Mengenal Lebih Dekat Lewat Sosialisasi Calon Relawan Tzu Chi

Jurnalis : Wendy (Tzu Chi Batam), Fotografer : Wendy, Hoslan (Tzu Chi Batam)

Nani, Ketua Hu Ai Tiban Uma Indah menjelaskan Tzu Chi merupakan tempat melatih dan membina diri bagi relawan.

Tzu Chi Batam kembali menggelar kegiatan Sosialisasi Relawan Baru di Aula Jing Si, Batam Minggu, 27 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan misi, nilai-nilai, serta program-program kemanusiaan yang dijalankan oleh Tzu Chi kepada calon relawan baru. Sosialisasi ini diikuti oleh 13 calon relawan yang hadir dengan antusias untuk lebih mengenal filosofi dan misi-misi yang diemban oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.

Acara dimulai dengan sambutan hangat dari tim panitia, dilanjutkan dengan perkenalan mengenai sejarah Yayasan Buddha Tzu Chi serta misi-misi utama yaitu amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis. Dalam sesi pembuka, peserta juga diajak menyaksikan tayangan video inspiratif tentang kilas balik perjalanan Tzu Chi Batam. Video tersebut memperlihatkan berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, mulai dari bantuan bagi korban bencana alam, kegiatan baksos degeneratif dan donor darah, misi amal hingga program pelestarian lingkungan.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, juga diperkenalkan budaya humanis atau tata krama yang dipegang teguh oleh insan Tzu Chi. Budaya Humanis yang dimaksud adalah Budaya interaksi antar manusia yang diwariskan turun temurun. Di dalam Budaya Humanis mencakup di antaranya sikap, etika berbicara, dan rasa saling menghormati yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi setiap relawan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pesan cinta kasihnya, Nani, Ketua Hu Ai Tiban Uma Indah menyampaikan bahwa semua orang di Tzu Chi terhubung layaknya satu keluarga besar. “Di Tzu Chi, ini adalah tempat kita melatih dan membina diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Baik mengenakan rompi dan seragam yang sama kita tetap belajar bersama,” tegasnya. Ia juga menekankan pentingnya saling menghargai dan mencintai sebagai satu keluarga besar. “Ketika ada yang menderita, kita harus mengulurkan tangan dan memberikan bantuan,” tuturnya.

Kartini menyampaikan lewat kegiatan sosialisasi, dirinya menjadi lebih memahami pentingnya kegiatan amal yang dijalankan sebagai salah satu misi utama di Tzu Chi.

Para calon relawan juga diajak untuk turut ikut berdonasi yang dapat dimulai dengan langkah kecil melalui celengan bambu. Ia menambahkan bahwa saat memasukkan koin, kita bisa memanjatkan berdoa. Meski kecil, setiap koin yang disumbangkan memiliki makna mendalam karena menunjukkan kepedulian dan ketulusan dalam membantu sesama.

Kartini, orang tua dari dua anak yang aktif mengikuti Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi, yaitu di Er Tong Ban dan Tzu Shao menjadi salah satu peserta dalam sosialisasi ini. Ia tidak hadir sendirian, melainkan mengajak suaminya untuk ikut berpartisipasi. Kartini menceritakan bahwa awal perkenalannya dengan Tzu Chi bermula dari rekomendasi dari relawan. “Awalnya saya mengira Tzu Chi hanyalah yayasan yang fokus pada kegiatan amal dan tidak sepenuhnya memahami jenis kegiatan yang dilakukannya, Namun, melalui sosialisasi hari ini saya menjadi lebih mengenal kegiatan-kegiatan yang dijalankan di Tzu Chi dan memahami bagaimana kegiatan amal yang dilakukan dengan benar dan tepat dalam membantu masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Kegiatan sosialisasi juga merupakan kegiatan yang diikuti untuk kedua kalinya oleh Elizabeth dengan tujuan ingin mengenal lebih mendalami misi-misi yang diajarkan di Tzu Chi. Awal mula jodoh di Tzu Chi berawal dari keterlibatannya dalam kegiatan bakti sosial kesehatan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Sejak saat itu, ia terus aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk mengisi ladang berkah dengan ikut berpartisipasi dalam pameran kue bulan di BCS Mall dan kegiatan donor darah.

Elizabeth, dengan wajah penuh kesungguhan mendengarkan dengan seksama menggambarkan komitmennya untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan di Tzu Chi.

Selain Kartini ada pula Elizabeth yang bercerita bahwa jodohnya dengan Tzu Chi bermula dari brosur kegiatan baksos. Meski sudah lama ingin bergabung, ia tidak tahu bagaimana caranya hingga akhirnya dengan inisiatif menghubungi dan mengajukan diri untuk menjadi relawan.

“Membantu orang rasanya lebih baik, dan jika ada kegiatan-kegiatan yang diajak, saya akan ikut serta,” ujar Elizabeth antusias. Tak hanya itu, Elizabeth juga telah mendaftarkan diri untuk berkontribusi dalam kegiatan peraga isyarat tangan (shou-yu) pada acara Pemberkahan Akhir Tahun mendatang. Komitmen Elizabeth menunjukkan semangatnya dalam mengisi ladang berkah melalui berbagai kegiatan, selaras dengan nilai-nilai cinta kasih dan kepedulian yang diusung oleh Tzu Chi.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Giat Menumbuhkan Benih Cinta Kasih

Giat Menumbuhkan Benih Cinta Kasih

18 Februari 2016

Sosialisasi relawan baru diadakan pada tanggal 14 Februari 2016 di Jing Si Book & Café Pluit, Jakarta Utara yang diikuti oleh 20 peserta. Dalam kegiatan ini diberikan sharing tentang sejarah, visi misi, dan filosofi Tzu Chi.

Sosialisasi Relawan Baru Tzu Chi Batam 2017

Sosialisasi Relawan Baru Tzu Chi Batam 2017

27 Juli 2017

Minggu, 23 Juli 2017 Tzu Chi Batam mengadakan kegiatan sosialisasi relawan baru yang kedua di tahun 2017. Sosialisasi ini diikuti oleh 94 peserta dari berbagai wilayah di Batam.

Kuntum Teratai Baru

Kuntum Teratai Baru

25 September 2018

Sebanyak 21 relawan baru Tzu Chi di Tangerang mengikuti sosialisasi relawan baru. Mereka sangat antusias karena bisa mengenal lebih dalam tentang Tzu Chi, seperti misi-misi Tzu Chi, budaya humanis Tzu Chi, juga tentang Master Cheng Yen.

 

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -