Mengendalikan Hawa Nafsu

Jurnalis : Junet Lee (He Qi Barat), Fotografer : Rudy Darmawan (He Qi Barat)
 
 

fotoRabu, 9 November 2011, relawan dari He Qi Barat mengikuti kegiatan Bedah Buku “ 20 Kesulitan Kehidupan“ di Kantor He Qi Barat Cengkareng, Jakarta Barat.

Buddha berkata,  “Sulit untuk mengendalikan nafsu keinginan.”Berapa banyak kehidupan dan keluarga yang telah hancur karena keinginan yang tidak terkendali?

 

Hari itu, Rabu 9 November 2011, tepatnya pukul 18.30 WIB terlihat beberapa relawan yang mulai berdatangan mengikuti kegiatan Bedah Buku “ 20 Kesulitan Kehidupan “ di Kantor He Qi Barat bersama Kumuda Yap Shixiong . Kumuda Yap adalah salah satu Bodhisatwa DaAi TV yang ikut mencerahkan dunia melalui program-program Humanitarian seperti: Da Ai Inspirasi, Sanubari Teduh, dan Lentera kehidupan. Waktu telah menunjukan pukul 19.00 WIB, dan di ruangan telah hadir sekitar 20 orang relawan. ”Baiklah Shixiong-Shijie sekalian, mari kita mulai bedah buku hari ini dengan  melakukan penghormatan kepada Master Cheng Yen,” kata saya membuka acara.

Akibat Keinginan yang Berlebihan
Dalam buku ”20 kesulitan Dalam Kehidupan” Master Cheng Yen menceritakan sebuah kisah sedih mengenai seorang wanita muda yang tinggal dalam keluarga bahagia dan kaya raya serta sangat disayang ibunya. Kemudian wanita ini menikah dengan seorang pegawai negeri yang hidupnya tidak sesejahtera keluarganya. Namun wanita muda ini tidak bisa menerima kondisi ekonomi suaminya yang hidup sangat sederhana. Karena kondisi ekonomi yang sulit membuatnya selalu pulang ke rumah ibunya dan meminta apa yang diinginkan dan ibunya selalu memenuhi keinginan putri tercintanya tersebut. Wanita muda tersebut sering mengeluh pada suaminya bahwa ia malu akan kehidupan mereka. Ia berharap agar secepatnya bisa memiliki rumah ataupun apartemen. Tapi,  dengan penghasilan suaminya, hal tersebut rasanya sangat mustahil untuk bisa membeli rumah.

Setelah bertahun-tahun, wanita ini terus menemui ibunya dan menceritakan bahwa ia telah melihat apartemen yang bagus dan murah serta berkeinginan untuk membelinya. Hingga suatu hari setelah 12 tahun pernikahannnya, wanita muda tersebut melihat apartemen bagus yang dijual di daerah Taipei seharga NT$ 3,8 juta. Ia begitu terobsesi dengan apartemen tersebut sehingga hampir membuatnya gila. Setiap hari ia membujuk ibunya dan merajuk agar ibunya meminjamkan uang sebesar NT$ 2 juta.

foto  foto

Keterangan :

  • “Shixiong dan Shijie sekalian, kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu kita," kata Kumuda Shixiong yang menjadi pembicara hari itu. (kiri)
  • Sekitar 20 orang relawan mengikuti kegiatan Bedah Buku yang rutin diadakan setiap hari Rabu (2 minggu sekali). (kanan)

Ibunya berkata, ”Saya tidak masalah dengan meminjamkan uang kepadamu, tetapi kemana kamu akan mendapatkan sisanya?” “Saya dapat meminjamnya dari orang lain,” jawab wanita muda tersebut.

“Apakah kamu mempunyai cukup uang untu membayar pinjaman setiap bulan? Tenanglah dulu, dan jangan begitu terobsesi dengan ide ini,” bujuk ibunya agar wanita muda ini sadar bahwa gaji suaminya tidak akan cukup untuk membayar pinjaman.

Akan tetapi ia sudah terlanjur dikuasai nafsu keinginan yang begitu besar untuk membeli apartemen tersebut, sehingga bukannya sadar akan semua keinginannya yang tidak masuk akal, malah menyalahkan ibunya karena tidak mau membantunya, dan ia pun memutuskan hubungan dengan ibunya.

