Mengenal Pelestarian Lingkungan Sejak Dini
Jurnalis : Wanda Pratama (HQ Barat 2), Fotografer : Wanda Pratama (HQ Barat 2)Siswa-siswi SD Kingdom Generation sedang melakukan pemilahan sampah botol plastik.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang dan sekitarnya sejak malam hari tak menyurutkan semangat para guru dan siswa Sekolah Dasar Kingdom Generation untuk datang ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Kelapa Dua, Gading Serpong, Tangerang Selatan pada Jumat pagi 25 Januari 2019. Kedatangan para guru dan siswa ini disambut oleh 18 relawan Tzu Chi Hu Ai Serpong. Mereka diperkenalkan mengenai program pelestarian lingkungan yang menjadi salah satu misi yang dijalankan oleh Tzu Chi.
Para guru dan murid ini datang ke Depo Daur Ulang Tzu Chi dibagi dalam 2 gelombang. Gelombang pertama terdiri dari 35 siswa-siswi kelas 1 hingga kelas 3 pada pukul 8.00 pagi dan gelombang kedua terdiri dari 39 orang siswa-siswi kelas 4 hingga kelas 6 pada pukul 10.00 pagi.
Acara diawali dengan pengenalan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi, asal, pendiri dan visi serta misinya oleh Irawaty di dalam ruang pertemuan Depo. Dilanjutkan dengan memberikan pemahaman kepada para murid dan guru tentang betapa pentingnya kesadaran untuk peduli pada pelestarian lingkungan mengingat kerusakan lingkungan yang parah telah mempengaruhi iklim bumi dengan segala konsekuensinya yang muncul.
Irawaty sedang menjelaskan jenis-jenis barang bekas yang dapat didaur ulang.
Dengan bahasa sederhana yang dimengerti anak-anak dan bantuan animasi video yang menarik, Irawaty menjelaskan dampak perubahan iklim akibat kerusakan lingkungan. Terutama pencemaran sampah plastik yang sedang mengancam ekosistem banyak satwa di seluruh dunia.
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, lebih lanjut Irawaty menjelaskan kepada para guru dan siswa-siswi SD Kingdom Generation mengenai konsep 5R pelestarian lingkungan, yaitu: Rethink; berpikir ulang dan bijak untuk membeli barang sesuai kebutuhan. Reduce; mengurangi pemakaian barang-barang yang sulit terurai di alam. Repair; memperbaiki barang-barang rusak agar bisa digunakan kembali. Reuse; menggunakan barang-barang selama mungkin, yang terpenting masih bisa berfungsi. Recycle; barang-barang yang sudah tidak bisa dipakai lagi dapat didaur ulang. Dalam kesempatan itu, para relawan Tzu Chi juga memperkenalkan kepada para murid dan guru beragam produk kain, baju, selimut dan kaus kaki hasil daur ulang teknologi Tzu Chi di Taiwan.
Setelah mendengarkan penjelasan selama kurang lebih 1 jam mengenai program pelestarian lingkungan, para guru dan murid SD Kingdom Generation kemudian diajak untuk meninjau depo daur ulang Tzu Chi. Di depo tersebut, Irawaty menunjukkan beragam barang-barang bekas dan sampah yang telah dipisah-pisahkan sesuai klasifikasinya. Seperti plastik, kaleng, kertas, barang-barang elektronik, dan lain-lain. Kemudian para siswa diajak untuk mengenal dan melakukan pemilahan sampah-sampah botol plastik, yaitu bagian mana dari botol plastik yang bisa dan tidak bisa didaur ulang. Kegiatan ditutup dengan mengajak siswa-siswi SD Kingdom Generation melakukan gerakan isyarat tangan bersama diiringi lagu ‘Dunia Yang Bersih’ dan ‘Kita Satu Keluarga’.
Lily Santoso sedang memperlihatkan kain hasil dari barang daur ulang produksi Tzu Chi Taiwan.
Kunjungan siswa-siswi SD Kingdom Generation yang berlokasi di Villa Melati Mas, Serpong, Tangerang ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Gading Serpong ini adalah kegiatan luar sekolah (outing) yang telah diagendakan dalam tahun ajaran yang sedang berjalan (2018-2019).
Tujuannya, menurut Ibu Kris, guru Bahasa Indonesia SD Kingdom Generation ini, adalah memberi pemahaman dan penyadaran yang lebih baik mengenai pelestarian lingkungan yang konsepnya mulai dirintis oleh pihak manajemen sekolah.
“Selama ini pihak manajemen sekolah telah menerapkan aturan kepada siswa-siswinya agar membawa tempat makan dan minum sendiri dari rumah agar mengurangi sampah botol plastik dan bungkus makanan di lingkungan sekolah,” terang Ibu Kris.
Dengan pengenalan mengenai pemilahan jenis-jenis sampah di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi ini, Bu Kris juga mengaku terinspirasi untuk mengusulkan kepada pihak manajemen sekolahnya agar menyediakan tempat–tempat sampah yang diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis sampahnya, apakah sampah plastik, kertas ataupun sisa makanan (organik).
Bagi guru SD Kingdom Generation, Ibu Merry, guru Bahasa Mandarin (kiri) dan Ibu Kris, guru Bahasa Indonesia (kanan), kegiatan ini sangat edukatif.
Tanggapan positif juga datang dari beberapa orangtua siswa yang turut mendampingi anak-anaknya mengikuti kegiatan pelestarian lingkungan ini. Ibu Eva misalnya, yang kedua anaknya duduk di kelas II dan V. “Saya harap kegiatan ini menambah pengetahuan mengenai pelestarian lingkungan, juga agar menumbuhkan kreativitas anak-anaknya untuk dapat memanfaatkan barang-barang bekas yang ada menjadi mainan atau barang dengan fungsi lainnya,” harap Ibu Eva.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Ibu Rina yang memiliki seorang putera yang duduk di kelas VI. “Saya harap kegiatan semacam ini akan semakin membuat anak-anak lebih banyak bersosialisasi di tengah maraknya penggunaan beragam alat komunikasi digital yang semakin menjauhkan anak-anak dari kepedulian atas lingkungannya,” ujarnya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Menghijaukan Lingkungan dengan Tanaman Buah-buahan
13 Desember 2018Relawan Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Selatan 2 mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Rabi’, 28 November 2018. Di sini relawan bersama para santri menanam bibit tanaman buah– buahan di lahan kosong pondok pesantren.