Mengenal Lebih Dekat Sosok Guru dan Tzu Chi lewat Sosialisasi
Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Hari Tedjo, Taufan (Tzu Chi Surabaya)Pik Liang sedang menjelaskan menjelaskan seputar Misi Amal Tzu Chi yang dipandu oleh Vivian Fan saat Talkshow.
Tzu Chi Surabaya kembali mengadakan Sosialisasi Relawan Baru pada 29 April 2018 yang bertempat di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya. Acara yang bertemakan Mengenal Lebih Dekat Sosok guru dan Tzu Chi ini berlangsung dengan sangat meriah namun tetap khidmat. Acara dibuka secara umum bagi siapa saja yang ingin bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi.
Beberapa hari sebelumnya, relawan membuat poster ajakan yang disebarkan lewat media sosial Tzu Chi. Relawan tidak lupa menghubungi rekan-rekannya agar bisa datang di acara sosialisasi yang baru diadakan kembali setelah beberapa tahun.
Becky, perwakilan Hu Ai tengah membawakan materi sosialisasi Budaya Humanis.
Pada pukul 14.00 WIB, sebanyak 70 orang peserta yang ingin mengenal lebih dekat Tzu tengah memenuhi lantai 4 Kantor Tzu Chi Surabaya yang terdiri dari relawan lama maupun baru. Pembukaan acara diawali dengan pengenalan Sosok guru dan Tzu Chi yang dibawakan oleh Vivian Fan. Dengan penuh semangat dan senang hati, perempuan yang menjabat sebagai Ketua Tzu Chi Surabaya ini menjelaskan dengan gamblang apa itu Tzu Chi dan memperkenalkan tentang Master Cheng Yen. Dilanjutkan dengan talkshow oleh Pik Liang yang menjelaskan seputar Misi Amal Tzu Chi yang berisi tentang tujuan misi amal, siapa saja yang bisa mengajukan permohonan bantuan ke Tzu Chi, dan sharing kasus amal yang paling inspiratif.
“Banyak kasus yang kita terima di Tzu Chi, tapi yang paling menyentuh hati saya adalah kasus anak dengan kelainan anus. Bayangkan saja jika tidak bisa buang air dari usia dia yang masih kecil, belum lagi dengan kelainan tersebut membuat dia dikucilkan oleh teman-temannya. Dia sangat menderita, dan setelah operasi saya lega dia bisa melanjutkan hidupnya seperti anak normal,” terangnya.
Peserta sedang menirukan Isyarat Tangan yang diperagakan oleh relawan senior.
Pik Liang merupakan relawan senior yang sudah lama mengabdi sebagai Koordinator Misi Amal Tzu Chi Surabaya. Meskipun sudah memasuki usia 70 tahun dia mengaku sangat senang bisa menolong banyak orang yag membutuhkan. “Kita harus bersyukur, karena bisa membantu meringankan penderitaan orang lain,” pungkasnya.
Acara dilanjutkan dengan materi Budaya Humanis Tzu Chi yang disampaikan oleh Becky Ciang. Di sesi ini ia menampilkan cuplikan drama tentang tata karma dan cara berpakaian seorang relawan Tzu Chi yang rapi dan sopan seperti baju dikancingkan dan dimasukkan, tidak memakai celana ketat dan aksesoris yang berlebihan. Becky juga menjelaskan tingkatan seragam relawan dan bagaimana yang harus dilakukan saat bertemu dengan penerima bantuan seperti selalu bersyukur saat memberikan bantuan, mengasihi dan selalu tersenyum.
Peserta sedang menirukan Isyarat Tangan yang diperagakan oleh relawan senior.
Selaku perwakilan Hu Ai, Becky berharap agar acara seperti ini sering diadakan untuk memperkenalkan Tzu Chi dan menggalang relawan baru. “Harapan kita ketika ada kegiatan sosialisasi sepertinya lebih mudah untuk mencari relawan. Sebenarnya banyak yang jadi relawan tapi banyak yang belum pernah mengikuti sosialisasi dan pelatihan seperti ini. Jadi saya berharap acara seperti ini bisa sering diadakan,” tegasnya.
Sebelum masuk ke materi sosialisasi, peserta diajak untuk memperagakan isyarat tangan yang dibawakan oleh relawan senior Tzu Chi dengan judul Satu Keluarga. Sosialisasi yang selanjutnya dibawakan oleh Ida Sabrina dengan materi Pelestarian Lingkungan. Dibuka dengan senam kecil ala Ida yang merupakan koordinator dalam Tzu Chi Healthy Sunday yang membuat peserta semakin semangat. Di materi tersebut peserta dijelaskan tentang pola pelestarian Tzu Chi yang terdiri dari Rethink, Reduce, Repair, Reuse dan Recycle. Ida juga membagi tips cara melakukan pelestarian lingkungan dengan cara yang sederhanya yaitu dengan satu hari lima kebajikan yang terdiri dari Bervegetarian, Menghemat Listrik, Menghemat Air, Bersepeda dan Membawa Alat Makan Sendiri.
Peserta sedang memperagakan senam pola pelestarian Tzu Chi yang terdiri dari Rethink, Reduce, Repair, Reuse dan Recycle.
“Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan daur ulang, saya berharap kita semua bisa melakukan kegiatan daur ulang dimulai dari diri sendiri,” ujarnya.
Selain itu, Ida juga membagikan sharing tentang ayahnya yang sering melakukan kegiatan daur ulang meskipun umurnya sudah mencapai 70 tahun. Sontak peserta memberikan tepuk tangan meriah untuk mengapresiasi kegiatannya.
Sosilisasi ditutup dengan menyaksikan tayangan Lentera Kehidupan yang berjudul Melatih Kesabaran di Tengah Masyarakat. Kemudian peserta turun ke lantai 3 untuk sharing per-kelompok bersama satu perwakilan relawan dan sajian jamuan teh. Di kesempatan sharing itu peserta bertanya seputar kegiatan relawan dan mengenal satu sama lain. Tzu Chi juga membuka stand Jing Si yang menjual buku, perlengkapan seragam dan DAAI Mi yang tampak ramai oleh relawan.
Yang menarik dari sosialisai tersebut adalah relawan tidak hanya datang dari Surabaya, namun juga dihadiri oleh relawan asal Semarang dan Lumajang. Tidak ketinggalan juga relawan yang berasal dari penerima bantuan Tzu Chi turut hadir.
Meskipun Ali Muslimin memiliki keterbatasan fisik namun tidak menyurutkan langkahnya untuk mengikuti sosialisasi.
Salah satu peserta dari Lumajang membagikan ceritanya tentang jodohnya dengan Tzu Chi. Ali Muslimin yang datang langsung dari Lumajang merupakan relawan yang sudah lama mengenal Tzu Chi tapi memang baru pertama kali mengikuti sosialisasi Tzu Chi. Dari kesenangannya dengan kegiatan kemanusiaan lah yang membawa pria yang kerap di sapa Min ini yang akhirnya bisa menjadi relawan Tzu Chi. Meskipun memiliki kekurangan fisik namun tidak lantas membuat Min bergantung kepada orang lain. Dengan dukungan dari banyak pihak ternyata Min juga merupakan nahkoda di Organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas (PPDI) Kabupaten Lumajang. “Saya bersyukur karna sudah resmi menjadi relawan, karena kemarin kan masih ikut-ikut. Saya berharap dengan menjadi relawan, suara kita juga bisa didengar,” terangnya.
Cerita menarik lainnya juga datang dari relawan baru yang datang dari Semarang, Nur Hidayat sempat beberapa kali mengikuti kegiatan Tzu Chi. Dari acara sosialisasi ini Nur berharap Tzu Chi bisa sering mengadakan acara seperti ini agar bisa dekat dengan para relawan lainnya. Namun sayang sekali Nur tidak bisa mengikuti acara sampai akhir karena harus kembali ke Semarang, namun Nur bertutur jika dia sangat berkesan dengan semua acara yang diadakan oleh Tzu Chi.
Suasana jamuan teh dan sharing relawan saat selesai sosialisasi.
Tidak berhenti di situ, kegiatan Tzu Chi selalu diwarnai dengan cerita inspiratif dan menarik. Sosialisasi tersebut juga dihadiri oleh relawan dari Info Seputar Jombang yang beberapa waktu lalu sempat membantu di Baksos di Wonosalam. Sosialisasi seperti ini bisa menjalin jodoh baik dan menggerakkan hati untuk bersumbangsih kepada orang yang membutuhkan.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Hal yang menenteramkan batin manusia di dalam kehidupan adalah bila ia memiliki kemampuan beberapa pun, ia dengan segera bersumbangsih, memberi manfaat bagi orang banyak, dan menciptakan berkah bagi masyarakat.”
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Sosialisasi Pelestarian Lingkungan Perdana Di Cikarang
31 Oktober 2018Pagi itu, Minggu 14 Oktober 2018 para relawan Tzu Chi di Cikarang berkumpul di kawasan Hollywood Junction, Jababeka untuk melakukan sosialisasi pelestarian lingkungan.
Jangan Ragu Bergabung Bersama Tzu Chi
10 Juni 2014 Tak hanya menjalankan misi kemanusiannya saja, sebagai relawan Tzu Chi orang-orang dapat belajar menjadi pribadi yang memiliki jiwa penolong dan rendah hati. Hal itu dapat dipelajari dalam pelatihan budaya humanis Tzu Chi, layaknya sebuah berlian yang semakin diasah semakin berkilau.Sosialisasi Eco Enzyme di Pesantren Alkhairaat
14 Juni 2024Manfaat tentang eco enzyme ditularkan relawan Xie Li Kalimantan Timur (Kaltim) 2 di Pondok Pesantren Alkhairat di Muara Wahau pada Rabu, 29 Mei 2024.