Menggalang Semangat dan Memotivasi

Jurnalis : Melisa, Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Hendri Wijaya (Tzu Chi Medan)

Camp pengembangan diri Tzu ching Medan bertema WAO Tzu Ching (We are One), menggalang kembali semangat Tzu Ching dan juga untuk memotivasi jejak langkah Tzu Ching dalam mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen.

Camp pengembangan diri Tzu ching Medan mendapat antusias yang tinggi dari para Tzu Ching maupun para panitia. Hari ini 16 Agustus 2015 pukul 08.00 WIB, langit yang cerah menyambut para Tzu Ching yang berkumpul di kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan untuk melakukan pendaftaran ulang, setelah semuanya berkumpul, dan naik ke dalam bus, terlebih dahulu melakukan doa bersama sebelum sampai di Lotus Village Sibolangit .

Sesuai dengan tema camp kali ini yaitu “WAO Tzu Ching” (We are One), maka sejumlah acara dikemas oleh panitia untuk menggalang kembali semangat Tzu Ching, dan memotivasi jejak langkah Tzu Ching dalam mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen. Apresiasi antar peserta dan panitia yang dituangkan dalam bentuk surat berisi luapan hati dan masukan-masukan yang berguna dalam memupuk rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang telah terjalin sejak tahun 2010.

Dalam camp kali ini, terdapat materi yang berbeda dari camp biasanya, seperti materi yang dibawakan oleh Steven Halim yang berjudul “ Expecting Unexpected Expectation “ yaitu berupa ekspektasi dari masing - masing peserta, mengapa mau mengikuti camp pengembangan diri dan merangkum kegiatan mereka selama bergabung dalam Tzu ching dan apakah ekspektasi mereka harapkan dapat terwujud.

Handra menjelaskan asal usul Tzu Chi, bagaimana organisasi non profit ini bisa terbentuk,  memiliki kegiatan sosila dan budaya humanis di Tzu Chi.


Para Tzu Ching untuk merenungkan kembali suasana kebersamaan dan moment-moment bersejarah Tzu Ching Medan. Ekspektasi peserta diapresiasikan melalui diskusi kelompok, yang dituangkan dalam sebuah doodle (coretan bergambar) yang bertemakan  " orang-orang yang berbuat kebajikan, adalah orang-orang yang menabur benih berkah ".

Setiap organisasi terdiri dari berbagai sifat dan prilaku, serta watak yang berbeda-beda, sehingga kerap timbul masalah. Untuk itu dalam camp kali ini Su Pun Wui memberikan beberapa uraian tentang “Belajar dari Masalah “. Dimana dalam sesi ini, menjelaskan bagaimana melatih diri melalui masalah yang dihadapi, untuk dapat melatih diri dari masalah yang dihadapi seseorang. Mengucapkan kata-kata yang baik, berbicara dengan hangat dan bertutur kata yang lembut serta diikuti dengan perbuatan baik, mampu memikul tanggung jawab yang diberikan dan juga tidak pernah takut dalam memikul tanggung jawab. Su Pun Wui mengatakan " Sifat yang penuh bertanggung jawab dan penuh welas asih harus kita teladanin ".

Kegiatan ini juga diwarnai oleh semangat dan keceriaan dari para peserta, selama mengikut games yang dibawakan oleh Albert Anggadi. Games yang bertujuan untuk melatih dan  memperat rasa kekompakan, kekeluargaan dan keharmonisan sesama Tzu Ching dalam berkerja sama. Mempraktekkan empat substansi Tzu Chi ; He xin (bersatu hati), He Qi (harmonis/ramah), Hu Ai ( saling mengasihi ) dan Xie li (gotong royong ).

Para peserta sedang menggalang kembali semangat Tzu Ching dan juga untuk memotivasi jejak langkah Tzu Ching dalam mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen.


Peserta camp pengendalian diri Tzu Ching, mendapatkan sertifikat dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Medan, sebagai bentuk apresiasi atas keikut sertaan mereka di camp pengendalian ini.

Rina selaku kordinator camp pengembangan ini juga membawakan materi luar biasa, yang dapat dijadikan panutan bagi para Tzu ching,“Beloved and loving”. Sesi ini menjelaskan bagaimana menjadi seorang sosok yang mencintai dan dicintai banyak orang, yaitu dengan mengubah bad words to good words. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen " Perkataan memang tidak memiliki bobot yang nyata, namun bila kurang berhati-hati dalam mengucapkannya, akan menjadi beban yang memberati perasaan orang lain".

Waktu terasa berjalan begitu cepat, tak terasa cahaya bulan telah menggantikan terangnya matahari, dan dengan udara malam yang dingin mengantarkan para Tzu Ching untuk merenungkan kembali suasana kebersamaan dan moment-moment bersejarah Tzu Ching Medan,  yang ditampilkan dalam sebuah vidio foto-foto kegiatan Tzu ching dari tahun 2010 hingga 2015. Yugo ,Rina dan livi membawakan sesi ini dengan mengajak para Tzu Ching mengenang kembali masa-masa indah yang penuh canda dan tawa pada masa-masa Tzu Ching membantu kegiatan Tzu Chi, dan masa-masa Tzu Ching yang begitu kompak bergandengan tangan dalam membantu Master Cheng Yen dalam berbuat kebajikan.

