Mengetahui, Menghargai, dan Mencipta Berkah Kembali

Jurnalis : Ami Haryatmi (He Qi Barat 2), Fotografer : Mery Hasan, Camelia Febriani (He Qi Barat 2)


Sebanyak 56 orang relawan dan panitia dari relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengikuti Training Relawan Abu Putih yang kedua pada Minggu 25 Oktober 2020.

Membuka pagi yang cerah dengan pelatihan yang sangat berarti, inilah eloknya langkah kerelawanan Tzu Chi di tengah pandemi yang belum juga usai hingga saat ini.

Minggu 25 Oktober 2020, sejak pukul 9.00 hingga 12.00, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengadakan Training Relawan Abu Putih yang kedua. Dihadiri lewat Zoom meeting oleh 56 orang relawan dan panitia.

“Walaupun kita tidak bisa bertatap muka, tapi relawan Tzu Chi terus belajar, menyerap, membabarkan dan mempraktikkan Dharma lewat berbagai pelatihan online, seperti Xun Fa Xiang, Bedah Buku, Tzu Chi Talks, dan lainnya. Hal ini agar semangat kita tidak berkurang. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan sebagai pemacu semangat agar tidak memudar,” demikian ungkap Moni, pemandu acara setelah membuka training dengan menyanyikan lagu Mars Tzu Chi dan pembacaan 10 sila bersama-sama.

Tetesan Jalinan Jodoh


Mei Rong (Erni Lindawati) menjelaskan tentang tetesan jalinan jodoh yang membuat relawan bertemu dalam jalan Tzu Chi.

Materi training pertama diisi oleh Mei Rong (Erni Lindawati), relawan komite yang sangat aktif di kelas budi pekerti. Ia berbagi materi dengan tema Tetesan Jalinan Jodoh.

Mei Rong menjelaskan bahwa, “kita bisa terlahir sebagai manusia adalah berkah. Kita sulit terlahir sebagai manusia dan sangat sulit bertemu guru yang berjodoh dengan kita. Walaupun banyak guru Dharma di dunia ini, tapi belum tentu berjodoh dengan kita. Bersyukur kita berjodoh sebagai murid Master Cheng Yen. Master Cheng Yen adalah teladan kemandirian, cinta kasih, welas asih dan pengorbanan. Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.”

Dipaparkan pula oleh Mei Rong, bagaimana sulitnya kehidupan Master Cheng Yen sejak kecil, remaja, hingga menjadi bhiksuni yang dikenal dunia melalui ajaran dan praktik cinta kasihnya di kehidupan nyata.

“Ajaran yang diberikan oleh Master sungguh luar biasa, tugas kita adalah berusaha mewariskan ajaran ini kepada orang lain. Dengan perumpamaan sebuah pohon, jalinan jodoh akan dalam dan kuat seperti pohon yang semula benih kecil kemudian besar dan menjadi peneduh bagi banyak orang. Demikian pula ajaran Master Cheng Yen, kita pindahkan kepada orang lain dari kehidupan ke kehidupan selanjutnya. Dengan menularkan ajaran dan praktik kebajikan, kita bisa mejadi mitra bajik bagi banyak orang, bahkan hingga menyebar tak terbatas. Ajaran Master Cheng Yen seperti air hujan yang tak membedakan bagi setiap muridnya.”

Sharing Mei Rong mengingatkan setiap relawan agar selalu berpegang pada tekad awal kita melangkah menjadi relawan. Dengan semangat Tzu Chi, relawan harus belajar, menyerap, dan mempraktikkan Dharma dalam kehidupan. Meneladani dan menularkan ajaran cinta kasih, welas asih dan keteladanan agung yang diajarkan guru. Dengan semangat Tzu Chi, meresapi Dharma, mempraktikkan dalam kehidupan sehari hari, hingga relawan mampu menjadi mitra bajik bagi setiap orang.

