Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 mengadakan training relawan Abu Putih yang pertama di Tzu Chi Center, PIK, Penjaringan, Jakarta Utara. Kegiatan ini diikuti oleh 43 relawan Abu Putih.
Menjadi relawan Tzu Chi adalah pilihan. Pilihan untuk menggenggam waktu yang dimiliki agar bermanfaat bagi sesama maupun diri sendiri. Tentunya setiap relawan dalam perjalanan mengenal Tzu Chi ada kisah-kisah tersendiri. Ada yang memulainya dari masyarakat yang dibantu Tzu Chi, ada yang dari media sosial atau tayangan DAAI TV, juga dari kegiatan bakti sosial yang membawa label cinta kasih universal.
Sebagai awalan, para calon relawan Tzu Chi diwajibkan untuk mengikuti sosialisasi dan pengenalan Tzu Chi. Hal ini bertujuan agar setiap insan Tzu Chi memahami 4 Misi Tzu Chi dan 8 Jejak Langkah. Maka dari itu diadakanlah training seperti yang digelar pada Minggu, 27 November 2022 yang diikuti oleh 43 relawan Abu Putih dari komunitas He Qi Barat 2.
Relawan Surawaty memberikan penjelasan kepada para peserta training tentang bagaimana mengajak para penerima bantuan Tzu Chi untuk ikut membantu orang lain yang juga membutuhkan.
Setiap tahunnya training untuk relawan Abu Putih diadakan empat kali. Masing-masing training diisi dengan materi Misi-Misi Tzu Chi sesuai urutannya. Dan training kali ini membahas tentang Misi Amal Tzu Chi. Kegiatan training kemudian dibuka oleh pembawa acara dan menghadirkan relawan Surawaty untuk memaparkan materi tentang Misi Amal dengan tajuk “Mengikutsertakan yang Mampu Membantu yang Kurang Mampu.”
Surawaty adalah relawan yang aktif dalam misi amal. Dalam beberapa tahun, ia pun menjadi relawan pendamping para Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). “Uluran kasih tidak hanya sekedar menolong orang lain keluar dari penderitaan, tapi juga mendidik mereka untuk menjadi penolong bagi orang lain,” kata Surawaty dalam sharing-nya.
Fungsionaris He Xin Zhen Shan Mei Tzu Chi Indonesia, Stephen Ang memnyampaikan materi tentang relawan pencatat sejarah Tzu Chi.
Materi dilanjutkan dengan menghadirkan relawan Stephen Ang sebagai Fungsionaris He Xin Zhen Shan Mei Tzu Chi Indonesia yang memaparkan materi tentang relawan pencatat sejarah Tzu Chi. Dalam penjelasannya, Stephen Ang memaparkan tentang betapa pentingnya mencatat sejarah karena menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen. “Dengan foto, video, berita ataupun catatan yang tertulis akan menjadi inspirasi dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tentunya dengan catatan sejarah yang inspiratif akan mengajak penikmatnya mengikuti jejak tersebut,” jelas Stephen Ang.
Hendra Sugiono bersama kedua putrinya Diana Sugiono dan Vinna Sugiono disela-sela kegiatan training relawan Abu Putih. Keluarga ini terinspirasi menjadi relawan Tzu Chi berawal dari melihat tayangan-tayangan DAAI TV.
Hal ini terbukti dari beberapa peserta yang tertarik untuk menjadi relawan Tzu Chi karena melihat berita dan tayangan DAAI TV. Salah satunya adalah keluarga Sugiono yang sejak beberapa tahun yang lalu menjadi pemirsa DAAI TV. Dari sini, Sugiono dan keluarga kemudian menelusuri bagaimana caranya bergabung sebagai relawan dengan melihat-lihat Tzu Chi Center di PIK, Jakarta Utara. Lalu pada November 2021, Sugiono dan keluarga mengikuti sosialisasi relawan Tzu Chi di wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Keluarga Sugiono terdiri dari ayah dan kedua putrinya. Sang ayah, Hendra Sugiono memaparkan betapa pentingnya training bagi relawan. “Dengan training ini, saya tahu lebih mendalam tentang Visi dan Misi Tzu Chi. Saya jadi lebih berniat untuk menggenggam waktu dengan sangat baik, untuk berbuat kebajikan, seperti yang diajarkan oleh Master Cheng Yen,” kata Hendra Sugiono.
Para peserta training relawan Abu Putih didampingi para mentor dengan seksama mendengarkan penjelasan relawan yang mengisi materi.
Pernyataan sang ayah disepakati pula oleh kedua putrinya Diana Sugiono dan Vinna Sugiono yang mengungkapkan bahwa keduanya lebih dulu berniat untuk menjadi relawan Tzu Chi. “Tahun 2013 kami tahu tentang Tzu Chi lewat DAAI TV tapi belum tahu caranya menjadi relawan. Setelah tau dan ikut pelatihan relawan, kami semakin memahami aturan-aturan, Visi dan Misi Tzu Chi, sehingga jika mengajak orang untuk berdonasi atau menjadi relawan jadi lebih mudah,” ungkap Diana Sugiono.
Keluarga Sugiono ini bisa menjadi teladan bagi keluarga lain, karena satu keluarga bisa benar-benar tekun untuk bersumbangsih cinta kasih di jalan Tzu Chi sejak November 2021. Itulah bukti bahwa apa yang tercatat lewat foto, video, berita bisa mengajak orang lain berbuat kebajikan. “Dengan membagikan kisah-kisah humanis, membuat dunia tidak semakin terpuruk. Bahkan bisa menjadi inspirasi dan menjadi teladan bagi orang lain,” kata Stephen Ang.
Relawan Lo Hok Lay menjelaskan kepada peserta training tentang Kunci Kebahagiaan.
Kemudian, materi selanjutnya dibawakan oleh relawan Lo Hok Lay, dengan judul Kunci Kebahagiaan. Dalam kesempatan ini, Lo Hok Lay memaparkan bahwa harta kekayaan, kemasyhuran, dan lainnya bukanlah jaminan kebahagiaan. “Dengan menjalani Tzu Chi kita memasuki sebuah dunia yang berlandaskan cinta kasih. Membuat kita mampu bersyukur, menyadari untuk terus berbuat kebajikan,” kata Lo Hok Lay. “Sebagai relawan Abu Putih masih sangat panjang jalan untuk berbuat kebajikan. Kalau ingin bahagia, lakukan sesuatu untuk orang lain dan temukan itu di Tzu Chi,” tambahnya.
Selain penjelasan materi, dalam training ini juga dihadirkan sharing dari Arvin Syuman relawan yang bergabung di Tzu Chi pada Oktober 2021. Walaupun baru 1 tahun bergabung, namun kiprahnya dalam misi amal pantas diteladani bagi relawan lain. “Saya masuk Tzu Chi tidak hanya mendengar teori, namun terjun langsung dan mempraktekkan dengan berhadapan langsung dengan orang yang kita bantu,” ungkap Arvin Syuman.
Arvin Syuman, relawan yang bergabung di Tzu Chi pada Oktober 2021 menyadari pentingnya training bagi relawan supaya lebih memahami tentang Misi-Misi Tzu Chi dan seluk beluknya.
Dalam kesempatan ini, Arvin Syuman juga menyatakan pentingnya training bagi relawan. “Dengan training kita mengenal Tzu Chi tidak hanya lewat tulisan maupun lisan, tapi memahami, memasukkan ke dalam hati, dan bisa mempraktekkan sesuai ajaran Master Cheng Yen,” imbuhnya.
Selain Arvin Syuman, ada pula relawan Gunawati juga berbagi perasaannya menjadi relawan Tzu Chi. Gunawati juga adalah relawan yang aktif di misi amal, pelestarian lingkungan, maupun kegiatan online pada saat pandemi. “Setelah menjadi relawan Tzu Chi saya merasakan kebahagiaan bersama keluarga. Bagi saya kegiatan di Tzu Chi adalah kebahagiaan sejati, seperti yang dijelaskan oleh Lo Hok Lay shixiong,” ungkap Gunawati bersukacita.
Sebelum kegiatan training berakhir, relawan Elly Widjaja juga memberikan pesan cinta kasih tentang budaya berpenampilan sesuai etika Tzu Chi. Beberapa batasan yang berdampak baik bagi relawan sendiri maupun bagi orang lain. Setelah pesan cinta kasih selesai, training pun diakhiri dengan doa bersama dilanjutkan dengan menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen tentang Menginventarisasi Kehidupan dan Tekun Melatih Diri, Dengan Menggengam Setiap Detik Dengan Baik.
Editor: Arimami Suryo A.