Suasana yang hening dengan ditemani cahaya lilin ditengah-tengah group Tzu Ching yang duduk membentuk lingkaran, para Tzu Ching seakan mereka kembali ke masa-masa penuh sejarah sehingga membuat para Tzu Ching tidak kuat menahan air mata. Seperti yang diutarakan Andana sambil berlinang air mata menceritakan "Pada awal saya masuk Tzu Ching, kala itu saya masih Sekolah Menengah Atas (SMA) dan orang tua tidak mengizinkan saya membawa kendaraan roda dua kemana-mana, sehingga untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi, saya harus naik angkutan umum dan harus 2 kali ganti mobil, baru bisa sampai ke kantor Tzu Chi. Pernah suatu pulang sekolah, ada relawan yang menawari untuk naik mobil pick-upnya, tapi duduknya di belakang mobil.” Sambil tersenyum Andana yang saat itu bersama Livi, tanpa memikirkan rasa malu ikut dibelakang asalkan bisa sampai di rumah, itulah kenangan yang tak terlupakan itulah kenangan imbuhnya.

Djuli Daud berkata " Saya sangat senang melihat semangat para peserta camp, tidak heran kalau anak saya semangat mengikutinya, sehari sebelumnya dia demam, tetapi tetap mau ikut camp, walaupun kegiatan ini berada di luar kota, tapi bukan hanya sekedar jalan-jalan tetapi juga diberi materi yang mendidik, dan berbudaya humanis." Rina selaku koordinator camp juga mengatakan "camp ini sangat bermanfaat karena memberikan kesempatan kepada panitia yaitu untuk belajar bagaimana menyusun materi-materi yang bisa menjadi motivasi buat adik-adik Tzu Ching agar bisa tetap bersemangat di jalan Bodhisatva. Camp ini juga sangat bermanfaat bagi kami semua, karena selain mengembangkan diri sendiri, juga bisa mengingat kembali tujuan awal masuk ke Tzu Chi dan menjadi seorang Tzu Ching".

Senin, 17 Agustus 2015. Hari-2 Tzu Ching Camp Medan, kali ini melakukan kegiatan memasuki ruangan Hall Lotus Village, mereka akan diajak mediatasi untuk menenangkan pikiran. Setelah semuanya memasuki ruangan maka peserta diajak untuk mengikuti pradaksina  (meditasi). Setelah pradaksina, semua peserta yang hadir mengikuti xun fa xiang yaitu menghirup harumnya Dharma Master.

Ditengah acara camp yang padat, Tzu Ching tidak melupakan bahwa hari ini seluruh rakyat Indonesia sedang merayakan hari Kemerdekaan ke-70 Tahun, untuk itu Tzu Ching memperingati detik-detik proklamasi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dipimpin oleh Yugo, sambil mengingat dan mengenang jasa-jasa pahlawan, maka seluruh peserta, panitia bersama-sama mengheningkan cipta.

Setelah memperingati hari Kemerdekaan, Prayugo selaku PIC Acara menutup resmi camp pengembangan diri ini dengan pesan cinta kasih dan semangat baru untuk Tzu Ching, serta flashback mengenai apa saja yang Tzu Ching dapatkan selama camp, dan semoga apa yang didapatkan selama dua hari ini, bisa bermanfaat dalam hidup yang penuh dengan warna kehidupan dan diharapkan yang dapat menimbulkan semangat baru. Master Cheng Yen  berkata " Lakukanlah kebajikan dengan tulus,  tangani masalah dengan adil, jadilah orang yang memiliki keyakinan, dan perlakukan orang lain dengan jujur apa adanya.”

Artikel Terkait

Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan

Tzu Ching Camp 2017: Kebaikan Berawal dari Kebahagiaan

24 Juli 2017

Tzu Ching Camp 2017 digelar di  Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk Jakarta,  22-23 Juli 2017.  Kegiatan yang diikuti oleh 102 peserta dari Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Biak ini akan mendidik serta memberikan pengalaman untuk menjadi generasi muda Tzu Chi.

Tzu Ching Camp VII: Bersatu Tekad

Tzu Ching Camp VII: Bersatu Tekad

01 November 2012 Minggu, 28 Oktober 2012 merupakan hari terakhir kegiatan Tzu Ching Camp VII yang diadakan di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Pagi itu, pukul 05.00 WIB, kegiatan dimulai dengan melakukan chao san, berjalan tiga langkah dan bersujud satu kali.
Tzu Ching Camp: Momen yang Paling Berharga

Tzu Ching Camp: Momen yang Paling Berharga

10 Juni 2013
Untuk pertama kalinya, selama 21 tahun hidup di dunia ini, saya mengatakan: “Mama, aku sayang mama. Papa, aku sayang papa”, itu merupakan momen paling berbahagia dalam hidupku. Seketika itu juga, batu yang besar dan berat dalam hatiku berubah menjadi sekelompok awan putih yang terbang bebas di langit biru.
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -