Menggalang Hati Para Bodhisatwa

Jurnalis : Sucipta Nio (He Qi Timur), Fotografer : indrawan paimin (He Qi Timur)
 
 

foto
Anak-anak kelas budi pekerti (Er Tong Ban) mempergakan bahasa isyarat tangan (sou-yu), yang diiringi lagu "Xing fu de lian" atau dapat diartikan "wajah yang bahagia."

Minggu sore, 10 Maret 2013, bertempat di Klub Kelapa Gading - Cengkir Room, diadakan sosialisasi untuk calon relawan abu putih. Pada kesempatan ini, para relawan mengusung tema "Membangkitkan keinginan kebajikan dalam tiap manusia melalui 1 orang 1 Bodhisatwa, menciptakan masyarakat harmonis dan dunia bebas bencana". 

 

 

Sosialisasi relawan yang diadakan kali ini cukup unik, karena Rensy Shijie sebelumnya meminta kepada para relawan agar hadir di acara sosialisasi ini dengan berusaha membawa minimal 1 orang calon relawan baru. Acara dibuka oleh Rensy Shijie dan diteruskan dengan sharing oleh Sudarno Su Shixiong. Hal yang menarik sebelum acara berlanjut adalah ketika anak-anak kelas budi pekerti (Er Tong Ban) melakukan gerakan sou-yu (isyarat tangan). Peragaan bahasa isyarat tangan ini diiringi lagu "Xing fu de lian" atau dapat diartikan "wajah yang bahagia." Anak-anak kelas Budi Perkerti ini sungguh pandai mengikuti irama dan memiliki gerakan yang sangat luwes.

Acara pun kembali berlanjut, kali ini dibawakan oleh Hendry Shixiong. Cukup banyak makna sharing dari Hendry Shixiong jika dicermati. Berikut adalah kutipan sharing Hendry Shixiong yang cukup memiliki makna: "Bahagia itu ga selalu hanya ketawa-ketiwi. Tapi Bahagia itu adalah bagaimana kita bisa melihat segala sesuatu hal dengan positif. Tujuan utama Tzu Chi adalah Bahagia. Tapi, bagaimana caranya bahagia? Dengan membagikan kebahagiaan kita dengan orang lain, maka kita juga akan merasakan kebahagiaa . Itu adalah makna bahagia sebenarnya."

Terkadang kita lupa bahwa bahagia itu sebenarnya simple, bukan sebuah kondisi atau berdasarkan mood. Tetapi merupakan keputusan. Keputusan apakah kita mau bahagia atau tidak. Ada satu momen yang sangat menyentuh ketika layar menampilkan bagaimana seorang anak bernama Ani (8), terkena kanker tulang dan harus kehilangan sebelah kakinya, namun masih dapat berkata "Ketika saya kehilangan sebelah kaki, tetapi saya masih memiliki kaki yang sebelah lagi.” Seorang anak kecil memiliki semangat hidup yang sangat luar biasa. Ani merupakan inspirasi bagi kami para relawan. Tidak sedikit yang menangis ketika menonton kisah Ani. Sungguh benar adanya "Melihat ke atas selamanya akan merasa kurang. Tapi lihatlah ke bawah, kamu akan merasa lebih dari cukup."

Acara pun ditutup dengan melantunkan "Qi dao" atau doa bersama. Walaupun banyak yang bukan berasal dari agama Budha, mereka juga turut melantunkan doa melalui kepercayaannya masing-masing. Indah bukan? Karena Tzu Chi adalah organisasi lintas agama yang menghapus segala perbedaan, agama, suku, ras, warna kulit, status sosial dan segala macam perbedaan lainnya. Master selalu berkata kita ini adalah satu keluarga. Jangan tunda hari ini untuk berbuat kebajikan. Semoga dengan adanya sosialisasi kali ini, membangkitkan keinginan kebajikan, menciptakan masyarakat hidup harmonis dan dunia bebas bencana.

foto   foto

Keterangan :

  • Pada tanggal 10 Maret 2013, para relawan mengadakan sosialisasi untuk relawan baru yang bertempat di Klub Kelapa Gading - Cengkir Room (kiri).
  • Sosialisasi relawan yang diadakan cukup unik. Rensy Shijie sebelumnya meminta kepada para relawan agar hadir di acara sosialisasi ini dengan berusaha membawa minimal 1 orang calon relawan baru (kanan).

Jalinan Jodoh Baik
Tuti Mintarsih (42), yang berasal dari Cilincing, Jakarta Timur juga turut hadir dalam acara sosialisasi ini. Tuti merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi dalam program bebenah kampong di Cilincing. Dari program tersebut, Tuti mulai mengenal Tzu Chi. Tuti  juga sering menonton drama  Da ai TV. "Sungguh sulit bagi orang seusia saya untuk berpikir bisa membangun rumah. Tapi, berkat jalinan jodoh dengan Tzu Chi, rumah saya kini sudah jauh lebih baik Tidak lagi kebanjiran," ucap Tuti terharu.

Tuti adalah seorang umat nasrani, namun ia merasakan adanya cinta kasih universal Tzu Chi yang luar biasa. Tuti yang dulunya berprofesi sebagai tukang las, mengundurkan diri dari pekerjaannya karena merasa terpanggil untuk ikut bekerja di ladang berkah Tzu Chi. "Saya ingin memberikan sumbangsih di sisa hidup saya. Dengan kekurangan saya yang seperti ini, saya menyerahkan segalanya kepada tangan Tuhan. Dan saya ingin bekerja di ladang berkah Tzu Chi" tuturnya sambil meneteskan air mata.

Sudah lama Tuti memendam kerinduan untuk bergabung dengan Tzu Chi. Tuti sempat mengutarakan niatnya kepada Cacuk Shixiong dan dijawab "Terjun saja, jangan ragu!". Begitu juga karena kedekatannya dengan Suhu Metri di Wihara Cilincing, ia juga berkata hal yang sama "Suhu, saya ingin berguna untuk orang lain" dan Suhu pun menjawabnya "Terjun saja, jangan banyak pikir.”

Tuti bercerita, ketika dulu masih bekerja, tidak pernah terpikirkan untuk membantu sesama. Ego selalu menguasai dirinya. Tapi, sejak mengenal ajaran Master Cheng Yen, ia merasakan sukacita yang sungguh luar biasa. "Walaupun saya belum pernah bertemu dengan Master Cheng Yen, tetapi saya sangat kagum dengan beliau. Sungguh luar biasa bagi hidup saya mengenal Tzu Chi dan ajarannya," Ungkap Tuti.

Tuti pun sekarang semakin bertekad bulat mengikuti ajaran Master Cheng Yen. Sungguh berkah luar biasa bagi kehidupan keluarga Tuti. Terpancar raut bahagia di wajahnya. Bukankah itu adalah yang kita inginkan? Melihat raut wajah bahagia karena mengenal Tzu Chi dan membiarkan kebahagiaan itu terus mengalir di setiap kehidupan manusia di dunia ini. Sungguh luar biasa jalinan jodoh yang tercipta dengan Tzu Chi, terlebih lagi adalah jalinan jodoh kita bisa mengikuti ajaran Master Cheng Yen, Guru sekaligus orang tua kita.

  
 

Artikel Terkait

Welas Asih Tanpa Pamrih

Welas Asih Tanpa Pamrih

03 Januari 2024

Pendampingan relawan komunitas He Qi Utara 2 terhadap penerima bantuan Tzu Chi, Phan Kim Lan (76), terus berlanjut sekalipun kondisinya sudah membaik. Mereka juga memperhatikan saudara kandung oma lainnya.

Cintai Lingkungan Melalui Kegiatan Sehari-hari

Cintai Lingkungan Melalui Kegiatan Sehari-hari

19 April 2013 Udara yang dulunya sejuk juga telah tercemar dengan gas karbondioksida dan metana yang kandungannya berlebih sehingga menimbulkan efek rumah kaca. Oleh karena itu sebagai makhluk yang tinggal di bumi, tentunya kita  wajib menjaga kelestarian bumi, bukan hanya untuk bumi itu sendiri tapi untuk kehidupan kita kelak agar dunia bebas dari bencana.
Memilah Sampah, Memilah Emas

Memilah Sampah, Memilah Emas

28 Februari 2025

Tim DAAI TV Medan mengadakan baksos pelestarian lingkungan di Depo Mandala. Dalam kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar tentang pentingnya pengelolaan limbah, tetapi juga merasakan makna mendalam dari bekerja sama dan kepedulian sosial.

Gunakanlah waktu dengan baik, karena ia terus berlalu tanpa kita sadari.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -