Mengenal Jejak Dharma Tzu Chi
Jurnalis : Willy, Fotografer : WillyKunjungan dari empat biksuni ke Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Jakarta Utara pada 25 Maret 2015 bertujuan untuk mengenal lebih jauh misi Tzu Chi terutama dalam misi pelestarian lingkungan.
Pada 25 Maret 2015, empat biksuni dari Plum Village mengunjungi Aula Jing Si di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Empat biksuni ini adalah Doan Nghiem dan Tan Nghiem dari Vietnam serta Trang Phuong Nam dan Trang Tin Yeu dari Indonesia. Plum Village sendiri merupakan sebuah pusat pelatihan diri di Perancis yang dibentuk oleh Master Thich Nhat Hanh, seorang biksu dari Vietnam. Keempat murid Master Thich Nhat Hanh ini datang untuk lebih mengenal misi-misi yang dijalankan insan Tzu Chi di Indonesia, terutama misi pelestarian lingkungan.
Menurut Cindy Lie, relawan Tzu Chi yang mengoordinasi kegiatan ini, para biksuni awalnya tertarik untuk mengetahui kegiatan daur ulang yang dilakukan oleh Tzu Chi. Meski begitu, para biksuni ini kian tertarik kala mengenal misi Tzu Chi di bidang lain seperti amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis.
Para biksuni juga dikenalkan dengan berbagai misi dan sumbangsih Tzu Chi seperti misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis.
“Saat saya mengajak mereka ke Tzu Chi, mereka sangat tertarik untuk menyaksikan daur ulang di Tzu Chi. Setelah kemari, mereka mulai melihat kegiatan-kegiatan amal yang dilakukan oleh Tzu Chi. Mereka senang mendalami, mengenal lebih dekat, misi-misi Tzu Chi,” ujar Cindy Lie.
Selain Cindy Lie, para biksuni juga didampingi oleh relawan lain seperti Shelly Widjaja dan Hong Tjhin. Kendala bahasa ibu yang berbeda tidak menyebabkan kesulitan bagi para relawan memperkenalkan misi-misi Tzu Chi kepada para biksuni. Senada dengan itu, Trang Tin Yeu menuturkan bahwa Tzu Chi menerapkan cinta kasih yang berlandaskan pada ajaran Buddha yang universal.
Trang Tin Yeu (kanan) mengaku terkesan dengan kontribusi Tzu Chi bagi masyarakat dalam tindakan nyata.
“Tzu Chi boleh dibilang Bodhisatwa-nya dunia ya di mana langsung mengaplikasikan ajaran spirituality, mungkin terinspirasi dari cinta kasih Buddha yang benar-benar universal. Tzu Chi mempunyai semangat untuk membantu dunia tanpa melihat ruang dan waktu, juga tanpa melihat sekat-sekat manusia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Trang Tin Yeu yang dalam bahasa Sansekerta dipanggil Sradha Maitri ini menambahkan bahwa tujuan utama dari kunjungan adalah mengenal misi pelestarian lingkungan yang dijalankan Tzu Chi. Trang Tin Yeu juga berencana mengaplikasikan metode pelestarian lingkungan di Wihara serta bersinergi dengan Tzu Chi.
“Semuanya sangat tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata karena hasil kerja nyata jauh lebih berguna jauh lebih bermakna dari sebuah kata-kata. Dan kita bisa mengalami dengan sendiri, dengan kita ke sini, kita bisa menumbuhkan kembali kita punya hati untuk membantu,” tutupnya.