Mengenang Gempa dengan Rasa Syukur
Jurnalis : Yaya, Ing-Ing (Tzu Chi Padang), Fotografer : Yaya (Tzu Chi Padang)Memperingati satu tahun berlalunya gempa di Padang, masyarakat Padang melakukan doa dan renungan bersama. |
| ||
Doa bersama juga dilakukan di monumen gempa –didirikan atas ide masyarakat Kota Padang yang anggota keluarganya terkena musibah– yang diresmikan pada hari itu pula. Lokasi berdirinya monumen ini terdapat di dekat Taman Melati, dan di atasnya tertulis nama-nama korban gempa. Relawan Tzu Chi turut menghadiri kedua acara tersebut. Malam harinya, pada pukul 19.25 WIB, relawan Tzu Chi sendiri juga mengadakan acara peringatan satu tahun gempa. Selain relawan Tzu Chi, acara ini juga dihadiri oleh kepala sekolah dan guru SMAN 1 Padang. Acara diawali dengan perenungan yang diiringi dengan lagu Wu Liang Fa Men (Pintu Dharma Tanpa Batas –red). Kemudian seluruh hadirin diajak berdoa berdama menurut agama dan kepercayaan masing-masing, berharap semoga semua orang terbebas dari segala bencana. Rasa Syukur di Tengah Bencana
Ket : - Chaidir Shixiong mengenang kejadian gempa, dan bersyukur bahwa dalam kondisi serba sulit para relawan Tzu Chi masih dapat mengulurkan bantuan untuk membantu para korban. (kiri) Dalam sharing-nya, Chaidir Shixiong mengatakan bahwa ia merasa beruntung bahwa dalam keadaan yang demikian sulit, ternyata ia masih dapat membantu orang lain. Karenanya ia berharap supaya relawan Padang lebih bersemangat dan bangkit kembali dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi, apalagi di Padang ini tanggal 30 November telah ditetapkan walikota sebagai Hari Tzu Chi. Eddy Shixiong juga ikut berbagi perasaannya. Saat kejadian gempa di sore hari itu, Eddy Shixiong sedang berada di kantor temannya. Ia melalui masa tersulit saat mengetahui ketiga anaknya terkubur di dalam rumahnya yang berlantai 3. Beruntung setelah beberapa jam, ketiga anaknya itu berhasil diselamatkan atas bantuan dari tetangga sekitarnya dengan menggunakan alat seadanya. Eddy Shixiong sangat bersyukur dapat berkumpul kembali dengan istri dan anak-anaknya, dan ia dapat bergabung kembali dengan relawan Tzu Chi membagikan bantuan penanggulangan gempa.
Ket : - Para shijie dari Tzu Chi Padang memperagakan isyarat tangan yang indah, mewujudkan cinta kasih dalam gerakan tangan. (kiri). Menatap Masa Depan dengan Kehangatan Sementara itu, Andre yang menjabat Lurah Kampung Pondok mengatakan sangat bangga bisa bergabung dengan Tzu Chi. Setelah beberapa bulan aktif dan merasakan kebahagiaan yang luar biasa, hatinya dipenuhi rasa syukur. Setiap Sabtu pagi ia selalu menyempatkan diri untuk mengumpulkan barang-barang daur ulang dari rumah ke rumah, bersama dengan shixiong-shijie lainnya. Hal yang sama juga dirasakan oleh Linda, seorang guru SMAN 1 Padang. Linda juga bersukur karena dalam hidupnya masih dapat memberi kehangatan kepada orang lain yang membutuhkan. Sebuah isyarat tangan lagu Ren Jian You Ai (Ada Cinta Kasih di Dunia –red) yang diperagakan oleh para shijie dari Tzu Chi Padang, seperti mewakili perasaan hati para hadirin. Bahwa cinta kasih telah mengobati luka fisik dan batin yang dialami masyarakat Padang pascagempa satu tahun yang lalu. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Melindungi Alam Semesta
31 Agustus 2012 Ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan, ini semua adalah lima kekeruhan dan Lima Racun di dalam hati manusia. Kekeruhan batin itu telah menjadi “racun” yang mencemari udara sekaligus mencemari seluruh bumi. Itu semua terjadi akibat perbuatan manusia.Buka Puasa Bersama Anak Panti Asuhan
03 Agustus 2013 Hari ini relawan Tzu Chi akan mengadakan buka puasa bersama anak-anak yang tinggal di panti Asuhan. Pada kegiatan ini yayasan mengundang 200 anak panti dari 6 panti asuhan yang ada di Makassar .Rasa Haru Tim Medis Dengan Bantuan Tzu Chi
02 April 2020Relawan Tzu Chi Medan membagikan 30.000 buah masker (tahap kedua) pada Kamis, 30 Maret 2020 ke-3 rumah sakit di Kota Medan. Bantuan lainnya dibagikan ke rumah sakit di luar Kota Medan seperti Tebing Tinggi, Pematang Siantar , Binjai, dan Lhokseumawe.