kebakaran.
Warga berkerumun saat relawan datang memberikan kupon. Proses ini berlangsung kondusif karena para relawan sudah memegang data yang akurat.
Di antara hiruk pikuk warga di posko pengungsian pada Senin, 16 Desember 2024 tampak Yulianto, Ketua RW 05 bersiap melakukan pendataan pascakebakaran bersama tim BPBD DKI Jakarta. Misalnya pendataan tentang kebutuhan warga yang bisa segera terpenuhi seperti alat kerja bakti, alat masak dan lainnya. Adapun hujan yang berimbas pada kenyamanan warga di tenda pengungsian, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti dinas sosial, bina marga juga BPBD. Mereka langsung merespon dengan membuat tatakan seperti valet sebagai alas tenda sehingga kasur tak langsung kena tanah.
Menyaksikan para relawan Tzu Chi yang tengah bersiap menyalurkan paket bantuan kepada warga, Yulianto merasa sangat gembira. “Saya terima kasih banyak kepada teman-teman relawan Tzu Chi yang peduli dengan saudara-saudara kami yang kena bencana,” katanya.
Pada Senin siang 16 Desember 2024, kesedihan warga sedikit terhibur dengan kehadiran para relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Pusat yang membagikan 302 paket barang bantuan. Paket bantuan yang dikemas dalam kontainer dan ember tersebut berisi keperluan sehari-hari seperti peralatan mandi lengkap dengan sabun dan gayung, sandal, sarung, selimut dan pakaian layak pakai, kotak makanan, hingga kelambu dan tikar.
“Alhamdulillah terima kasih atas bantuan ini, memang kami belum ada barang kebutuhan yang seperti ini. Barang di rumah saya yang tersisa hanya cobek, terus terang saja. Terima kasih kepada Tzu Chi sudah prihatin dan perhatian sama kami. Kami bisanya cuma terima kasih, mudah-mudahan Tuhan balas kebaikannya,” kata Yani.
Petugas PPSU turut membantu menggulung tikar untuk dibagikan kepada warga yang telah memegang kupon bantuan dari Tzu Chi.
Relawan Tzu Chi juga turut menghibur dan membesarkan hati warga, termasuk Sriyatun yang masih sangat bersedih.
Sriyatun (55) warga lainnya juga merasa terhibur dengan bantuan Tzu Chi. Kebakaran telah menghabiskan seluruh isi rumahnya, termasuk sepeda yang baru saja ia beli untuk berjualan jamu.
“Saya sendiri masih bingung bagaimana kedepannya, sekarang saya harus mulai lagi dari awal. Terima kasih sekali atas bantuan dari Tzu Chi, saya tadi diberikan kupon, saya gembira sekali. Bantuan ini sangat membantu,” kata Sriyatun yang sudah menjadi penjual jamu selama 20 tahun.
Proses penyaluran bantuan Tzu Chi ini telah dimulai sejak dua hari pascakebakaran terjadi. Pedrik mengkoordinir para relawan mulai dari survei lokasi dan mencari data warga yang akurat.
“Para relawan kan membagikan kupon baru warga mendapatkan paket. Warga sangat senang, para relawan ikut senang. Kami tidak merasa capek walaupun dari pagi sudah di sini dan masih semangat,”Kata Pedrik tersenyum.
Pedrik menyerahkan paket bantuan kebakaran pada warga.
Secercah senyum mengembang di wajah warga yang menerima paket bantuan Tzu Chi.
Tampak para personil TNI dari Komando Armada Republik Indonesia (Koarmada RI) turut membantu penyaluran bantuan Tzu Chi ini. Kepala Dinas Potensi Maritim, Kolonel Laut (P) Djoko Prijatin tak segan mengangkat paket demi paket bantuan Tzu Chi untuk diberikan kepada warga.
"Bantuan sudah beberapa dikirimkan ke warga di antaranya beras, sembako, susu, ataupun baju. Hari ini juga ada bantuan dari Tzu Chi, perkiraan sekitar 2 pekan warga akan mengungsi di sini tetapi masih liat situasi dan kondisi kedepannya. Walaupun kami dari angkatan laut kami wajib juga membantu bila ada warga yang mengalami musibah seperti kebakaran ini," ujarnya.
Koarmada RI dan komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat memiliki kerja sama yang sudah erat, khususnya perihal bantuan kepada masyarakat yang sedang kesusahan. Begitu pun terkait kebakaran di Kemayoran ini, pimpinan Koarmada RI langsung menghubungi Tzu Chi tentang musibah ini, dan langsung berkoordinasi tentang penyaluran bantuan.
Yani bersyukur atas perhatian Tzu Chi. Bagi Yani paket bantuan kebakaran dari Tzu Chi benar-benar sangat menjawab kebutuhan warga.
Lebih dari 20 relawan Tzu Chi bahu-membahu menyalurkan paket bantuan kebakaran.
Johan, Ketua He Qi Pusat berharap musibah kebakaran ini menjadi pelajaran berharga bagi warga untuk lebih berhati-hati.
“Saya rasa masyarakat sekarang harus lebih sadar bahwa tinggal di daerah yang memang berdempetan, berdesakan, sangat sempit itu benar-benar harus menjaga, dari listriknya, kompor, dari semuanya, tidak boleh lagi asal-asalan." Harapnya.
Editor: Arimami Suryo A