Menggenggam Jodoh yang Ada di Depan Mata
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto (Tzu Chi Medan)Senyum kebahagiaan yang muncul dari dalam batin Samsinar Sormin, salah satu pendonor, dikarenakan telah dapat merajut kembali jodohnya dengan Tzu Chi.
Bertempat di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan, Tzu Chi Medan bekerja sama dengan Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan mengadakan kegiatan rutinnya yakni donor darah pada 9 November 2014 lalu. Meski kegiatan donor darah bukan tergolong sebuah kegiatan yang besar namun semua persiapan untuk kegiatan ini telah direncanakan dengan matang oleh insan Tzu Chi Medan. “Dari proses perencanaan dan persiapan kegiatan ini hanya membutuhkan waktu dua minggu saja,” ujar Siti selaku ketua koordinator kegiatan ini. Siti yang baru saja dilantik sebagai relawan biru putih tahun 2014 ini langsung mengutarakan tekadnya untuk menjadi ketua koordinator pada saat rapat persiapan kegiatan tersebut. “Saya sangat bersyukur karena semua kepala bagian sangat berkomitmen dalam menjalankan tugasnya dan banyak sekali relawan yang ikut bersumbangsih,” tambahnya.
Ada kisah yang menarik sewaktu donor darah berlangsung. Adalah seorang Samsinar Sormin yang mengenal Tzu Chi dari DAAI TV pada tahun 2012. Dirinya pun terus mencari cara bagaimana dapat menjalin jodoh dengan Tzu Chi. “Di (tahun) 2013, sepulang saya dari Gereja, saya langsung ke Cemara Asri mencari kantor Tzu Chi dan ketemu. Langsung saya mengutarakan niat untuk menjadi relawan,” ujarnya. Sebelum meninggalkan kantor Tzu Chi, sebuah celengan pun dibawa serta dan berharap dapat bersumbangsih melalui celengan bambu dan juga akan dihubungi jika ada kegiatan. Namun waktu pun berlalu tanpa ada kabar dari Tzu Chi.
Sebagai bagian dari budaya humanis Tzu Chi di mana sebelum kegiatan dimulai semua relawan diajak untuk berdoa bersama.
Pernah suatu kali Samisar Sormin bertanya ke salah satu kerabatnya yang dikiranya mengenal Tzu Chi. “Untuk jadi relawan Tzu Chi? Harus bayar dulu Rp 800 ribu,” itulah jawaban kerabatnya mengenai bagaimana caranya agar dapat bergabung dengan Tzu Chi. Sesungguhnya, jawaban itu keliru karena untuk menjadi relawan Tzu Chi sama sekali tidak membutuhkan biaya apapun. Akibatnya saat mendengar tersebut, Samisar pun mundur dan mengurungkan niatnya untuk bergabung. Namun seperti yang dikatakan Master Cheng Yen, selama masih memiliki jalinan jodoh mendalam, jangan khawatirkan jodoh yang datang terlambat. Pada malam sehari sebelum donor darah, Samisar Sormin melihat pengumuman donor darah di DAAI TV dan langsung bertekad datang dan bersumbangsih di keesokan harinya.
Setibanya di lokasi donor darah, ia langsung merasakan kehangatan keluarga dari semua relawan Tzu Chi, dirinya pun terharu dan menceritakan kisahnya ke salah satu relawan yang mendampinginya selama donor darah. Relawan tersebut langsung menjelaskan bahwa inilah yang dinamakan jalinan jodoh dan langsung mengajaknya untuk mengisi formulir pendaftaran relawan baru. Perasaan kebahagiaan meliputi hati, itulah yang dirasakan olehnya karena tidak pernah putus asa untuk menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi.
Begitu banyak pendonor yang terinspirasi untuk menjadi relawan Tzu Chi, diantaranya adalah dua kakak beradik, Cindy dan Delvy. “Ayo, tolong daftarkan saya menjadi relawan sekarang juga,” ujar Cindy kepada relawan. Melihat proses donor darahnya masih berlangsung, relawan pun mengatakan bahwa setelah donor darah selesai pasti akan bantu untuk mendaftarkannya. Cindy dan Delvy juga terinspirasi menjadi relawan Tzu Chi dari DAAI TV. Begitu banyak orang yang terispirasi menjadi relawan dan relawan Tzu Chi pun dengan segera menggenggam jodoh baik yang ada di depan mata ini agar benih-benih kebajikan dapat tumbuh menjadi pohon-pohon yang penuh berkah.
Samsinar Sormin (pendonor) menjalin jodohnya kembali dengan Tzu Chi melalui kegiatan donor darah ini dan bertekad akan melangkah di jalan Bodhisatwa ini.
Salah satu alasan mengadakan kegiatan Tzu Chi adalah sebuah wujud sumbangsih kepada masyarakat dan sebagai sarana pelatihan bagi setiap insan Tzu Chi. Akan tetapi dalam berkegiatan, kita juga harus dapat merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia yang baru agar dapat bersama-sama berjalan di jalan Bodhisatwa ini sehingga barisan Tzu Chi semakin panjang. Kita sangat bersyukur bahwa pada saat ini, kita memiliki DAAI TV sebagai sebuah sarana untuk menjernihkan batin manusia sehingga dapat mempermudah setiap orang untuk menjalin jodohnya dengan Tzu Chi.
Kegiatan donor darah yang dimulai pada pukul 9 pagi ini ditutup pada pukul 12 siang dan terkumpulkan 164 kantung darah. Sebuah wujud keberkahan dimana banyak sekali orang yang bersedia bersumbangsih demi sesama. Dengan berpedoman hati yang polos dan iklas, bersumbangsih tanpa pamrih, itulah yang ditanamkan oleh setiap pendonor sewaktu mendonorkan darahnya.