Itulah mengapa betapa beruntung dan bersyukurnya relawan mendapatkan guru yang bijaksana. Sangat suit mendapat guru yang bijaksana, tapi kita telah mendapatkannya, kita tak boleh mengabaikannya.

Memanfaatkan Saat Ini


Like, menjelaskan tentang Mengetahui Berkah, Menghargai Berkah dan Menciptakan Berkah Kembali.

Selanjutnya Materi disajikan oleh Like, relawan komite fungsionaris Training He Xin ini memaparkan bahwa, “Masa depan saya adalah apa yang saya lakukan sekarang. Hanya saya sendiri yang bisa menyelamatkan diri sendiri”.

Sharing Like kali ini bertema: Mengetahui Berkah, Menghargai Berkah dan Menciptakan Berkah Kembali.

“Sesungguhnya menciptakan berkah bagi orang lain, adalah berkah bagi diri sendiri”, ungkapnya. Karena itu kita harus berlatih.

Ada 6 kesulitan untuk berlatih yaitu:

  1. Sulit menjadi manusia
  2. Sulit mendapatkan guru yang bijaksana
  3. Sulit mendapatkan ajaran yang benar
  4. Sulit bertemu dengan teman bajik
  5. Sulit untk bertekad berlatih
  6. Sulit mempertahankan tekad awal

“Dari point 1 hingga 5 kita telah menemukan sarana di ladang Tzu Chi, nah point yang ke 6 itu yang harus kita garis bawahi. Tetaplah memegang teguh tekad awal masuk sebagai relawan Tzu Chi, hingga akhir pencapaian. Terkadang ada gesekan antar relawan, tapi harus tetap dipulihkan menjadi harmonis lagi,” pesan Like.


Surawaty mengungkapkan semakin banyak bersumbangsih, semakin meningkatkan kebijaksanaan.

Selain itu agar peserta training juga memahami jenjang kerelawanan, maka dijelaskan bahwa sebagai relawan harus mampu memikul tanggung jawab hingga jenjang komite. Saat menjadi komite bukanlah akhir dari tugas sebagai relawan, tetapi adalah langkah awal untuk lebih banyak mempraktikkan ajaran Master Cheng Yen. Komite bukanlah tanda pencapaian kelulusan tapi langkah awal untuk memikul lebih banyak tanggung jawab dalam menciptakan berkah bagi orang-orang yang membutuhkan.

Dalam memahami dan menciptakan berkah ada  pelatihan kesempurnaan yaitu 6 paramita:

  1. Penyempurnaan berdana materi maupun non materi
  2. Penyempurnaan Sila sebagai pelindung dari kesalahan
  3. Penyempurnaan kesabaran
  4. Penyempurnaan semangat
  5. Penyempurnaan konsentrasi
  6. Penyempurnaan kebijaksanaan.

Dalam tiap ajaran dari 6 paramita tersebut dikupas oleh Like dengan berbagai contoh. Hal ini supaya bisa dipahami dan menjadi bekal dan pedoman setiap relawan untuk mengikuti jenjang relawan hingga menjadi Komite.

Like menutup sharing dengan pesan bahwa, “Kehidupan kita hanya kita lah yang menjadi tuannya. Tak jarang dalam lingkup relawan ada pula hubungan yang kurang harmonis, namun jangan menjadi penhalang untuk terus menjadi relawan Tzu Chi. Teruslah memegang teguh tekad awal.”

Bahagia dalam Barisan Relawan


Ridwansyah menuturkan selalu rindu dan berharap Master Cheng Yen dan teman-teman relawan sehat selalu.

Usai sharing utama dari Mei Rong dan Like, diberikan kesempatan pula untuk peserta memberikan kesan-kesannya untuk materi yang dipaparkan.

Surawaty menuturkan, “Bagi saya semakin banyak bersumbangsih semakin meningkatkan kebijaksanaan.”

Sementara itu Ridwansyah mengatakan, “Ini tahun kelima saya menjadi relawan, di kondisi yang sulit ini saya bersyukur masih bisa bertemu dengan shixiong shijie semua. Rindu dan  harapan saya agar Master, shixiong shijie semuanya diberkati kesehatan.”

Suryani memberikan semangat bagi semua relawan, “Tetap semangat walau kadang banyak rintangan.”

Senada dengan mereka, adalah Gunawati yang memberikan kesannya pada kesempatan terpisah. “Meskipun saya belum lama bergabung dengan Tzu Chi namun sudah sejak 2013 saya mengenal baik Tzu Chi lewat donasi barang daur ulang. Telah lama mengenal Tzu Chi, saya belum tergerak untuk menjadi relawan. Tapi ketika tahun 2018 saya sadar, mungkin ini sesuai yang dipaparkan Mei Rong shijie, tetesan jalinan jodoh. Dan seperti yang disharingkan oleh Like shijie, dulu saya selalu melihat ke atas, maka banyak keinginan dan mengakibatkan penderitaan. Setelah menyelami Dharma Master yang saya lihat lewat DAAI TV, saya harus memahami kehidupan orang-orang yang lebih menderita dari saya,” ceritanya.

Training yang saya ikuti ini semakin menguatkan tekad saya untuk menggenggam waktu, menghargai berkah yang telah saya terima sebagai manusia serta tetesan jalinan jodoh. Lewat materi training ini saya mengukuhkan niat awal saya. Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk,” lanjutnya.

Usai kesan-kesan relawan, Widyanti memberikan pesan cinta kasihnya. “Berbahagiaah bisa menjalankan Misi Tzu Chi. Teruslah menjalankan dengan sukacita dan belajar melakukan cinta kasih, welas asih. Jangan pernah berpikir untuk keluar dari Tzu Chi,” demikian pesan Widyanti.


Relawan menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen tentang para lansia yang begitu tulus menyerap Dharma dan mempraktikkan dalam kehidupan dengan bersumbangsih tanpa pamrih.

Pelatihan diakhiri dengan Ceramah Master Cheng Yen tentang para lansia yang begitu tulus menyerap Dharma dan mempraktikkan dalam kehidupan dengan bersumbangsih tanpa pamrih. Mereka merasa seandainya tidak bergabung di Tzu Chi, kehidupannya seperti tetes embun di rumput, yang segera sirna tertimpa sang surya. Mereka hanya akan menjadi para lanjut usia yang hanya melakukan kegiatan sehari-hari, tanpa bersumbangsih bagi orang lain. Dengan bergabung di Tzu Chi, mereka mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna.

Tak luput pula dalam Ceramah Master Cheng Yen, nampak teladan dari para anak muda yang dalam bakti sosial selalu  mensosialisasikan Vegetaris.

Dari ceramah tersebut, Master Cheng Yen merasa bahwa kaum lanjut usia maupun anak muda memberi semangat bagi beliau untuk terus menjadi guru bagi kita, dan semoga semangat tersebut terus pula menjadi penyuluh bagi jalan kebajikan yang dilalui seluruh relawan Tzu Chi maupun  bagi insan seluruh dunia.

Kita telah menghirup tetesan jalinan jodoh sebagai murid Master Cheng Yen, kita telah dibentangkan jalan, semoga kita menjadi penerus pencipta berkah dari generasi ke generasi, dari insan satu ke insan lainnya, dari kehidupan ke kehidupan selanjutnya.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Mengetahui, Menghargai, dan Mencipta Berkah Kembali

Mengetahui, Menghargai, dan Mencipta Berkah Kembali

27 Oktober 2020

Minggu 25 Oktober 2020, sejak pukul 9.00 hingga 12.00, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengadakan Training Relawan Abu Putih yang kedua. Dihadiri lewat Zoom meeting oleh 56 orang relawan dan panitia.

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -