Menghantarkan Kehangatan untuk Korban Banjir di Tebing Tinggi
Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Lidyawati, Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi membuka dapur umum untuk mempersiapkan makanan (nasi hangat) untuk warga korban banjir. Relawan bergotong-royong dalam pembagian tugas sehingga nasi hangat bisa siap disajikan pada saat makan siang.
Kota Tebing Tinggi termasuk kota yang rawan dengan banjir kiriman karena dua buah sungai membelah kota tersebut: Sungai Padang dan Sungai Bahilang. Pada hari Sabtu, 5 Desember 2020, sekitar jam 5 sore, Sungai Bahilang meluap bersamaan dengan Sungai Padang akibat banjir kiriman. Kondisi diperparah dengan curah hujan yang tinggi sehingga banyak daerah yang tergenang dengan ketinggian air mencapai 30 cm hingga mencapai 140 cm. Akibatnya banyak masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai dan sekitarnya tidak sempat mengungsi dan menyelamatkan barang-barang berharga mereka karena cepatnya luapan air yang membanjiri tempat tinggal mereka.
Prihatin dengan kondisi tersebut, Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Tebing Tinggi pada hari Minggu, 6 Desember 2020 segera berkoordinasi dengan relawan lainnya untuk membuat dapur umum di Kantor Penghubung Tzu Chi Tebing Tinggi. Terlihat antusias dari semua relawan yang memberi respon positif dengan segera bergerak mempersiapkan segala sesuatu untuk memasak nasi hangat bagi para korban banjir.
Lita, salah satu relawan konsumsi merasa sangat bersuka cita karena
mendapat berkah luar biasa, menyiapkan masakan untuk 600 orang dalam waktu yang singkat.
Sekitar jam 7 pagi, sekitar 34 relawan Tzu Chi Tebing Tinggi, termasuk relawan dari Laot Tador segera melakukan pembagian tugas, ada yang ke pasar untuk belanja, ada yang mempersiapkan dapur, dan ada yang mempersiapkan bahan-bahan makanan. Bahkan ada beberapa relawan Tzu Chi yang rumahnya juga terendam banjir, tetapi tetap antusias untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Semua relawan terlihat bersatu hati dan saling bahu membahu menyiapkan segala kebutuhan. Bila ada yang kurang maka relawan langsung menawarkan diri untuk pergi membeli atau membawanya dari rumah.
“Sungai Bahilang meluap bersamaan dengan Sungai Padang sehingga sebagian besar Kota Tebing Tinggi tergenang air. Kami sebagai relawan Tzu Chi merasa tidak tega melihat penderitaan warga yang tinggal di bantaran sungai. Tinggi banjir mulai dari selutut sampai dada. Warga kita lihat sudah begitu letih dan sedih maka relawan langsung bergerak cepat,” kata Wardi, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi, “pagi-pagi kita sudah mengumpulkan semua relawan dan tim konsumsi mempersiapkan semua kebutuhan. Ada yang memasak, membungkus nasi, dan ada yang membagikan bantuan ke rumah-rumah warga.”
Akibat meluapnya Sungai Bahilang dan Sungai Padang, ditambah curah hujan yang tinggi membuat banyak daerah yang tergenang dengan volume air setinggi 30 – 140 cm.
Dengan waktu yang terbatas, relawan bekerja sambil berkejaran dengan waktu untuk mempersiapkan sekitar 600 nasi bungkus vegetarian hangat untuk dibagikan kepada warga karena nasi hangat ini harus disalurkan ke warga untuk makan siang. Para warga tentunya merasa sangat kedinginan sehingga mereka membutuhkan makanan yang bisa menghangatkan tubuh, sekaligus batin mereka.
Salah satu relawan, Lita, mengatakan ini pengalaman yang luar biasa bagi dirinya karena baru sekali ini memasak dalam jumlah banyak. “Awalnya kita hanya memasak untuk 30 orang saja untuk kegiatan, tetapi tiba-tiba mendapat berkah yang luar biasa diminta memasak untuk 600 orang. Saya sempat terkejut karena ini baru pertama kali masak begitu banyak. Namun setelah melihat semangat dari para relawan, akhirnya semua berjalan dengan lancar dan saya merasa sangat bersukacita,” ungkap Lita.
Empati, itulah yang dirasakan relawan terhadap para korban banjir sehingga dengan perasaan tulus dan dengan penuh hormat memberikan makanan hangat terhadap mereka.
Sekitar Pukul 13.00 WIB, relawan segera turun ke lokasi. Didampingi lurah dan kepala lingkungan, relawan mendatangi para korban banjir dari pintu ke pintu untuk memberikan nasi bungkus, mi instan vegetarian, dan juga air mineral. Ada dua kelurahan yang dikunjungi relawan yaitu Kelurahan Mandailing dan Kelurahan Bandar Utama. Daerah yang terdampak paling parah dari bencana ini adalah warga di bantaran Sungai Padang, Kelurahan Bandar Utama. Dalam kurun waktu 10 hari mereka telah dilanda banjir sekitar lima kali. Pernah setelah air surut dan warga sudah membersihkan rumah, air tiba-tiba naik lagi dan merendam rumah warga lagi. Bahkan sewaktu relawan ke lokasi, terlihat beberapa daerah dengan tinggi air mencapai dada orang dewasa.
Beberapa lokasi bencana dengan tinggi air yang mencapai pinggang orang dewasa tidak membuat relawan gentar untuk memberi perhatian kepada para korban banjir. Kehadiran relawan sangat berarti bagi warga. Seperti yang dirasakan Indah, warga di Kel. Maidailing. Indah merasa sangat bersyukur atas kunjungan relawan ke rumahnya secara langsung untuk memberikan nasi hangat, dan ini bukan pertama kalinya ia menerima bantuan dari Tzu Chi. Dua tahun sebelumnya, dalam musibah yang sama (banjir) relawan Tzu Chi juga datang memberi perhatian dan makanan hangat bagi keluarganya. “Saya bersyukur hari ini ada (relawan) Tzu Chi yang datang,” ungkap Indah senang.
Relawan memberikan nasi hangat (vegetarian), mi instan vegetarian, dan air mineral. Pemberian langsung dari pintu ke pintu kepada warga korban banjir memberikan kehangatan di hati warga.
Relawan menjalankan misi ini dengan penuh semangat selama lima jam berendam dalam air. Inilah wujud empati yang dirasakan relawan melihat penderitaan para korban banjir. Semoga para korban tabah menghadapi musibah tersebut. Semoga dunia dijauhkan dari bencana, dan masyarakat bisa hidup dalam kondisi aman sejahtera.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Bantuan Banjir untuk Warga di Aceh Utara
11 Desember 2017Tetap Semangat Berbuat Kebajikan
25 Februari 2014 Kegiatan pembagian bantuan paket bencana banjir kepada warga di dua kecamatan di wilayah Pati, Jawa Tengah melibatkan banyak pihak. Tentunya orang-orang yang bersedia membantu dengan menjadi relawan dibarengi rasa tulus hati.Banjir Sentani: Perhatian Bagi Keluarga Korban Banjir Bandang
01 April 2019Selama dua hari (28 – 29 Maret), relawan Tzu Chi memberikan perhatian kepada 40 keluarga korban meninggal akibat musibah banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua.