Mengenal Lebih Dekat Tentang Tzu Chi

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Johnny Young (He Qi Barat)

Minggu, 24 Januari 2016, sebanyak 46 anak-anak Sekolah Minggu dan umat Wihara Avalokitesvara Vippasana Graha, Taman Kopo Indah, Bandung, Jawa Barat mengunjungi Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Minggu, 24 Januari 2016, sebanyak 46 anak-anak Sekolah Minggu dan umat Wihara Avalokitesvara Vippasana Graha, Taman Kopo Indah, Bandung, Jawa Barat mengunjungi Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dalam kunjungannya, mereka  didampingi relawan Tzu Chi Bandung. Mereka berangkat dari Bandung pukul  05.00 WIB. Selama perjalanan menuju Jakarta, relawan Tzu Chi Bandung, Intan dan Yen Yen memberikan pengenalan tentang Tzu Chi, membagikan buletin, dan memutarkan video tentang kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Setibanya di Tzu Chi Center, Rombongan relawan Tzu Chi He Qi Barat menyambut mereka dengan hangat.

Acara dimulai dengan pengenalan tentang Tzu Chi yang disampaikan oleh Joliana. Dalam sesi ini juga dikenalkan tentang daur ulang dan celengan bambu. Acara dilanjutkan dengan mengelilingi Aula Jing Si yang berada dalam wilayah Tzu Chi Center,  dengan dipandu oleh Suherman, Johny Tjang, dan Joliana.

Tur Aula Jing Si dimulai dari lantai 1, Ci Bei Da Ting yang merupakan lobi utama Aula Jing Si. Di Dinding lobi ini terdapat ukiran yang memiliki arti tersendiri. Di lantai lobi terdapat  gambar delapan helai daun Bodhi. Delapan helai daun Bodhi melambangkan Jalan Mulia Beruas Delapan dalam ajaran Buddha, yaitu: pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.

Bambang Heryawan Salim, pembina Sekolah Minggu dan remaja Wihara Avalokitesvara Vippasana Graha.

Usai mengelilingi Aula Jing Si, para peserta berfoto bersama dengan relawan Tzu Chi.

Kemudian kita memasuki Exhibition Hall (ruang pameran), lalu Jing Si Ta Ting, yang merupakan lobi yang ada di lantai dua dan terdapat replika dari Griya Jing Si yang ada di Hualien, Taiwan. Di langit-langit lobi ini juga terdapat ukiran delapan malaikat yang melambangkan relawan Tzu Chi. Untuk ruang lainnya Fu Hui Ting karena bertepatan dengan penanggalan 15 Lunar dimana sedang ada doa bersama maka peserta hanya dijelaskan bahwa ruang yang berkapasitas 300 orang ini biasa digunakan untuk kebaktian. Di altar ruangan terdapat tiga rupang yang berasal dari Hualien, Taiwan. Tiga rupang itu adalah : Ksitigarbha Bodhisatwa (Kiri), Sakyamuni Buddha (Tengah), Avalokitesvara Bodhisattva (Kanan).       

Di lantai 3 kita dapat melihat Guo Yi Ting (Auditorium Internasional). Auditorium ini memiliki kapasitas kursi sebanyak 646 orang. Ruangan ini digunakan untuk berbagai kegiatan seperti training relawan dan kegiatan lain dengan jumlah peserta yang banyak.

Perjalanan dilanjutkan ke lantai 4 ruangan Jiang Jing Tang (Auditorium Pembabaran Sutra). Auditorium yang berada di lantai empat ini merupakan ruangan terbesar dengan daya tampung sebanyak 1.600 orang dan merupakan ruangan terbesar yang ada di Aula Jing Si. Di sini juga biasa digunakan untuk acara-acara besar Tzu Chi. Di ruangan ini terdapat kursi teratai yang  terbuat dari kayu. Keseluruhan dinding bangunan dilapisi oleh jutaan batu sikat berwarna abu-abu muda. Batu-batu ini melambangan sumbangsih dari tiap-tiap orang. Di sisi luar Aula Jing Si Lantai 4 kita menemukan sebuah bangunan gubuk kecil yang terbuat dari kayu berukuran 3,83 m x 3,24 m. Gubuk ini adalah replika dari gubuk tempat tinggal Master Cheng Yen pada masa awal beliau melatih diri.  Kunjungan  diakhiri di Jingsi Book and Café.

Saat tur keliling ini kami menaikki lantai demi lantai melewati ram  (tangga kayu) di sisi kiri, dimana terdapat poster-poster kegiatan yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi, sedangkan untuk menuruninya kami melewati ram kanan dimana terdapat poster-poster kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang penghubung yang ada di wilayah Indonesia.

“Kita sangat senang ada tamu yang berkunjung kerumah kita (Aula Jingsi). Kita bisa menjelaskan lebih baik dan jelas tentang Master Cheng Yen  dan Tzu Chi melalui foto dokumentasi yang ada, apa saja yang telah Master Cheng Yen dan Tzu Chi lakukan untuk masyarakat. Terutama yang berkunjung kali ini adalah generasi muda penerus bangsa yang perlu sosok untuk diteladani. Semoga dengan kunjungan ini dapat menginspirasi mereka untuk lebih berbakti kepada orang tua dan belajar bersumbangsih untuk masyarakat,” ujar Ely Wijaya, koodinator penyambutan dari He Qi Barat.

“Awalnya kita sering dengar Tzu Chi, yayasan yang sering mengadakan kegiatan sosial, juga kegiatan-kegiatan yang berdasarkan ajaran dharma. Jadi kita ingin mengenalkan pada anak-anak dan  buat masukan kita juga. Kita semua senang dan bahagia disambut dengan hangat oleh para relawan Tzu Chi. Saya juga terinspirasi untuk mengajak teman-teman yang lain datang kembali ke Aula Jingsi,” kata Bambang Heryawan Salim, pembina Sekolah Minggu dan remaja Wihara Avalokitesvara Vippasana Graha .


Artikel Terkait

Mengenal Lebih Dekat Tentang Tzu Chi

Mengenal Lebih Dekat Tentang Tzu Chi

17 Maret 2016
Acara dimulai dengan pengenalan tentang Tzu Chi yang disampaikan oleh Joliana. Dalam sesi ini juga dikenalkan tentang daur ulang dan celengan bambu. Acara dilanjutkan dengan mengelilingi Aula Jing Si yang berada dalam wilayah Tzu Chi Center
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -