Mengenal Tzu Chi Lebih Dalam Melalui Acara Sosialisasi

Jurnalis : Yumin Tati (He Qi Barat 1) , Fotografer : Bobby, Yumin Tati (He Qi Barat 1)

Peserta memasuki Aula Jing Si Tzu Chi Center.

Seiring dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 terkait Covid-19 di DKI Jakarta, antusiasme masyarakat untuk beraktivitas di luar ruangan pun meningkat. Pada kesempatan yang baik ini, tepatnya Rabu, 1 Juni 2022, komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Barat 1 mengadakan sosialisasi tentang Tzu Chi di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Sosialisasi ini mengundang masyarakat agar lebih mengenal Tzu Chi lebih dekat dan bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Kegiatan yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila ini disambut baik oleh masyarakat umum, yang bisa dilihat dari banyaknya jumlah peserta, yakni 104 peserta.

Sebelum pukul 8.00 WIB, para peserta sudah berdatangan ke Tzu Chi Center dengan tertib, sambil mengenakan pakaian yang sopan, dan memakai masker. Baik panitia maupun peserta tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka disambut para relawan yang bertugas di bagian pendaftaran. Setelah cek suhu tubuh, peserta menggunakan hand sanitizer, dan memasuki ruang tunggu.

Setelah seluruh peserta hadir, para relawan mempersilakan mereka memasuki Ruangan Xi She Ting. Peserta langsung menempati kursi sesuai pembagian kelompok kecil. Kegiatan dibuka oleh Suseno selaku pembawa acara. Ia mengajak para peserta berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan khidmat. Ia lalu menjelaskan 4 misi utama dan 8 jejak Dharma Tzu Chi secara singkat. Tzu Chi menjalin keharmonisan dengan masyarakat luas, lintas negara, lintas suku, dan lintas agama.

Dalam kegiatan ini, Suseno shixiong selaku pembawa acara membuka kegiatan sosialisasi Tzu Chi yang berlangsung di Aula Jing Si, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.

Rachmat Sudarmanto, koordinator kegiatan menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para peserta. Ia sekaligus membagi peserta dalam beberapa kelompok kecil untuk mengikuti tur Tzu Chi Center, yang dipandu beberapa relawan.

Pertama, rombongan memasuki Jingsi Hall di lantai 1. Di sini, mereka diajak napak tilas Tzu Chi Indonesia, juga diceritakan tentang Kisah Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi, serta semangat Tzu Chi dalam mengalirkan cinta kasih.

Mereka dijelaskan tentang Misi Amal dan proyek pembersihan Kali Angke. Lalu tentang Misi Kesehatan yang menunjukkan empati dengan segenap kemampuan, memandang semua makhluk hidup bagaikan keluarga, menganggap pasien sebagai guru dan menghargai hakikat kemanusiaan. Peserta juga mendengarkan penjelasan tentang Misi Pendidikan sebagai landasan untuk membangun kepribadian dan moralitas manusia, dengan berpegang pada rasa syukur, hormat, dan cinta kasih. Lalu ada pemaparan Misi Pelestarian Lingkungan, yang bisa dilakukan dengan sepasang tangan kita, demi masa depan bumi kita.

Rombongan memasuki Jingsi Hall di lantai 1.

Tan Maryani, relawan Tzu Chi lainnya memaparkan tentang kegiatan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi yang pernah memberi bantuan kemanusiaan di Aceh pada 2004 hingga 2009. Mulai dari penanganan awal hingga pembangunan Perumahan Cinta Kasih permanen yang layak huni. Setelah itu mereka juga dikenalkan tentang cara hidup Jing Si yang menjernihkan alam dan kehidupan, dengan prinsip menghargai bumi yang telah menyediakan tempat tinggal dan sumber daya bagi kita.

Para peserta juga diajak menuju lantai 2 melalui jalan lereng (ramp), sambil membaca Kata Perenungan dan berbagai kisah yang terpampang di dinding. Para peserta disambut relawan di dalam Ruang Pertemuan Serbaguna Fu Hui, yang dirancang bertingkat untuk kegiatan skala besar yang melibatkan banyak orang. Selain itu, para peserta juga diajak ke Jiang Jing Tang yang merupakan ruang pemaparan Dharma. Mereka dijelaskan tentang filosofi perancangan dan fungsi ruangan yang megah tersebut. Para peserta pun tidak ingin melewatkan kesempatan berfoto ini.

