Menggalang Hati dan Kepedulian di Masyarakat
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Hadi Pranoto, Fotografer : Arimami Suryo A, Khusnul Khotimah , Dok.. Tzu ChiRelawan Tzu Chi saat menyalurkan bantuan alat medis ke salah satu Puskesmas di Lhokseumawe, Aceh. Selain dari donasi para pengusaha, barang bantuan kebutuhan medis ini juga berasal dari donasi para relawan Tzu Chi serta masyarakat umum.
Sejak Tzu Chi Indonesia mulai menyalurkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke sejumlah rumah sakit pertengahan Maret 2020, relawan Tzu Chi di berbagai komunitas langsung tergerak menggalang dana. Di Komunitas He Qi Pusat, Ketuanya, Eva Wiyogo, dan relawan lainnya tak cuma mengajak relawan, tapi juga kerabat dan teman untuk menggalang dana bagi pengadaan APD melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk tim medis di rumah sakit-rumah sakit.
“Masing-masing relawan di Hu Ai jalan, Xie Li Bekasi, Cikarang, Bogor, semua bergerak. Jadi sudah terkumpul 655 donatur untuk pembelian APD, dan mendapatkan dana sebesar tujuh ratus juta lebih selama sebulan penggalangan dana,” kata Eva haru. Padahal donasi dimulai dari nominal yang tidak terlampau besar sehingga setiap orang bisa ikut berpartisipasi. Donasi untuk pengadaan masker N95 contohnya, bisa dilakukan dengan nominal sebesar Rp. 25.000/pcs. Namun rupanya banyak yang berdonasi lebih, sesuai dengan kemampuannya.
Selain berdonasi dalam pengadaan APD dan sembako, para relawan juga bersumbangsih tenaga saat membungkus paket sembako yang ditujukan bagi warga kurang mampu.
Donasi untuk pembelian APD saat ini di He Qi Pusat sudah ditutup, dan beralih untuk donasi pengadaan sembako bagi warga kurang mampu yang terdampak lesunya perekonomian akibat wabah Covid-19. Hingga kini juga telah terhimpun 362 donatur dengan nominal hampir mencapai 400 juta rupiah.
Ajakan berdonasi ini disebar melalui pesan WhatsApp, ditambah foto dan juga video tentang bantuan-bantuan yang sudah Tzu Chi salurkan ke rumah sakit-rumah sakit. Ajakan ini rupanya mengetuk hati relawan dan masyarakat bahwa Tzu Chi Indonesia benar-benar menyalurkan bantuan secara cepat dan tepat sasaran.
Eva Wiyogo, Ketua He Qi Pusat aktif menggalang dana dari relawan, keluarga, dan rekan-rekannya melalui WhatApss (Dok. Tzu Chi tahun 2011).
Melihat rumah sakit-rumah sakit dan masyarakat yang sangat terbantu dengan bantuan yang dihimpun dari penggalangan dana para donatur ini Eva mengaku sangat bersyukur. “Kami sangat berterima kasih dan bersyukur karena masih diberi kesehatan. Yang bisa kita jalankan saat ini antara lain menggugah dan mengajak orang untuk berbuat kebajikan, karena kalau kita turun ke lapangan kan tidak mungkin, kita harus jaga kesehatan dan keselamatan diri juga,” kata Eva. Melalui percakapan WhatsApp, tak jemu-jemu Eva mengucapkan terima kasih atas ketulusan para donatur dan mendokan agar semuanya diberikan kesehatan dan keselamatan.
Sementara itu penggalangan dana hingga kini juga terus dihimpun relawan di Hu Ai Citra yang masuk dalam komunitas He Qi Barat 1. Robert, salah satu relawan yang mengoordinir penggalangan donasi ini bercerita, para relawan dan masyarakat umum sangat antusias berdonasi. Penggalangan dana untuk pengadaan APD yang dimulai sejak 30 Maret 2020 ini sudah berhasil menghimpun hati 130 orang.
Penggalangan donasi yang diinisiasi para relawan di komunitas-komunitas juga diwujudkan dalam bentuk sembako. Tampak relawan Tzu Chi Indonesia dan staf Sekretariat Presiden Republik Indonesia membagikan paket sembako kepada pengemudi taksi dan ojek online di wilayah Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 14 April 2020.
“Kami bagikan info-info atau foto kepada calon donatur saat relawan membagikan APD. Mereka melihat itu, dan mereka mereka tersentuh untuk mengulurkan dananya melalui Tzu Chi,” tutur Robert.
Sementara itu sejak tanggal 9 April 2020, Hu Ai Citra juga menggalang dana yang kali ini khusus untuk pengadaan sembako. Galang dana ini sudah menjangkau 112 hati donatur.
Para
Gan En Hu juga Tergerak
Penggalangan dana selain dilakukan di
banyak komunitas relawan, Yang Pit Lu, relawan Tzu Chi yang biasa dipanggil
Lulu Shigu, menggalang dana secara
perseorangan. Dana yang terkumpul mencapai 175 juta rupiah.
Lulu begitu tersentuh ketika Erwin, mantan penerima bantuan yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online tanpa pikir panjang berdonasi 500 ribu rupiah melalui dirinya. Ada juga anak asuh Tzu Chi yang sudah lulus pun menyumbang dengan nominal yang sama.
Yang Pit Lu menggalang donasi tak hanya kepada relawan, tapi juga
kerabat, teman, bahkan para penerima bantuan yang selama ini ia dampingi (Dok. Tzu Chi tahun 2018).
“Masih banyak Gan En Hu lainnya yang ikut menyumbang. Saya terharu banget. Sampai saya berpikir kan pengemudi ojek penghasilannya kurang, saya telepon dia, ‘Win, kamu terganggu tidak sih menyumbang begitu banyak’? Dia bilang tak usah khawatir, semoga berkah,” cerita Lulu.
Dengan banyaknya hati yang tergerak untuk berdonasi bagi pembelian APD dan juga sembako, Lulu begitu terharu. Ia juga berharap agar wabah Covid-19 ini segera berlalu.
“Kita melihat banyak rumah sakit yang kekurangan APD, padahal mereka di garis depan. Sedih, karena anak saya juga seorang dokter. Dia di Amerika juga sama tidak dapat masker, ada pasien Corona lagi. Saya juga merasa khawatir. Maka itu dengan adanya penggalangan dana seperti ini rumah sakit (tim medis) pasti sangat berterima kasih karena begitu terbantu,” ujar Lulu.
Menggalang
Hati Rekan Sejawat
Sebagai seorang dokter, Ong Tjandra atau
yang akrab disapa Dokter Ong juga sangat paham bagaimana sulitnya APD yang
lengkap bagi tim medis dalam menangani pasien Covid-19 saat ini. Terlebih sudah ada rekan seprofesinya yang
meninggal dunia akibat virus ini. “Dari sini muncul inisiatif untuk menggalang
100 set baju pelindung diri (level 3) guna mendukung rekan-rekan yang tengah
berjuang di garis depan,” kata dokter spesialis kandungan ini.
Merasa prihatin dengan kondisi langkanya APD bagi tim medis, Dokter Ong Tjandra, SpOG (K), anggota TIMA Indonesia berinisiatif menggalang dana untuk penyediaan APD melalui rekan-rekan sejawat (Dok. Tzu Chi tahun 2019).
Tak perlu menunggu lama, kurang dari seminggu, target 100 alat pelindung diri pun tercapai. Dimulai sejak 4 April 2020, tanggal 10 April 2020 sudah terhimpun donasi sesuai yang diharapkan. Dana sekitar 100 juta lebih itu pun ia serahkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia untuk penyalurannya.
“Pandemi ini membuat seluruh dunia prihatin, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari musibah ini. Saya pribadi merasa inilah saat saya bertobat dari segala hal. Saya bersyukur sejak Desember 2019 saya diberi khidmat oleh Tuhan untuk lebih mengenal-Nya lebih dekat. Sejak itu saya mencoba juga menerapkan kata-kata Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi), kita hendaknya terlebih dahulu menyucikan hati sendiri, baru bisa menyucikan hati orang lain. Dengan demikian maka akan terhimpun cinta kasih untuk menolong sesama,” kata dokter yang aktif di TIMA Indonesia ini.
Salah satu bukti donasi dari donatur.
Terinspirasi selama menjadi relawan Tzu Chi, Dokter Ong juga tergugah untuk memberi bantuan sembako kepada masyarakat kurang mampu di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. “Tidak ada satu pun yang tidak terdampak dari bencana pandemi ini, tetapi di dalam bencana ini terbuka lebar kesempatan buat kita semua. Master Cheng Yen mengajarkan bahwa setiap bencana adalah suatu wadah atau media kita untuk menjadi lebih baik untuk belajar tentang melepas, baik ego, kekhawatiran, materi, waktu dan terhadap penderitaan itu sendiri,” ungkap Dokter Ong.
Dokter Ong Tjandra, juga aktif dalam kegiatan baksos-baksos kesehatan yang diadakan Tzu Chi Indonesia, termasuk bantuan bagi korban bencana (Dok. Tzu Chi tahun 2013).
Selain di Jakarta, para relawan di Kantor-kantor Penghubung Tzu Chi di Indonesia juga aktif menggalang donasi di masyarakat. Mereka seolah-olah berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, untuk membantu rumah sakit yang kekurangan APD dan membantu masyarakat dalam bentuk sembako. Dengan bersatu hati semoga kita semua bisa melalui wabah pandemi ini.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Menggalang Hati dan Kepedulian di Masyarakat
21 April 2020Relawan Tzu Chi di berbagai komunitas berlomba-lomba menggalang dana untuk bisa membantu rumah sakit-rumah sakit yang kekurangan alat pelindung diri (APD). Penggalangan dana ini diinformasikan melalui pesan whatsapp. Dari tetesan-tetesan cinta kasih banyak orang ini akhirnya terbentuk “sungai” dari orang-orang yang “kaya hati”.