Mengenalkan Pelestarian Lingkungan
Jurnalis : Elisah, Wismina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Bustami, Hoon Tai Peng (Tzu Chi Pekanbaru) Pada tanggal 25 Februari 2012 diadakan sosialisasi untuk mengenalkan pelestarian lingkungan kepada murid-murid SMA Negeri 2 Pekanbaru. |
| ||
Awal Jalinan Jodoh Kemudian pada tanggal 1 Januari 2012, diawal tahun baru, Tzu Chi Pekanbaru yang memulai hari pertama di tahun baru dengan menebarkan cinta kasih melalui baksos pengobatan umum bagi warga di Jalan Nelayan. Dengan menempuh perjalanan sekitar 4 jam lebih Bapak Zulkifli bersama Bapak Gazali datang mengunjungi tempat diadakannya baksos tersebut. Dan inilah kali pertama pertemuan mereka dengan relawan. Saat itu, salah satu relawan, Chia Shixiong pun memberikan penjelasan singkat mengenai Tzu Chi dan pelestarian lingkungan. Setelah pertemuan itu, Bapak Zulkifli tetap menjaga komunikasi dengan relawan dan kemudian melakukan pertemuan sekali lagi yakni dengan mengunjungi kantor penghubung Tzu Chi Pekanbaru bersama 5 orang muridnya pada tanggal 12 Januari 2012. Dan hari itu, Mawie Shixiong menjelaskan lebih dalam tentang Yayasan Budha Tzu Chi.
Keterangan :
Bapak Zul yang menilai anak-anak muridnya sekarang kurang menghargai uang recehan Rp. 50,- atau Rp.100,- karena uang logam senilai itu yang tercecer di lantai, sangat jarang ada anak yang mau memunggutnya. Mengetahui bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi didirikan Master berawal 50 sen yang dikumpulkan oleh 30 ibu rumah tangga, Bapak Zul berharap kisah awal Tzu Chi dapat menginspirasi anak-anak muridnya untuk menjadi sosok orang yang bisa menghargai berkah dan bisa mendidik mereka menjadi manusia yang penuh cinta kasih. Alhasil, Bapak Zulkifli pun mengundang Tzu Chi Pekanbaru ke Pasir Pangaraian. Tak kenal maka tak sayang Semula Bapak Zul juga merasa khawatir mengingat mayoritas anak muridnya adalah muslim, sedangkan yang akan mengadakan sosialisasi adalah Yayasan Buddha. Tetapi setelah melihat dan mendengar halaman demi halaman profil Yayasan Budha Tzu Chi yang disampaikan oleh Lutiana Shijie yang menekankan bahwa yayasan Tzu Chi adalah yayasan kemanusiaan yang lintas ras, suku, agama dan negara membuat mereka dengan antusias ikut menyimaknya dengan serius satu persatu ulasan tersebut.
Keterangan :
Selanjutnya acara dibawakan oleh Chia Shixiong. Beliau berbagi pengetahuan mengenai bagaimana memilah sampah daur ulang dan bagaimana caranya mencegah pemanasan global. Tidak ketinggalan peragaan isyarat tangan lagu Tzu Chi yang berjudul “Sebuah Dunia yang Bersih “ dan “ Satu Keluarga “. Anak-anak pun mengikutinya dengan gembira. Maria, seorang murid kelas 12 di akhir sesi mengajukan pertanyaan, “Kalo misal ada ibu-ibu yang mengumpulkan barang-barang daur ulang, kemudian dijual, apakah ini termasuk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan?“ Chia Shixiong menanggapi dengan melemparkan kembali pertanyaan tersebut kepada anak-anak yang lain. Dan anak-anak pun menjawab bahwa itu termasuk kegiatan pelestarian lingkungan. Lalu Chia Shixiong pun menambahkan bahwa mereka yang menjadi pemulung juga adalah orang yang luar biasa, pekerjaan mereka bisa meringankan beban bumi dan punya kontribusi besar untuk bumi kita. Jadi kita jangan menganggap rendah kepada orang yang menjadi pemulung. Tidak terasa, kunjungan telah sampai pada penghujungnya. Relawan Tzu Chi menyerahkan beberapa bibit tanaman untuk kegiatan penghijauan sekolah dan 2 buah tempat penampungan agar anak-anak dapat melakukan pemilahan sampah organik maupun sampah non-organik secara langsung. Tidak lupa juga diberikan juga 20 buah celengan bambu dan 20 lembar kata perenungan Master Cheng Yen. Tak disangka saat kita mulai berkemas untuk pulang, ada seorang anak murid kelas 12 yang menghampiri Lutiana Shijie dan meminta nomor telepon Tzu Chi Pekanbaru. Ternyata ia hendak ikut bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Ia berkata bahwa sebentar lagi ia sudah mau tamat sekolah dan berencana melanjutkan sekolah di Pekanbaru. Semoga niat baik ini menghasilkan buah yang manis. “Kita tunggu ya.” | |||