Di Pondok Master, Surya dan Metta menceritakan keuletan dan perjuangan Master Cheng Yen sejak awal, yang selalu menjalani hidup hemat dan mandiri dalam kondisi apa pun. Berbagai rintangan yang dihadapi malah menjadi pelatihan kekuatan. Para peserta lalu kembali turun ke lantai 1 untuk mendengarkan penjelasan tentang kehidupan dan pengalaman Master Cheng Yen serta 4 Misi Tzu Chi, juga kisah di balik kereta lembu putih, sebagai simbol semangat welas asih dan kebijaksanaan agung.

Peserta menyusuri jalan lereng (ramp) untuk berpindah lantai sambil membaca dokumentasi kegiatan Tzu Chi dan kata perenungan Master Cheng Yen yang terpajang di dinding.

Salah seorang peserta, Azka (13 tahun), mengaku senang karena diajak oleh ayahnya untuk mengisi hari libur dengan kegiatan bermanfaat. Sang ayah, Joko (49 tahun), yang tinggal di Jakarta Barat menuturkan bahwa sebenarnya ia sering melewati gedung Tzu Chi Center, tetapi baru kali ini punya kesempatan untuk mengenal Tzu Chi dengan lebih dekat.

“Saya tertarik untuk mengetahui kegiatan Tzu Chi lebih lanjut, dan siap untuk bersumbangsih sebagai bagian dari masyarakat,” ujarnya.

Setelah semua kelompok tur kembali ke ruangan utama, Suseno selaku pembawa acara turut membagikan kisahnya yang berawal dari kegiatan pelestarian lingkungan di Taman Surya, Jakarta Barat. I juga menceritakan tentang kunjungan kasih penerima bantuan, dan memetik pelajaran dari kisah hidup mereka. Tidak lupa, ia juga memberitahu tentang adanya pementasan persamuan Dharma yang akan diadakan pada Juli mendatang, yang terbuka bagi relawan dan masyarakat umum.

Pada sosialisasi ini ada 58 peserta yang mengisi formulir pendaftaran relawan.

Menjelang penghujung acara, Suherman, Ketua He Qi Barat 1 menyampaikan pesan cinta kasihnya dan ucapan terima kasih atas kehadiran para peserta. Ia juga mengutip Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi “Setiap saat berbaik hati, setiap hari merupakan hari baik”, yang dilanjutkan dengan pementasan isyarat tangan lagu “Satu Keluarga” oleh para relawan, lalu ditutup dengan foto bersama pada pukul 12.00 WIB.

Bagi peserta yang berminat untuk bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi, panitia telah menyiapkan formulir pendaftaran relawan dalam bentuk cetak dan daring dengan cara memindai kode QR. Ada 27 calon relawan yang memilih untuk mengisi formulir cetak, sedangkan ada 31 calon relawan yang merasa lebih nyaman untuk mengisi formulir daring, sehingga total ada 58 calon relawan.

Ketika akan meninggalkan ruangan, para peserta berbaris dan menerima paket suvenir dari panitia acara. Meskipun senyumnya tertutup oleh masker, namun sorot mata mereka terlihat memancarkan kebahagiaan. Mereka sudah siap untuk menyebarkan cinta kasih kepada sesama.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Sosialisasi Relawan Tzu Chi di Selatpanjang

Sosialisasi Relawan Tzu Chi di Selatpanjang

19 April 2024

Tzu Chi Selatpanjang mengadakan sosialisasi tentang Tzu Chi, dengan mengusung tema Kita Satu KeluargaKegiatan ini dihadiri oleh 27 orang peserta dan relawan Tzu Chi Selatpanjang. 

Berseminya Bodhisatwa Baru di Tanjung Morawa

Berseminya Bodhisatwa Baru di Tanjung Morawa

19 Desember 2017

Semangat serta antusias yang membara membawa 8 orang relawan Tzu Chi Medan menuju Tanjung Morawa untuk memberikan sharing kepada Bodhistwa (relawan –red) baru di sana. Walaupun menempuh perjalanan selama satu jam di malam hari, relawan tetap semangat membagikan kisah inspiratif untuk 26 relawan baru di Tanjung Morawa.

Bersumbangsih Sebagai Relawan Tzu Chi

Bersumbangsih Sebagai Relawan Tzu Chi

04 April 2017

Tzu Chi Batam mengadakan sebuah sosialisasi relawan yang dihadiri oleh 44 orang relawan baru. Di sana relawan menjelaskan tentang keindahan budaya humanis Tzu Chi merupakan karakter setiap relawan dalam pelatihan diri dan beberapa sharing lain.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -