Menghargai Alam Dengan Daur Ulang

Jurnalis : Lindawati Tjiawi (Tzu Chi Medan), Fotografer : Hasan Tiopan, Ryanto Budiputra (Tzu Chi Medan)


Relawan, para siswa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen, serta orang tuanya yang ikut kegiatan pelestarian lingkungan, berbaris dengan rapi di halaman Sekolah Wiyata Dharma.

“Mampu melepaskan status diri dan dengan rendah hati melakukan kegiatan daur ulang sumber daya merupakan sikap membuang keakuan dan kemelekatan yang sejati.” Kata Perenungan Master Chen Yen.

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru. Adapun tujuannya  adalah untuk mencegah adanya sampah yang semakin lama semakin menumpuk. Dalam hal ini daur ulang lebih difokuskan bagi sampah yang tidak bisa diurai secara alami oleh Bumi, seperti plastik, botol, kaca, kaleng, karton, kertas, dan koran.

Untuk mendukung kegiatan daur ulang dan mencegah adanya penumpukan sampah, pada Minggu, 20 Oktober 2019 sejak pukul 08.00 sampai 11.00 WIB Tzu Chi Medan mengadakan Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen – dari pintu ke pintu di Jalan Wahidin Medan.

Kegiatan ini didukung oleh Sekolah Wiyata Dharma yang berada di Jalan Wahidin Medan. Sekolah ini menjadi titik kumpul relawan dan siswa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Pelestarian Lingkungan dari Pintu ke Pintu
Kegiatan pelestarian lingkungan dari pintu ke pintu kali ini dilakukan di Jalan Wahidin Medan yang tidak jauh dari depo pelestarian lingkungan Mandala, Medan. “Kami memilih Wiyata Dharma karena sebelumnya kami sudah beberapa kali melakukan kegiatan di sekitar depo Mandala. Kali ini kami memilih tempat di luar daerah depo, yang paling dekat adalah Jalan Wahidin. Di wilayah ini juga banyak pertokoan, jadi kemungkinan barang daur ulangnya akan lebih banyak,” kata Husni, Wakil Koordinator Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen.


Para siswa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen mengetuk pintu rumah warga untuk meminta barang-barang tak terpakai dan mengucapkan gan en (terima kasih) baik menerima barang ataupun tidak.


Sidi, pekerja salah satu toko di Jalan Wahidin sangat mendukung kegiatan pelestarian lingkungan dari pintu ke pintu ini, ia juga telah mengumpulkan barang-barang yang tak terpakai untuk diberikan kepada para siswa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Kegiatan ini diharapkan bisa membuat para siswa mulai peduli terhadap kebersihan lingkungan. Dengan praktik ke lapangan pula, akan membangkitkan semangat mereka untuk ikut berperan aktif menjaga Bumi. “Para siswa akan lebih asik dan rileks karena bisa langsung praktik di tindakan nyata dalam pelestarian lingkungan,” tambah Husni.

Hal itu juga diharapkan oleh Sherly Nova, Koordinator kegiatan pelestarian lingkungan tersebut. Nova menuturkan, “Kami memilih kegiatan ini agar para siswa lebih bisa menghargai alam dan tidak merasa malu apabila melakukan daur ulang ataupun kegiatan yang berhubungan dengan daur ulang.”

Dukungan dari Lingkungan Sekitar
“Setelah meminta sampah, baik diberikan ataupun tidak, kita harus mengucapkan gan en kepada donatur,” jelas Tony Honkley, Wakil Hu Ai di relawan komunitas Medan Timur. Ia juga menegaskan kepada para relawan dan siswa untuk menjaga sikap dalam kegiatan pelestarian lingkungan dari pintu ke pintu ini.

Para siswa dan relawan yang membimbingnya dibagi menjadi 4 grup. Mereka mengetuk pintu warga dan menyapa dengan sopan ketika warga membukakan pintu rumah atau tokonya. Sebagian warga sudah menyediakan barang-barang tak terpakai karena seminggu sebelumnya relawan sudah membagikan brosur barang-barang yang bisa didaur ulang, sekaligus memberitahukan akan adanya kegiatan hari itu. Pada kesempatan itu relawan juga menjelaskan tentang 5R (rethink, reduce, reuse, repair, dan recycle).


Barang-barang daur ulang yang dikumpulkan oleh para siswa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen dijemput oleh mobil daur ulang Depo Pelestarian Lingkungan Mandala Medan.

Warga setempat menyambut kedatangan rombongan relawan dengan senang hati. Menurut mereka kegiatan ini sangat bagus karena bisa mengingatkan warga untuk lebih memilih membeli barang mana yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan dan membuat lingkungan menjadi lebih bersih.

“Saya sangat mendukung kegiatan ini, ini sangat bagus karena mengumpulkan sampah, mengolah kembali  dan hasilnya bisa membantu orang yang tidak mampu,” kata Sidi, pekerja di salah satu toko di Jalan Wahidin.

“Menurut saya kegiatan ini sangat terpuji dan saya berharap kegiatan ini dapat berlanjut karena mendaur ulang barang dapat menyelamatkan bumi,” ungkap Rose, warga Jalan Wahidin yang sependapat dengan Sidi.

Barang-barang tak terpakai yang terkumpul kemudian dijemput oleh mobil daur ulang Depo Mandala MedanPara siswa sangat senang mengikuti kegiatan ini walaupun merasa sangat lelah dan panas.

Rasa Syukur Para Orang Tua

Para siswa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen yang sudah selesai menjalankan tugas pelestarian lingkungan kembali ke Sekolah Wiyata Dharma dengan sukacita walaupun merasa lelah dan panas.

Bukan hanya warga, orang tua para siswa juga sangat mendukung kegiatan ini. Siu Mei, orang tua siswa mengatakan bahwa melalui kegiatan ini anaknya bisa melatih keberanian, sikap, dan cara berbicara dengan orang lain. Mereka juga mempunyai nilai plus karena mengetahui cara melakukan daur ulang.

Demikian juga harapan Darwin, orang tua siswa lainnya yang berharap kegiatan ini akan dilanjutkan lagi karena sisi positipnya banyak. “Di kegiatan ini anak-anak diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan, tidak buang sampah sembarangan, dan juga diajarkan untuk bisa berterima kasih ketika mendapatkan sesuatu,” katanya.

Amei Tio juga sepakat dengan Siu Mei dan Darwin. Ia merasa kegiatan kali ini sangat didukung oleh warga setempat, karena para warga sudah menyediakan barang-barang tak terpakai untuk diberikan kepada para siswa dan relawan yang datang menjemput barang-barang daur ulang.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menghargai Alam Dengan Daur Ulang

Menghargai Alam Dengan Daur Ulang

31 Oktober 2019

“Saya sangat mendukung kegiatan pelestarian lingkungan dari pintu ke pintu ini. Kegiatan ini sangat bagus karena sejak kecil anak-anak sudah diajarkan untuk mengumpulkan sampah, mengolah kembali dan hasilnya bisa membantu orang yang tidak mampu,” kata Sidi, pekerja di salah satu toko di Jalan Wahidin.

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -