Menggapai Cita-Cita

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoAyen Shijie mengajarkan anak-anak cara menempelkan stiker celengan bambu dengan rapi.

Anak adalah generasi penerus bangsa. Di tangan merekalah letak masa depan bangsa dan negara akan di tentukan. Oleh karena itu anak generasi sekarang harus diberi bekal ilmu yang baik dan kesempatan menuntut ilmu setinggi mungkin agar masa depan akan lebih baik dari pada sekarang. Namun dalam kenyataan banyak sekali anak-anak yang harus meninggalkan bangku sekolah karena orang tua mereka tidak mampu membiayai sekolah mereka. Cita-cita mereka menjadi terombang ambing dan harapan mereka menjadi semakin pudar.

Namun berkat jalinan jodoh mereka bertemu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi kini mereka bisa kembali bersekolah, bersama Tzu Chi mereka mengejar mimpi mereka untuk mengapai cita-citanya. Minggu, 15 April 2012, pukul 08.30 WIB, He Qi Utara mengadakan Gathering Anak Asuh di Jing Si Books & Cafe Pluit. Sekitar 35 anak asuh hadir dalam kegiatan rutin setiap minggu ketiga setiap bulannya.

Hari ini untuk kedua kalinya mereka membuat celengan bambu bersama. Dua belas  relawan datang mendampingi anak-anak asuh Tzu Chi ini. Dengan telaten dan rapi mereka membuat celengan bambu dengan wajah ceria dan bahagia. Relawan yang mendampingi juga sangat sukacita. Setelah dua jam berlalu, 100 buah lebih celengan berhasil mereka buat. “Celengan buatan Anak-anak asuh kali ini lebih rapi dan bagus dibanding buatan sebelumnya. Ini menunjukan bahwa mereka sudah paham dalam membuat celengan bambu yang bagus,” ujar Ayen Shijie penuh sukacita. Seperti bulan sebelumnya Ayen Shijie menuturkan bahwa mengajak anak-anak membuat celengan bambu adalah untuk melatih kesabaran dan ketelitian mereka. Kali ini Ayen Shijie juga berharap demikian sehingga anak-anak kelak akan menjadi anak yang penyabar dan disiplin karena ketelitian yang sudah dibina sejak dini.

Setelah selesai membuat celengan bambu Ayen Shijie dan Like Shijie mengajak anak-anak untuk sharing tentang proses pembuatan celengan bambu. Satu persatu anak asuh mendapat giliran memperkenalkan diri serta sharing tentang pembuatan celengan bambu. Awalnya anak-anak asuh malu untuk sharing namun Like Shijie membesarkan hati mereka agar mau belajar untuk bisa saling berbagi, “Anak anak jangan malu-malu, kita semua kan sudah saling mengenal. Jadi harus berani untuk sharing,” ujar Like Shijie. Setelah dengan pendekatan yang sangat penuh keibuan dari Like Shijie dan Ayen Rita Shijie maka mereka mulai berani untuk berdiri dan sharing. “Saya suka kegiatan ini karena membuat celengan bambu bisa melatih kesabaran dan menumbuhkan ketelitian saya,” ujar Thimoti (16), salah satu anak asuh. Juven (15) juga menuturkan bahwa dirinya merasa senang bisa belajar membuat celengan bambu yang rapi. “Saya senang bisa belajar membuat celengan bambu yang bagus dan rapi,” ujarnya. Hal serupa juga diungkap oleh para anak asuh yang menyatakan intinya mereka sangat bahagia dan senang dalam kegiatan ini.

foto   foto

Keterangan :

  • Dengan penuh rasa hormat, relawan membagikan biaya SPP kepada anak-anak asuh (kiri).
  • Natasya, salah satu anak asuh, memaparkan pengalamannya dalam membuat celengan bambu (kanan).

Setelah itu relawan dan anak-anak asuh bersama bernyanyi dan memperagakan lagu isyarat tangan satu keluarga bersama. Suasana terlihat semakin akrab dan penuh sukacita. Pancaran wajah anak-anak terlihat begitu ceria dan bersemangat. Lalu relawan memutar ceramah Master Cheng Yen untuk menenangkan hati dan pikiran bersama.

Sampailah pada acara selanjutnya pembagian amplop cinta kasih yang berisikan biaya SPP untuk anak asuh. Satu per satu anak asuh di panggil dan relawan menyerahkan amplop cinta kasih kepada mereka. Dengan hormat membungkuk 90 derajat relawan memberikan amplop cinta kasih kepada Anak-asuh. Dengan penuh syukur pula anak asuh menerima amplop cinta kasih itu. Jam menunjukan pukul 12.00 kegiatan kali ini pun usai sudah setelah doa bersama mereka pulang kerumah masing-masing dengan membawa amplop cinta kasih dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Semoga dengan pemberian ini, anak-anak akan lebih bersemangat dalam menuntut ilmu. Semoga pula ini akan menjadi sebuah jembatan agar mereka bisa mengapai citanya.

  
 

Artikel Terkait

Bantuan Bagi Korban Longsor: Rangkaian Bantuan Dalam Misi Kemanusiaan

Bantuan Bagi Korban Longsor: Rangkaian Bantuan Dalam Misi Kemanusiaan

27 Juni 2016

Setelah memberikan bantuan kepada korban longsor di Kebumen, pada tanggal 25 Juni 2016, TTD Tzu Chi juga melakukan survei dan memberikan bantuan kepada korban banjir di Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen.

Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang Ber-Bhinneka

Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang Ber-Bhinneka

29 Maret 2019

Penandatanganan Program Beasiswa Doktoral antara IRTI Bangun Jaya dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara (14/3/2019).

Menggunakan kekerasan hanya akan membesarkan masalah. Hati yang tenang dan sikap yang ramah baru benar-benar dapat menyelesaikan masalah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -