Mengenggam Jalinan Jodoh
Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Perwakilan Batam), Fotografer : Helen Chua (Tzu Chi Perwakilan Batam)
|
| ||
Master Cheng Yen pernah berkata, jika ada orang yang dapat menolong orang lain dengan hati yang tanpa pamrih, maka orang tersebut boleh adalah Bodhisatwa, sosok makhluk yang mendedikasikan diri mereka untuk menolong dan mencabut penderitaan makhluk lain tanpa pamrih. Dengan berpegang pada prinsip ini, Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi. Demi tercapainya tujuan tersebut, mengadakan pelatihan relawan baru secara rutin merupakan salah satu upaya yang penting. Melalui pelatihan rutin, diharapkan para peserta akan semakin mengerti tentang Tzu Chi beserta misi-misinya. Setelah pelatihan relawan yang diadakan 3 bulan yang lalu, Tzu Chi Batam kembali mengadakan pelatihan relawan baru pada tanggal 27 Oktober 2013. Seperti biasanya, pelatihan relawan baru kali ini berlokasi di Kantor Perwakilan Tzu Chi Batam dan dihadiri 71 orang peserta. Walaupun para peserta mempunyai kepercayaan yang berbeda antar satu sama yang lain, tetapi mereka berkumpul di Tzu Chi karena sebuah hati yang penuh dengan cinta kasih dan ingin bersumbangsih. Pelatihan diawali dengan menayangkan video kilas balik Tzu Chi pada tahun 2012 dan dilanjutkan dengan pradaksina (meditasi berjalan). Lalu, relawan juga menayangkan Lentera Kehidupan yang berisi tentang ceramah Master Cheng Yen. Master berpesan kepada kita bahwa makna kehidupan ini terletak pada apa yang kita lakukan setiap harinya dan kita harus memanfaatkan waktu melakukan kebajikan sesegera mungkin. Dengan demikian, kita akan menambah kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
Keterangan :
Konsep pelatihan kali ini mengalami berbagai perubahan baru. Relawan lebih banyak membagikan kisah dan pengalaman mereka selama ini di Tzu Chi, salah satunya adalah Siti Shijie. Pada awalnya, Siti Shijie hanya ingin menjadi seorang donatur tetap dan menjadi relawan setelah anaknya sudah dewasa. Tetapi setelah mengikuti pemberkahan akhir pada tahun 2009, Ia mulai bergabung dalam barisan relawan untuk melakukan kebajikan. “Saya terinspirasi oleh kata perenungan yang berbunyi 'Ada dua hal yang tidak dapat ditunda di dunia ini, melakukan kebajikan dan berbakti kepada orang tua' pada saat pemberkahan akhir tahun 2009. Karena tidak ingin menyesal, saya akhirnya menjadi relawan di Tzu Chi untuk melakukan kebajikan,” jelasnya. Salah satu isu yang hangat pada zaman sekarang adalah pemanasan global. Oleh karena itu, Dukman Shixiong juga berbagi pengalaman dan prinsip daur ulang pada pelatihan kali ini. Ia menjelaskan bahwa siklus daur ulang kepada para peserta. Siklus ramah lingkungan tersebut disingkat menjadi 5R, yakni Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan kembali), Repair (memperbaiki) dan Recycle (mendaur ulang). Hal ini merupakan salah satu cara melindungi bumi kita, karena dimulai dari menolak penggunaan barang yang tidak ramah lingkungan hingga mendaur ulangnya, kita dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta menciptakan sebuah bumi yang sehat. Jalinan jodoh para peserta kali ini kebanyakan bermula dari kegiatan baksos ke-93 yang diadakan dua minggu yang lalu. Mereka termotivasi dan ingin bergabung di keluarga besar Tzu Chi, salah satu diantaranya adalah Husnul Fitroh (18). Husnul yang merupakan mahasiswa dari Universitas Internasional Batam merasakan sukacita setelah mengikuti baksos. “Mereka (Insan Tzu Chi) itu melakukan kebaikkan dari hal yang sekecil apapun tanpa pamrih,” katanya. “Kita bisa merubah sifat kita, karakter kita perlahan-lahan dengan mengikut budaya Tzu Chi,” tambahnya. Setelah sharing dari peserta pelatihan, kegiatan memasuki detik-detik penutupan. Wendy Shijie, selaku wakil ketua Tzu Chi Batam menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kehadiran para peserta. Selain itu, ia juga mengajak para peserta untuk ikut serta dalam barisan relawan Tzu Chi untuk melakukan kebajikan, karena orang yang mampu memberikan bantuan kepada orang lain otomatis akan mendatangkan berkah bagi dirinya sendiri. Setelah pesan cinta kasih yang diberikan Wendy Shijie, pelatihan kali ini diakhiri dengan doa bersama dan para peserta diberikan sebuah suvenir berupa kantong daur ulang. Semoga dengan pelatihan kali ini, hati para peserta yang tergerak untuk melakukan kebajikan akan terealisasi setelah bergabung di keluarga besar Tzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Gempa Palu: Melewati Malam-malam Dingin di Pengungsian dengan Selimut Tzu Chi
20 Oktober 2018Salah satu bantuan yang paling dibutuhkan oleh para pengungsi gempa di Palu, Sigi dan Donggala adalah selimut. Kemarin (19/11), relawan mulai membagikan selimut Tzu Chi di posko pengungsian warga Desa Duyu, di kaki Gunung Gawalise.
Paket Cinta Kasih untuk Warga Percut Sei Tuan
02 April 2024Dengan tema “Satu Orang Satu Kebajikan Menghimpun Cinta Kasih”, Tzu Chi Medan berbagi kasih dengan membagikan paket sembako bagi warga prasejahtera di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.