Menghangatkan Batin Warga

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

foto
Para relawan Tzu Chi datang untuk memberikan secercah cahaya untuk meringankan penderitaan warga.

Dimana ada bencana, di sana lah relawan Tzu Chi akan pergi. Relawan Tzu Chi datang memberikan secercah cahaya untuk menghangatkan hati mereka yang dingin karena “istana” mereka telah diluluhlantakkan oleh si jago merah. Kini mereka tidak tahu harus kemana mereka tinggal. Dengan adanya bantuan dari relawan Tzu Chi, diharapkan beban mereka dapat diringankan dan guratan senyum dapat terlihat kembali pada wajah  mereka.

 

Pukul 00.30 warga di Jl. A ujung, Karang anyar di kejutkan dengan suara letupan dan pijaran api yang membesar. Langit yang saat itu gelap, tiba-tiba berubah  menjadi oranye menyala. Letupan itu berasal dari korsleting listrik di rumah salah seorang warga di Jl. A ujung.  Letupan api yang awalnya kecil, menjadi bertambah besar dengan kencangnya tiupan angin malam dan media atap rumah yang berasal dari bahan y ang mudah terbakar.

Warga  yang masih terlelap tidak menyadari perihal tersebut dan baru menyadarinya ketika  api telah merambat ke  rumah mereka.  Para warga pun langsung berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Ada juga warga yang masih berupaya menerjang masuk ke dalam rumah, mengambil beberapa harta benda yang bisa diselamatkan. Untungnya, dalam kejadian ini tiada korban jiwa.  Beberapa saat kemudian sejumlah petugas pemadam kebakaran pun datang  memadamkan kobaran api. Kejadian ini terjadi  pada hari Minggu (17/6) dini hari. Sekitar 31 unit mobil pemadam kebakaran gabungan dikerahkan untuk memadamkan kebakaran tersebut.

Bersyukur dan Pasrah
Beberapa hari kemudian, berdasarkan pemberitahuan dari salah seorang relawan, relawan Tzu Chi pun turun ke lapangan( 20/ 6).Para relawan mulai melakukan survei ke rumah-rumah warga yang terkena musibah kebakaran untuk mengetahui bantuan apa yang sebaiknya diberikan. Setelah melakukan pendataan, para relawan langsung mempersiapkan tempat untuk membagikan bantuan. Adapun paket bantuan yang diberikan berupa pakaian layak pakai, sepatu , sandal, sabun, pasta gigi, sabun, gayung, selimut, tolak angin dan air minum. Selain itu, juga diberikan bantuan berupa terpal berukuran 4 x 6 Meter untuk warga  korban kebakaran yang masih tinggal di lokasi kebakaran dan tidak memiliki atap untuk bernaung dari teriknya sinar matahari dan curahan air hujan.

Tanggal 21 Juni 2012, sebanyak lebih kurang 30 orang relawan berkumpul di depan kantor sekretariat RW 8 untuk mempersiapkan lokasi pembagian bantuan kebakaran dan menyiapkan paket sebanyak 290 paket untuk para warga korban kebakaran. Ketika waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB, para warga korban kebakaran telah berkumpul di lokasi dan pembagian bantuan pun siap dilaksanakan.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi dengan penuh semangat dan sukacita mulai menyusun paket bantuan kebakaran untuk warga korban (kiri).
  • Tati merasa bersyukur karena keluarganya dapat selamat dari si jago merah. Kini dengan adanya bantuan dari Tzu Chi, pengeluarannya dapat sedikit berkurang(kanan).

Setelah satu jam berlalu, kegiatan pembagian bantuan pun selesai dilakukan. Para relawan pun mulai memasukkan segala peralatan dan paket bantuan yang masih tersisa. Ketika semuanya telah di naikkan ke dalam mobil dan siap berangkat. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang ibu yang berlari mengejar relawan. Ia adalah Tati, salah satu warga korban kebakaran yang belum mendapat kan paket bantuan dari Tzu Chi. Tati tidak dapat hadir lebih awal karena ia harus menjalankan pekerjaannya sehari-hari sebagai pembantu rumah tangga di Jl. B.  Setelah menyelesaikan tugasnya, barulah Tati langsung berangkat ke lokasi pembagian bantuan.  “Syukur Alhamdullilah, masih keburu,” ujar Tati, ibu dari 2 orang anak ini dengan gembira.

Kegembiraan pun terlihat dari wajahnya, ketika membuka paket bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi. Ternyata sendal dan sepatu yang terdapat dalam paket memang pas untuk kedua anaknya. “Kalo yang sepatu untuk si adek dan yang sendal untuk si kakak. Sekarang mah, saya tinggal beli seragam untuk anak-anak sekolah saja,”  terang Tati dengan riang.

 Tati yang pada awalnya tinggal di tempat penampungan memutuskan untuk kembali kerumahnya sendiri. “ Biar jelek-jelek gini juga rumah sendiri. Takutnya nanti ada yang nempatin,” ujar Tati. Di rumah berukuran 2 x 4 M inilah, Tati tinggal bersama ibunda tercinta dan keluarga adiknya yang berjumlah  4 orang. 

Tati menjelaskan jika rumah yang terbakar sekarang sebenarnya baru saja selesai direnovasi. Tetapi ia tidak menyesalinya. Tati sendiri merasa bersyukur ia dan keluarga dapat selamat dari kebakaran, mengingat sumber terjadinya kebakaran berada hanya  satu meter  dari rumahnya sekarang. “Bagi saya yang lalu ya sudah biar berlalu, toh sedih juga rumah nggak akan kembali seperti awal. Paling sekarang pelan-pelan nyicil untuk membangun rumah kembali,” jelas Tati.   

  
 

Artikel Terkait

Kebersihan Pangkal Kesehatan

Kebersihan Pangkal Kesehatan

12 Maret 2019

Setiap bulan sekali diadakan kegiatan pendidikan budaya humanis di Rusun Cinta Kasih II Muara Angke, Jakarta Utara. Pada bulan yang lalu anak -anak sudah dibagikan baju seragam berwarna biru langit. Minggu, 10 Maret 2019 adalah pertama kalinya anak-anak datang mengikuti kelas dengan mengenakan seragam barunya.

Mengendalikan Hawa Nafsu

Mengendalikan Hawa Nafsu

16 November 2011 Hari itu, Rabu 9 November 2011, tepatnya pukul 18.30 WIB terlihat beberapa relawan yang mulai berdatangan mengikuti kegiatan Bedah Buku “ 20 Kesulitan Kehidupan “ di Kantor He Qi Barat bersama Kumuda Yap Shixiong .
Sebenih Tekad Mampu Menumbuhkan Akar Kebijaksanaan

Sebenih Tekad Mampu Menumbuhkan Akar Kebijaksanaan

13 Februari 2019

Saat dilantik menjadi murid Master Cheng Yen di Taiwan November tahun lalu, Foeng Jie Tju dan Wylen berikrar untuk mengadakan acara Xun Fa Xiang bagi relawan Tzu Chi di komunitas He Qi Pusat. Melalui segala pertimbangan maka acara Xun Fa Xiang untuk daerah He Qi Pusat diadakan di ITC Mangga Dua setiap hari Selasa dan Jumat pukul 07.30 pagi.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -