Mengetuk Hati, Mengajak Bersumbangsih
Jurnalis : Apriyanto , Fotografer : Tri Yudha Kasman Chia Wen Yu, relawan Tzu Chi saat memberikan cindera mata berupa celengan bambu dan buku kata perenungan Master Cheng Yen kepada para peserta sosialisasi di Plaza Sentral, Jakarta. | Alkisah pada zaman dahulu kala, di negeri Tiongkok terdapat seorang pelukis kenamaan yang berkeinginan melukis wajah Buddha. Karena Buddha identik dengan kebaikan, welas asih, dan wibawa, maka dicarilah ke seluruh pelosok negeri untuk menemukan seseorang yang berwajah baik dan wibawa yang bisa dilukis sebagai wajah Buddha. Lama mencari, akhirnya pelukis itu menemukan seorang pria berwajah rupawan, baik, dan berwibawa. Dilukislah pria itu sebagai figur Buddha. Sebagai imbalannya, pelukis itu memberikan uang dalam jumlah yang sangat besar kepada pria berwajah rupawan itu. Setelah beberapa lama ada orang yang bertanya kepada pelukis itu, “Pak setan itu seperti apa apa? Mestinya dilukis juga biar kita semua tahu.” “Oh iya,” jawab pelukis itu. |
Kembalilah ia mencari orang berwajah buruk ke seluruh pelosok negeri. Ia bertanya kepada banyak orang untuk menunjukkan padanya orang yang berwajah buruk dan seram. “Mestinya Bapak pergi ke penjara. Di sana pasti banyak orang yang berwajah buruk dan seram,” saran salah satu orang yang ia jumpai. Pergilah ia mengunjungi penjara. Di penjara, pelukis itu bertemu dengan seorang pria yang berwajah buruh dan seram. Menurut pelukis itu, pria ini sangat cocok untuk dijadikan model dalam lukisannya. Setelah selesai melukis wajah setan, model dari penjara itu menyapa, “Bapak lupa ya dengan saya?” “Kamu ini siapa?” tanya pelukis itu terkejut. “Saya ini pria yang pernah Bapak lukis sebagai model Buddha. Sejak Bapak memberi saya uang banyak, segala kejahatan telah saya lakukan. Maka sampailah saya di penjara ini,” jelas pria itu. Pelukis itu langsung terkejut. Sejak itu, si pelukis tidak lagi memberi imbalan besar kepada model-modelnya. Ia pun menyadari bahwa rupa seseorang bisa dipengaruhi oleh perbuatannya. Demikian cerita yang dibawakan oleh Chia Wen Yu, relawan Tzu Chi saat memberikan sosialisasi Tzu Chi kepada para direksi dan staf perusahaan Prasidha Group dan Plaza Sentral yang dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Juli 2009, pukul 15.00, bertempat di lantai 2 Gedung Plaza Sentral, Sudirman, Jakarta. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 50 karyawan dan 22 relawan Tzu Chi. Ket : - Menurut Chia Wen Yu, Tzu Chi adalah ladang untuk berbuat baik dan bersyukur. Karena itu, Wen Yu Ladang Berbuat Baik dan Bersyukur “Saya sangat berharap kedepan mereka ini mengerti bahwa kita perlu memberikan uluran tangan kepada orang-orang yang tidak mampu. Ini adalah satu kesempatan, melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, kita memberikan mereka satu kesempatan untuk bersama-sama memberikan bantuan tersebut. Sebab bila sendirian akan susah untuk melakukan itu semua,” harapnya. Keinginan mulia ini disambut baik oleh Jeffry Sanusisoedargo, selaku Presiden Direktur Prasidha Group. Menurutnya, sosialisasi ini sangat baik sekali karena Tzu Chi membawa misi sosial kemanusiaan yang diharapkan dapat mengetuk hati para karyawan. Jeffry juga mengaku sangat terkesan dengan Tzu Chi setelah melihat apa yang telah dilakukan Tzu Chi di Indonesia. “Saya sangat terkesan, bahwa Tzu Chi telah memperlihatkan misi yang sangat mulia sekali,” katanya. Hal yang membuat Jeffry sangat mengagumi Tzu Chi adalah sumbangsihnya dalam membangun Perumahan Cinta Kasih bagi para korban tsunami di aceh dan Perumahan serta Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi bagi masyarakat Kali Angke yang terkena normalisasi. “Misi tersebut sangat baik, khususnya untuk rekan-rekan saya di Prasidha Group. Karena menurut saya, Tzu Chi ini lintas agama dan suku. Tidak ada perbedaan. Artinya dari agama dan suku mana pun juga bisa berpartisipasi,” puji Jeffry. Ket : - Menurut Jeffry Sanusisoedargo, Presiden Direktur Prasidha Group, Tzu Chi memiliki misi yang sangat baik, Mengajak Lebih Banyak Orang Sutjiati juga bertekad selepas sosialisasi, ia akan mengajak teman-temannya untuk bergabung di Tzu Chi. ”Saya juga akan mengajak teman-teman menjadi relawan Tzu Ci. Sebagai manusia, kita harus berbagi rasa dan berbagi kasih,” katanya yakin. Sekitar pukul 18.00, acara sosialisasi itu berakhir. Sebelumnya, karyawan yang hadir diajak untuk menyanyi bersama lagu “Satu Keluarga” dalam bahasa isyarat tangan. Sebagai buah tangan, relawan Tzu Chi membagikan celengan bambu dan buku kata perenungan Master Cheng Yen, dengan harapan benih cinta kasih bisa bersemi di hati masing-masing peserta. | |
Artikel Terkait
Letusan Merapi : Kembali Memberikan Santunan
30 Oktober 2010 Hari Jumat, 29 Oktober 2010, aktivitas Gunung Merapi terus mengalami peningkatan. Sejak pagi hari, Gunung Merapi terus mengeluarkan awan panas dan letusan debu vulkanik. Barak-barak pengungsian yang tersebar di beberapa kelurahan pun semakin ramai dipadati oleh warga.Nutrisi Bagi Balita
28 Juli 2009 Hal ini bisa dilihat dari berat badan Anisa Rizki yang naik hingga 9 ons sejak pemeriksaan terakhir, yaitu satu bulan sebelumnya. Anisa yang mengalami gangguan (lemah -red) pada kakinya hingga tidak bisa berjalan dan pernah mengalami koma selama 2 minggu, kini tampak ceria dan sangat antusias mengikuti urutan pemeriksaan, dan bahkan sangat menyukai bubur kacang hijau yang disediakan oleh relawan Tzu Chi. Tidak hanya menerima bantuan, tapi Anisa dan keluarganya juga menjadi salah satu donatur dengan menyerahkan dana amal yang dikumpulkan dalam bentuk uang logam.Suka Cita Bersumbangsih di Baksos Degeneratif
12 Juli 2022Setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, Tzu Chi Pekanbaru kembali menggelar baksos pengobatan degeneratif pada 26 Juli 2022 di Sekolah Dasar Negeri 73, Kota Pekanbaru.