Setelah ia memutuskan hubungan dengan ibunya, ia tetap tidak dapat mengendalikan nafsu keinginannya. Setiap hari ia mengomeli suaminya yang tidak berguna karena tidak dapat memenuhi keinginannya. Karena senantiasa diomeli istrinya akhirnya membuat pegawai negeri yang jujur ini kehilangan akal sehat sehingga melakukan korupsi dengan menerima sogokan. Tetapi, sebelum ia mendapatkannya, ia tertangkap dan dijatuhi hukuman penjara.

foto  foto

Keterangan :

  • Dalam kegiatan bedah buku juga para peserta dapat menyampaikan pandangan dan tanggapannya atas materi yang disampaikan. (kiri)
  • Para peserta juga diajak untuk mengungkapkan pandangan dan pikirannya terhadap materi yang disampaikan. (kanan)

Setelah suaminya tertangkap, apakah istri muda ini sadar? Tidak sama sekali, malah bertambah buruk. Ia menyuruh anak lelakinya untuk mencuri barang di toko. Sehingga setiap kali anaknya melihat barang yang diinginkan, dia akan mencurinya. Suatu hari putranya tertangkap basah mencuri beberapa pena di sebuah toko sehingga dikirim ke rumah tahanan anak remaja. Terakhir, wanita ini tinggal hanya dengan satu anak perempuannya yang berusia 13 tahun. Ibu ini ,sedikit stres, sering marah dan menyiksa putrinya. Suatu hari ketika pulang  sekolah, putrinya sambil menangis di jalanan meratapi nasibnya yang begitu menderita sehingga mengalami depresi. Ia tertabrak mobil dan meninggal seketika. Pada akhirnya tahukah Anda sekalian bagaimana nasib wanita tersebut setelah kehilangan putrinya? Ia mengalami depresi berat sehingga menjadi gila.

Sesi Sharing
“Shixiong dan Shijie sekalian, bagaimana menurut Anda cerita tersebut? Apakah penyebab semua itu? Itu semua karena wanita tersebut tidak dapat  mengendalikan nafsu keinginannya,“ jelas Kumuda Shixiong.

“Shixiong dan Shijie sekalian, kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu kita dari kelima indera kita, yaitu 5 untaian kesenangan yang terdiri dari bentuk-bentuk yang dicerap mata, suara-suara yang didengar  telinga, bau-bauan yang tercium, rasa yang dikecap lidah,dan sentuh-sentuhan yang dirasakan tubuh. Semua itu tentu saja sangat menyenangkan, disukai, memikat, menimbulkan kenikmatan, dan rangsangan. Kebahagiaan seperti itu janganlah dikejar, apalagi dikembangkan dan diutamakan. Semua ini adalah jeratan bagi si lengah,” nasihat Kumuda Shixiong.

Lalu Johny Shixiong juga menambahkan, ”Saya kebetulan punya cerita mengenai nafsu keinginan. Di sebuah kota di Sumatera, ada seorang istri pengusaha kaya yang suka membeli tas-tas bermerk yang harganya bisa puluhan juta rupiah, Suatu hari ketika dia berjalan di tempat yang terbuka, tiba-tiba hujan. Istri pengusaha tersebut bukannya menutup kepalanya dengan tas malah wanita itu menutup tasnya supaya tidak basah dan rusak,” cerita Johnny Shixiong sambil tersenyum, “itu semua Shixiong dan Shijie, karena kemelekatan kita dan karena kita tidak dapat mengendalikan keinginan kita,” ujar Johnny Shixiong yang selalu hadir mengikuti kegiatan bedah buku.

Banyak orang yang melakukan kesalahan yang membuatnya menyesal seumur hidup karena mereka tidak dapat mengendalikan nafsu keinginannya. Tentu, kita semua tidak mau menyesal seumur hidup karena nafsu keinginan yang tidak terkendali bukan? Oleh karena itu, mari kita bersama-sama melatih diri dengan menjaga hati dan pikiran kita untuk senantiasa berhati-hati dengan datangnya nafsu keinginan yang menyerang. Saya yakin dan percaya kita semua pasti bisa mengendalikan nafsu keinginan kita, asalkan kita mempunyai tekad yang kokoh dan tak tergoyahkan.

 

 

  
 

Artikel Terkait

Ucapan Terima Kasih dari Televisi Cinta Kasih

Ucapan Terima Kasih dari Televisi Cinta Kasih

18 Januari 2017

Sabtu, 14 Januari 2017, DAAI TV mengadakan Malam Keakraban Imlek DAAI TV. Kegiatan ini merupakan bentuk terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung DAAI TV sekaligus menjadi momentum perayaan Imlek.

Berbagi Keceriaan Melalui Buka Puasa Bersama

Berbagi Keceriaan Melalui Buka Puasa Bersama

21 Juni 2017

Relawan Tzu Chi Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Timur 2 yang mayoritas Muslim, pada Jumat, 16 Juni 2017, menyelenggarakan kegiatan buka puasa bersama anak yatim piatu dan kaum dhuafa. Kegiatan ini bertema Indahnya Berbagi Keceriaan dengan Sesama.

Suara Kasih : Berpegang Teguh pada Tekad

Suara Kasih : Berpegang Teguh pada Tekad

14 Desember 2010 Ajaran Jing Si bertujuan untuk melatih diri, sedangkan Jalan Tzu Chi adalah praktik nyatanya. Lihatlah, kini benih-benih Bodhi telah berakar di negara masing-masing. Insan Tzu Chi dari 23 negara yang kembali kali ini bukanlah warga Taiwan. Untuk itu, kita harus berterima kasih kepada relawan Taiwan yang tinggal di negara lain dan menabur benih Tzu Chi.
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -