Menggenggam Waktu dengan Mendengarkan Dharma
Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat) , Fotografer : Tim ZSM He Qi PusatPara peserta memberikan penghormatan kepada Buddha, Bodhisatwa dan Master Cheng Yen yang dipandu Eric VS.
Menyambut pergantian bulan April menuju Mei, ketika sebagian masyarakat Indonesia telah berlibur, para relawan Tzu Chi dari komunitas Xie Li Sunter tetap berusaha mengenggam waktu untuk mendengarkan Dharma. Sabtu, 30 April 2022, sebanyak 36 relawan hadir pada acara bedah buku. Kegiatan bedah buku di Xie Li Sunter sendiri sudah memasuki tahun ke-8.
Kelas pendalaman Dharma (Bedah Buku) ini dilakukan secara daring melalui Zoom yang berlangsung dari pukul 4 Sore.
“Doa dan dukungan Shixiong, Shijie Men yang menguatkan bedah buku komunitas Sunter hingga dapat memasuki usianya yang ke-8 tahun. Gan En, Da Jia,” ujar Rosy, selaku koordinator.
Para peserta menyaksikan tayangan video Master Cheng Yen Bercerita berjudul Pemuda yang Termakan Godaan. Untuk dapat mengupas jelas pesan-pesan Dharma yang disampaikan dalam tayangan, maka setelahnya bedah buku dimoderatori oleh Rosy. Ia mengajak para peserta untuk masuk menyelami mengapa judul ini yang diangkat pada Sabtu sore tersebut.
“Shixiong, Shijie Men ada yang mau menebak kah mengapa saya mengangkat tema ini?” tanyanya.
Indrawati W, selaku MC menyapa dan mengajak para peserta melihat rundown serta kesepakatan bersama yang perlu diikuti selama acara bedah buku.
Maria Fintje membagikan pengalaman dan kesan dalam materi bedah buku Sabtu, 30 April 2022.
Para peserta terlihat saling mendukung dan bersemangat mendengar maupun berpartisipasi menjawab. Beragam jawaban muncul.
“Saya merasa bahwa saat ini umumnya banyak yang dapat menggoyahkan kita, jadi termakan godaan. Dan bagaimana mengembalikannya seperti yang Master bilang dalam tayangan, kita butuh kosentrasi, keyakinan untuk menumbuhkan kebijaksanaan kita,” jawab Ongeria (yang kerap dipanggil Maria Fintje).
Jawaban muncul juga dari kolom chat, ada yang menuliskan supaya kita bisa bertahan dari godaan, namanya masih manusia awam. “Jadi cerita ini mengingatkan kita lebih berhati-hati,” tulis Susilawati. “Supaya kita tidak tergoda,” tulis Shu Tjeng.
“Jadi begini Shixiong, Shijie men Saya memutuskan mengangkat tema ini pertama, karena di bulan ini, ada saudara umat muslim yang sedang ibadah menahan hawa nafsu. Kedua, saat saya sudah memilih materi untuk bedah buku, pada suatu hari diperlihatkan sesuatu yang jika direnungkan ada kaitannya dengan tema kita hari ini”. Jawab Rosy.
Sesi pesan Dhamma atas tayangan video Master Cheng Yen Bercerita berjudul Pemuda yang Termakan Godaan yang dimoderatori oleh Rosy.
Sesi sharing diisi oleh Shu Tjeng pada syukuran bedah buku komunitas Sunter ke-8 tahun.
Ia juga memberi penekanan bahwa tidak hanya pemuda saja yang dapat termakan godaan tetapi bisa terjadi kepada setiap orang. Tanpa membeda-bedakan usia, gender, ras, golongan, agama, dan sebagainya.
“Nah, sekarang kita bahas godaan ya Shixiong, Shijie men. Godaan terberat apa bagi Shixiong, Shijie men?” tanya Rosy.
Ada yang menjawab; keinginan, makanan, nonton film, kemalasan.
“Kemarin mendapat WA ada pelelangan, ditawari barang LM, tas, mobil. Tetapi Saya menolaknya, tidak tamaklah akan barang-barang itu. Dan ternyata benar itu bohong, jadi ada yang melakukan hack HP teman saya,” cerita Maria Fintje.
“Shijie terlindungi oleh kebijaksanaannya sendiri ya,” ujar Indrawati, selaku MC pada bedah buku tersebut.
“Kita perlu memiliki keyakinan benar. Jika keyakinan menyimpang, upaya pelatihan diri kita akan sia-sia.” Quote Kata Perenungan Master Cheng Yen yang dibacakan kembali oleh Rosy, dan para peserta.
Di sini mengingatkan, bahwa dalam menapakkan langkah awal juga perlu didasari oleh keyakinan yang benar. Karena jika tidak, yang diinginkan adalah maju ke atas tetapi malah jalan ke bawah. Jadi yang diperlukan adalah senantiasa waspada, mawas diri, tidak lengah.
Eric VS memandu para peserta untuk mengikuti kuis berikut tata cara menjawabnya.
Dokumetasi sejarah bedah buku komunitas Sunter yang ke-8 tahun dengan foto bersama para peserta.
Keyakinan benar dilandasi oleh karena adanya pandangan benar. Dalam prosesnya suatu keyakinan benar terdapat pikiran benar. Dalam pikiran benar terdapat pandangan benar, jadi saling terhubung.
Bedah buku ini juga dimeriahkan dengan adanya sesi kuis yang bertujuan untuk lebih mematri Dhamma ke dalam hati para peserta. Pemutaran dua video kilas balik sebagai perenungan perjuangan bedah buku bertahan dari awal hingga kini.
Bedah buku berlangsung hingga pukul 6.05 sore. Para relawan bersama-sama memancarkan cinta kasih dengan berdoa dan pemberian penghormatan kepada Buddha, Bodhisattwa, dan Master Cheng Yen ditutup melakukan dokumentasi dengan foto bersama.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Bedah Buku: Antibodi Batin
23 Oktober 2015 “Inspirasi dari Para Relawan Abu Putih Menjadi Biru Putih” menjadi tema dalam kegiatan Bedah Buku yang diadakan komunitas relawan He Qi Pusat. Bertempat di Gedung ITC Lt. 6 Mangga Dua, kegiatan ini diikuti sebanyak 36 orang relawan.Menggalang Hati Melalui Bedah Buku
01 November 2011 Bedah buku kini menjadi sebuah kegiatan positif di setiap komunitas. Kegiatan ini sekarang menjadi agenda penting bagi kita. Suatu kegiatan positif yang harus didukung kesinambungannya oleh kita semua.Bedah Buku: Melindungi Satwa
16 Agustus 2016Bedah buku untuk relawan He Qi (komunitas) Barat, Xie Li Kebon Jeruk-3, kembali
diadakan di Jl. Taman S. Parman, Blok D/70 pada 3 Agustus 2016 dan diikuti
oleh 25 peserta. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Pahala
Melindungi Satwa.”