Mengenalkan Pelestarian Lingkungan Sejak Usia Dini
Jurnalis : Satria Budiardy (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Hari Tedjo, Reza Oktavia P (Tzu Chi Surabaya)Sebanyak 61 siswa sekolah dasar, kelas 1 dan 2 dari Surabaya Taipei School melakukan karyawisata di Depo Daur Ulang Tzu Chi Surabaya, Jumat 27 Oktober 2017.
Sebanyak 61 siswa sekolah
dasar, kelas 1 dan 2 dari Surabaya Taipei School tampak gembira saat melakukan
karyawisata di Depo Daur Ulang Tzu Chi Surabaya, Jumat 27 Oktober 2017. Di sini
siswa dikenalkan akan pentingnya melakukan daur ulang dan melakukan penghijauan.
Ferlyn dan Vivian membawakan
acara yang dimulai pukul 08.00-12.00 WIB ini dengan semangat dan raut muka
ceria. Karyawisata yang dimulai dengan bermain bersama relawan ini membuat
suasana menjadi semakin akrab. Siswa sangat antusias saat Ferlyn melempar
pertanyaan seputar daur ulang. Tak jarang mereka berebut angkat tangan dan
menjawab pertanyaan. Setiap siswa yang berani menjawab dan berhasil
menyelesaikan tugas akan mendapat satu stempel emoticon lucu.
Informasi seputar pengolahan
daur ulang, penggunaan kembali barang layak pakai hingga kreasi dari daur ulang
disampaikan oleh pembawa acara dengan melempar pertanyaan dan melihat video
kartun. Siswa sangat serius melihat video tentang pentingnya daur ulang serta mendengarkan
penjelasannya dari pembawa acara.
Sebelum dimasukkan karung, botol plastik air minum harus diinjak agar pipih sehingga menghemat tempat penyimpanan.
Siswa dengan penuh semangat melakukan pemilahan daur ulang kertas.
Dalam kegiatan ini, ada pula
sesi bercocok tanam. Setiap siswa diberi media pembibitan berupa gelas, kapas,
air dan bibit kacang hijau. Mereka harus menata rapi setiap butir kacang hijau
ke dalam gelas yang sudah diberi kapas basah. Selanjutnya gelas diberi nama
masing–masing, lalu dikumpulkan di meja penilaian.
Siswa yang berhasil
melakukan pembibitan sesuai arahan lalu mendapat stempel emoticon excellent. Selesai melakukan pembibitan, relawan
mempersilahkan kelompok peserta karyawisata yang ingin melakukan penanaman
bibit pohon mangga di Kebun Angkat Tzu Chi Surabaya.
Hari semakin siang, puluhan
siswa melanjutkan kegiatan hari itu dengan pemilahan daur ulang. Siswa dibagi
dua kelompok, kelompok pemilahan kertas dan kelompok pemilahan botol plastik
air minum. Sebelum memilah, siswa lebih dulu diberi pengarahan. Pada kelompok
pemilahan kertas, siswa harus mengelompokkan menjadi dua jenis kertas, yaitu
kertas putih dan kertas berwarna. Sedang pada kelompok pemilahan botol plastik,
siswa harus memilah jadi tiga bagian, yaitu plastik label, tutup botol dan
botol plastiknya sendiri. Dengan semangat dan ceria, tiap siswa menginjak–injak
botol hingga pipih sebelum dimasukkan ke dalam karung.
Kelompok pemilahan kertas memasukkan kertas dalam wadah pilah sesuai warna kertas. Ada dua jenis pemilahan yang dilakukan pada kertas, kertas berwarna dan kertas putih.
Siswa-siswi yang mengikuti karyawisata sedang bercocok tanam di halaman Kebun Angkat Cinta Kasih Tzu Chi. Sukacita tergambar di raut muka siswa selama mengikuti acara.
Pemilahan daur ulang ini
membuat siswa lebih paham pentingnya menjaga kebersihan barang daur ulang yang
akan diberikan ke depo Tzu Chi. Kata Ferlyn. “Karena dengan menjaga kebersihan
daur ulang akan mempercepat kerja relawan dalam melakukan pemilahan. Selain
itu, barang daur ulang yang sudah dibersihkan juga tidak membuat rumah menjadi
kotor dan menjadi sarang serangga,” jelasnya.
Usai pemilahan, siswa
mencuci tangan dan berbaris rapi menuju meja kelompok masing–masing. Acara
dilanjutkan dengan memutar video pendek sambil beristirahat. Seakan tidak ada
rasa lelah, semua siswa masih antusias mendengarkan penjelasan dari Ferlyn
mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk mewariskan bumi ini
kepada anak cucu kelak.
Ferlyn memberikan contoh karya dari bahan daur ulang kepada seluruh peserta karyawisata.
Saat semua peserta fokus
dengan pertanyaan dan penjelasan pembawa acara, relawan tim konsumsi sibuk menyiapkan
makan siang vegetarian bagi siswa dan pendamping. Semua relawan bersungguh hati
menyiapkan acara karyawisata ini, mulai dari menyiapkan barang daur ulang,
menata meja, dan menghias kursi relawan satu hari sebelumnya. Pada jumat
paginya relawan konsumsi sudah bangun untuk memasak makanan vegetarian yang
sesuai selera anak- anak. Menu spageti vegetarian pada acara kali ini merupakan
makanan favorit seluruh siswa, tidak jarang siswa antri untuk menambah porsi
makan siangnya.
Kegiatan hari itu, ditutup
dengan melakukan isyarat tangan bersama dengan judul lagu “Ren Ren Zuo Huanbao”. cuaca yang cerah dengan suhu yang cukup panas
tidak begitu terasa saat siswa dan relawan larut dalam keseruan gerakan dan
lagu isyarat tangan. Tepat pukul dua belas siang, seluruh siswa berbaris rapi
keluar dari depo dan melambaikan tangan kepada shigu shibuo. Dengan senyum lebar siswa-siswi Surabaya Taipei
School mengucapkan Gan En kepada relawan
yang telah memberikan penjelasan dan mendampingi mereka selama berada di Depo Daur
Ulang Tzu Chi Surabaya.
Pelestarian lingkungan
hendaknya sudah diajarkan sejak usia dini, agar setiap anak yang tumbuh dewasa
memiliki moral baik untuk merawat bumi. Hendaknya setiap orang mulai menyadari
bahwa bumi perlu disayangi agar keberlangsungan hidup umat manusia mendapatkan
jaminan kesejahteraannya. Dengan melakukan pelestarian lingkungan akan membantu
menjaga bumi ini dari segala kerusakan. Sesuai kata perenungan Master Cheng Yen
“Tangan yang melakukan pelestarian lingkungan adalah tangan yang paling indah“.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Kebersamaan dalam Buka Puasa Bersama TIMA, RSKB, dan Tenaga Pendidik
06 Juli 2015Sosialisasi Pelestarian lingkungan di Gita Bangsa School
15 Desember 2023Para relawan Tzu Chi dari He Qi Tangerang menggelar sosialisasi pelestarian lingkungan hidup di Gita Bangsa School. Johnny Chandrina menjadi narasumber dalam sosialisasi ini.
TK Tzu Chi Indonesia Donasikan 31 Model Permainan ke Sekolah Atmabrata, Cilincing
29 Mei 2017Bekerja sama dengan Daai Mama dan orangtua murid, TK Tzu Chi Indonesia mengumpulkan donasi dan menyalurkannya ke sekolah lainnya. Sekolah Atmabrata yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara, menjadi satu dari empat sekolah yang menerima donasi tersebut.