Menghapus Kekhawatiran Melalui Bedah Rumah

Jurnalis : Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Tommy S., Mulyady S., Lim Tjiap Bu, Kho Ki Ho (Tzu Chi Pekanbaru)

Relawan Tzu Chi Pekanbaru mengunjungi rumah Ade Putra sekaligus melakukan peninjauan dan verifikasi data sebelum bantuan diberikan.


Tzu Chi Pekanbaru memberikan bantuan bedah rumah bagi Ade Putra (38) dan kakaknya Sri Astuti (43). Mereka merupakan warga Jl. Melati, Gg. Bunga Tanjung, Kel. Padang Bulan, Kec. Senapelan, Kota Pekanbaru. Pembangunan rumah tersebut dilakukan sejak awal Desember 2021 dan selesai pada akhir Januari 2022.

Rumah tua tersebut awalnya ditinggali oleh Ade Putra bersama neneknya. Sepeninggal sang nenek tahun 2013 lalu, Ade sendirian menempati rumah. Kondisi rumah peninggalan sang nenek terbilang sangat tidak layak huni. Kayunya sudah mulai lapuk dan atapnya sudah bocor. Di dalamnya pun tidak tersedia toilet. Ade juga bercerita pernah tiga kali kemalingan karena pintunya sudah tidak bisa terkunci dengan benar.

Impian untuk merenovasi rumah sementara menjadi impian belaka karena sehari-hari Ade hanya bekerja di rumah makan. Enam bulan lalu, Ade jatuh sakit, membuat kakaknya, Sri Astuti dan anaknya Aisyah (6) kembali pulang untuk membantu merawat Ade.

Bagian belakang rumah Ade Putra yang sudah tidak layak huni. Kondisi ini membuatnya tiga kali mengalami kemalingan.

Camat Senapelan melakukan pembongkaran secara simbolis. Doa bersama dan pembongkaran secara simbolis yang dihadiri Camat Senapelan, Lurah Padang Bulan, Perangkat masyarakat, dan relawan Tzu Chi.

Saat Sri Astuti tinggal di rumah lama tersebut selama lebih kurang dua bulan, ia selalu diliputi rasa was-was seperti kemalingan, bocor, dan takut akan serangga.

“Selama saya tinggal di situ (rumah lama), saya ada rasa was-was. Kadang kalau Ade pulang malam, saya takut karena kan saya berdua sama anak gadis kecil kan. Sementara pintu belakang itu kalau didobrak sedikit, langsung roboh,” kata Sri Astuti. “Kalau hujan takut juga. Anak sih yang sering takut karena pas tidur ada lewat aja tikus, kaki seribu, kadang kalajengking. Saya juga takut. Nah kalau hujan begitu juga sudah siap ember sana-sini, nampung sana-sini,” jelas Sri Astuti mengenang masa sebelum rumahnya dibedah.

Rumah Layak Tak Hanya di Angan
Berawal dari info dari perangkat desa yang melaporkan ke Tzu Chi mengenai rumah Ade Putra, relawan akhirnya mengunjungi untuk melihat kondisi secara langsung. Setelah peninjauan beberapa kali dan verifikasi data, relawan memutuskan untuk membedah rumah Ade yang sudah sangat tidak layak huni.

Relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) ikut serta berbagi sukacita dengan membantu mengecat rumah baru Ade.

“Kalau saya tinggal di rumah begini, bisa nggak? Pertimbangannya adalah: pertama rumah sudah tua, 40 tahunan, dan bangunannya pakai kayu semi permanen, sudah banyak yang bocor. Nah, kalau terjadi bencana, musibah seperti hujan deras atau badai, mungkin juga gempa. Kami mempertimbangkan keselamatan penghuni di dalamnya. Melihat kondisi rumahnya saja sudah membuat kami khawatir,” ungkap Mulyadi Salim, penanggung jawab kegiatan bedah rumah mengenang kali pertama saat berkunjung ke rumah Ade.

Kegiatan bedah rumah dimulai pada 3 Desember 2021 yang ditandai dengan doa bersama dan pembongkaran bangunan lama secara simbolis yang dihadiri oleh Camat Senapelan, Lurah Padang Bulan, perangkat desa, dan relawan Tzu Chi. Barulah Senin, 6 Desember 2021 dilanjutkan pembongkaran oleh tukang. Pada proses pengerjaan, Ade dan kakaknya sementara menyewa rumah. Pekerjaan pembongkaran dan pembangunan yang ditargetkan selesai dalam waktu dua bulan berjalan lancar hingga bangunan berdiri kokoh dalam waktu kurang dari dua bulan.

Sri Astuti dan anaknya, Aisyah bersama relawan Tzu Chi berdiri di halaman rumahnya yang sudah nyaman 26 Februari 2022.

Pada 22 Januari 2022, relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) pun ikut serta berbagi sukacita dengan membantu mengecat rumah baru Ade. Rumah tipe 36 itu saat ini sudah terbangun dengan lantai yang full keramik. Di dalamnya ada 2 kamar tidur dan satu kamar mandi.

Pada akhir Januari 2022 pula, Ade Putra dan Sri Astuti bersama anaknya akhirnya bisa kembali tinggal di rumah dengan kondisi yang sudah sangat berbeda, nyaman tanpa rasa khawatir. “Enak, nggak takut kemalingan lagi, nggak ada banjiran lagi. Alhamdulillah enak tinggal di rumah baru,” ungkap Aisyah polos mewakili perasaan seluruh keluarganya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Bedah Rumah Tahap Ke-6 di Kamal Muara Siap Dimulai

Bedah Rumah Tahap Ke-6 di Kamal Muara Siap Dimulai

25 November 2024

Tzu Chi Indonesia kembali menjalankan Program Bebenah Kampung Tzu Chi tahap ke-6 di wilayah Kamal Muara. Sebanyak 13 rumah milik calon penerima bantuan di RW 04, Kamal Muara disurvei relawan.

Naungan Baru Bagi Mantan Sopir Angkot dan Keluarganya

Naungan Baru Bagi Mantan Sopir Angkot dan Keluarganya

23 Juli 2021
Hunian yang nyaman dambaan setiap keluarga. Namun tidak demikian Anton dan keluarganya. Ekonomi yang sulit menyebabkan rumah yang ditinggalinya sejak tahun 1997 tidak pernah direnovasi. Akibatnya jika hujan tiba, rumahnya bocor dan mengalami banjir.
16 Unit Rumah di Cilangari Segera Rampung

16 Unit Rumah di Cilangari Segera Rampung

08 April 2019

Potret kemiskinan dan hidup sengsara tak harus terucap dalam keluhan. Semisal, Ecep ini, pahit getirnya hidup tak membuatnya menengadahkan tangan meminta belas kasihan. Ia tetap hidup apa adanya hingga program bedah rumah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyeleraskan angan-angan Ecep untuk meneduhkan rumahnya.

 

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -