Menghapus Kemiskinan Dengan Mengobati Penyakit

Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : M.Galvan, Rangga (Tzu Chi Bandung)
 

foto
Para relawan Tzu Chi mendampingi para pasein yang ikut dalam bakti sosial kesehatan operasi katarak bagai keluarga sendiri.

Suatu bentuk kepedulian kita didasari oleh rasa cinta kasih serta jiwa tolong menolong terhadap sesama manusia. Merasakan penderitaan dan memberikan harapan baru bagi masyarakat yang memiliki kekurangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam kutipan Master Cheng Yen, bila ingin menghapus kemiskinan kita hendaklah mengobati suatu penyakit yang diderita oleh masyarakat yang tidak mampu karena salah satu sumber kemiskinan disebabkan oleh penyakit yang dihinggapinya. Berdasarkan hal tersebut para relawan Tzu Chi gencar dalam menebar cinta kasihnya melalui misi kesehatan Tzu Chi, dengan tujuan mengembalikan kehidupan atau harapan menuju arah yang lebih baik lagi.

Maka dari itu pada tanggal 1 Desember 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan bakti sosial operasi katarak gratis bagi masyarakat yang masih hidup digaris kemiskinan. Terselenggarakannya bakti sosial Tzu Chi ini berkat ada kerjasama dengan Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP). Kegiatan ini berlangsung di Priangan Medical Center (PMC) Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung.

Bakti sosial ini merupakan lanjutan dari baksos operasi gratis yang diadakan pada tanggal 17 November 2013, kali ini sebanyak 10 pasien katarak telah berhasil ditangani. Seharusnya pasien yang terjaring untuk operasi katarak berjumlah 13, namun karena faktor kesehatan yang tidak memungkinkan untuk dioperasi maka sebanyak tiga pasien ditangguhkan karena gula darah dan tensi yang cukup tinggi. “Kita nggak bisa melakukan operasi kepada pasien yang tensinya tinggi dan gula darahnya tinggi. Tadi saja ada satu pasien yang gula darahnya sampai 323,” ucap dr. Yenny, SpM, disaat memberikan obat mata pada pasien yang akan dioperasi.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi berinteraksi langsung bersama pasien yang mengikuti baksos katarak. Selain itu relawan Tzu Chi pun memberikan motivasi dan doa kepada setiap pasein (kiri).
  • Setelah melakukan operasi, keesokan harinya memeriksakan kembali mata hasil operasi yang diikutinya (kanan).

Bakti sosial ini bertujuan untuk meringankan beban para pasien yang masih kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Diharapkan setelah mendapatkan penanganan ini, para pasien dapat menciptakan harapan baru baik dari segi perekonomian dan kualitas hidup pasien.

Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB. Sebelum operasi dimulai bulu mata pasien terlebih dahulu dicukur serta mendapatkan obat khusus tetes mata. Hal ini dilakukan  agar lensa mata terbuka secara maksimal dan memudahkan untuk dilakukan pengoperasian pada mata yang mengidap katarak. Disamping itu, sebanyak sembilan relawan Tzu Chi turut membantu pelaksanaan bakti sosial operasi katarak tersebut.

Perhatian insan Tzu Chi kepada para pasien begitu besar, hal ini terlihat para relawan Tzu Chi selalu mendampingi pasien mulai dari kedatangan hingga mengatarkan pasien pada ruang pemulihan sementara, setelah operasi. Selain itu para relawan Tzu Chi pun berinteraksi langsung pada setiap pasien seperti memberikan dorongan hidup  dan mendoakan pasien agar lekas sembuh serta mejalani hidup dengan kewelasasihan. “Pak, nanti begitu masuk ruang operasi bapak banyak berdoa ya pak, biar operasinya lancar. Dan nanti setelah bapak sembuh dari katarak mudah-mudahan bapak dilancarin segala sesuatunya dan jangan lupa untuk menolong sesama ya pak,” ujar salah satu relawan Tzu Chi kepada pasien yang menunggu giliran untuk dioperasi.           

foto  foto

Keterangan :

  • Sebanyak 10 pasien katarak berhasil ditangani oleh tim medis Tzu Chi pada tanggal 1 Desember 2013 (kiri).
  • Relawan Tzu Chi yaitu H. Sahid membantu pasein katarak yaitu Supriatna (33) menuju ruang pemulihan (kanan).

Penantian yang Dinanti
Sebuah harapan yang dinanti akhirnya tercapai.” Mungkin hal tersebut yang dirasakan oleh setiap pasien yang mendapatkan operasi katarak secara gratis. Cukup lama mereka (pasien katarak) mengidap penyakit katarak dan hal itu menyebabkan gangguan dalam penglihatan bahkan menjadi kendala dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Melalui kegiatan baksos operasi katarak ini, rasa percaya diri para pasien pun mulai bangkit. Kebahagiaan sangat dirasakan oleh setiap pasien yang telah dioperasi, penantian begitu panjang kini membuahkan hasil yang tak ternilai harganya. Seperti yang dialami oleh salah satu pasien katarak yaitu Supriatna (33), menurutnya awal mula ia mengidap penyakit katarak ketika Ia sedang bertani disawah. Tiba-tiba penglihatannya menjadi buram semakin lama semakin memburuk dan akhirnya mata kanannya pun tak bisa lagi melihat. Merasa tak sanggup untuk berobat ke dokter karena faktor biaya, maka pengobatan alternatif menjadi solusi yang terbaik baginya. Namun, hal tersebut tidak memberi perubahan dalam penglihatan mata kanannya.

Akhirnya selama dua tahun lamanya menderita sakit, Supriatna berjodoh dengan Tzu Chi pada hari ini (01/12/13). Ia menjalani operasi katarak yang diadakan oleh Tzu Chi Bandung. "Merasa gimana gitu nggak bisa di ungkapkan. Merasa senang apalagi kalau sekarang sudah bisa melihat lagi. Sekarang mah sudah baikan sudah terang, kalau melihat juga agak jelas sekarang mah,” katanya. “Setelah sembuh total saya bisa aktivitas lagi menjadi kuli tani lagi atau kerja bangunan, supaya bisa kerja lagi. Saya mengucapkan terima kasih kalau nggak ada yayasan ini, saya mungkin nggak bisa sembuh. Saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih,” lengkap Supriatna.

Wujud misi kesehatan Tzu Chi semakin berkembang serta terus memperluas cinta kasihnnya diiringi dengan tekad yang kuat untuk menghapus kemiskinan dimuka bumi ini. Semoga cerminan hidup dari para relawan Tzu Chi dapat menjadi inspirasi bagi seluruh umat manusia untuk selalu mengasihi terhadap sesama.
  
 

Artikel Terkait

Edukasi Eco Enzyme dan Makanan Vegetarian di Pluit Timur Residence

Edukasi Eco Enzyme dan Makanan Vegetarian di Pluit Timur Residence

02 November 2022

Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 melakukan sosialisasi Eco Enzyme dan makanan vegetarian kepada warga Pluit Timur Residence pada Minggu, 16 Oktober 2022.

Dengan Memulung, Pak Oding yang Sudah Sepuh Bertahan Hidup

Dengan Memulung, Pak Oding yang Sudah Sepuh Bertahan Hidup

08 November 2021

Tuntutan hidup memaksa Oding Sahri (81) untuk bekerja sebagai pemulung di Papanggo, Jakarta Utara. Warga sekitar yang pengertian, biasanya memilah sampah daur ulang mereka dan memberikannya kepada Pak Oding.

Waisak 2556: Satu Kesatuan dalam Waisak

Waisak 2556: Satu Kesatuan dalam Waisak

15 Mei 2012 Tidak jauh berbeda dengan insan Tzu Chi Indonesia yang juga merayakan Hari Waisak beserta dua hari besar lainnya yang antara lain adalah Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia. Bagi insan Tzu Chi, waisak tahun ini merupakan waisak yang mempunyai makna begitu agung.
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -