Mengenal Budaya Kaligrafi

Jurnalis : Mitta Pertiwi (TCUCEC), Fotografer : Sumito, Agus Hartono (TCUCEC)
doc tzu chi
Seluruh peserta pelatihan menulis kaligrafi berkumpul dan memperhatikan tata cara menulis kaligrafi.

Pada Senin, 9 Oktober 2017, sebanyak 30 peserta mengikuti workshop kaligrafi yang diadakan Tzu Chi University Continuing Education Center (TCUCEC) di Gedung Gan En, Tzu Chi Center, PIK. Para peserta kegiatan ini terdiri dari murid TCUCEC, relawan Tzu Chi, masyarakat umum, guru lukis tradisional di TCUCEC, dan tim dokumentasi dari Jakarta Taipei School. Mereka semua belajar cara menulis kaligrafi yang benar, sekaligus mengenal berbagai posisi tubuh yang benar pada saat menulis kaligrafi. 

Mr. Xiao Ji Hui sedang memperkenalkan diri dan menceritakan pengalaman beliau menulis kaligrafi.

Kaligrafi sendiri adalah seni menulis indah menggunakan tinta dan kuas yang terbuat dari bambu. Seni kaligrafi juga sudah ada sejak 4000 tahun yang lalu di Tiongkok dengan media batu yang dipahat menggunakan pisau. Seni tulisan kaligrafi tidak hanya berupa tulisan mandarin saja. Di Tiongkok juga terdapat masyarakat beragama Islam yang ahli menulis seni kaligrafi arab. Ada berbagai jenis tulisan kaligrafi salah satunya yaitu jenis Kaisu (block letter) yang sering digunakan untuk menulis kaligrafi tingkat dasar.

Dalam kegiatan ini, TCUCEC yang bekerja sama dengan Jakarta Taipei School menghadirkan Mr. Xiao Ji Hui, salah satu guru dan ahli kaligrafi dari Taiwan. Hal inilah yang membuat banyak orang yang ingin  menghadiri workshop kaligrafi serta mendapatkan teknik menulis kaligrafi menggunakan dua tangan. Bukanlah hal yang mudah, menulis kaligrafi juga memerlukan ketekunan dan latihan agar bisa menulis menggunakan dua tangan. 

Ng Hui Kim (kiri, berkacamata) mendengarkan serta memperhatikan sharing dai guru kaligrafi. 

Teo Sunjoyo (berdiri), guru lukisan tradisonal di TCUCEC sedang membantu para peserta cara menulis kaligrafi yang benar.

“Dengan mengikuti pelatihan menulis kaligraf, saya dapat  mendengar ceramah Master Cheng Yen secara dekat. Kita juga harus menenangkan hati dan kondisi baru kita bisa menulis kaligrafi,” kata Suryadi Kurniawan Kuan, relawan He Qi Utara 2 yang mengikuti kegiatan ini.

Relawan Tzu Chi berfoto bersama dengan Mr. Xiao Ji Hui (tengah).

Selain melatih kesabaran, menulis kaligrafi juga sangat bermanfaat untuk orang lanjut usia. Karena dengan mengikuti pelatihan menulis kaligrafi, ada keseimbangan berfikir otak kanan dan otak kiri sehingga tidak cepat pikun. “Menulis kaligrafi itu meningkatkan ketenangan, kesabaran, membuat pikiran lebih jernih, dan emosi lebih stabil. Jika kita sering menulis kaligrafi, otak akan berfungsi dengan baik sehingga tidak membuat pikun bagi orang seusia saya yang hampir mendekati 70 tahun,” ungkap Ng Hui Kim, murid kaligrafi di TCUCEC. Dengan mengenal tulisan mandarin dalam seni kaligrafi, semoga semakin banyak masyarakat yang memahami arti dari Sutra Master Cheng Yen.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Mengenal Budaya Kaligrafi

Mengenal Budaya Kaligrafi

17 Oktober 2017
TCUCEC bekerjasama dengan Jakarta Taipei School untuk memperkenalkan budaya menulis kaligrafi kepada masyarakat yang dibimbing oleh Mr. Xiao Ji Hui, guru serta ahli seni kaligrafi asal Taiwan pada tanggal 9 Oktober 2017.
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -