Menghargai Kehidupan
Jurnalis : Yosephine (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Hendrik (He Qi Barat)
|
| ||
Sebelum kegiatan dimulai, saya dan relawan lainnya mendatangkan kamar opa oma untuk mengajak mereka ke aula. Dalam perjalanan menuju kamar, kami melihat ada beberapa opa oma yang sedang asyik ngobrol, ada oma yang sedang berjalan santai, ada juga yang tertidur pulas di bawah pohon yang rindang. Ketika kita menghampiri mereka, hal pertama yang dilakukan opa oma adalah tersenyum dan senyumannya itu terasa begitu akrab, begitu menghangatkan. Senyuman memang merupakan salah satu bahasa terindah di dunia ini. Kami memulai kegiatan dengan menampilkan shou yu (isyarat tangan) “Satu Keluarga”, dan ternyata lagu ini cukup akrab di telinga opa oma, mereka semangat sekali mengikuti kami melakukan gerakannya, bahkan ada seorang opa yang asyik menari di depan bersama kami. Dari depan saya bisa melihat, betapa senangnya opa oma, setiap beberapa detik selalu mengulaskan senyuman di wajahnya yang keriput. Seketika itu juga saya benar-benar merasa bahwa kita semua merupakan satu keluarga, walaupun ini pertama kalinya saya bertemu dengan mereka, tetapi mungkin inilah yang dinamakan dengan jodoh.
Keterangan :
Selain penampilan shou yu, kami juga mengajak opa oma bermain games. Games-nya tidak sulit, tujuannya selain menghibur, juga mengajak opa oma untuk bergerak ringan agar tubuh mereka tidak kaku, serta mengasah kemampuan berpikir supaya tidak gampang lupa. Kami juga mengajarkan opa oma shou yu “Xing fu de lian – Wajah yang bahagia” dan menampilkan shou yu “APa khan cui gu”. Kegiatan ini ditutup dengan menampilkan sekali lagi isyarat tangan “Satu Keluarga”, kemudian membagikan makanan kepada setiap opa oma dan mengantarkan mereka kembali ke kamar masing-masing. Saya menyempatkan diri untuk menghampiri dan menyalami setiap opa oma, dan sekali lagi yang terlihat hanyalah senyuman indah mereka. Saya juga menyempatkan diri untuk ngobrol santai dengan mereka, dari sana saya tahu opa oma di sini ada yang ditinggalkan oleh keluarga mereka, ada yang dititipkan di sini namun keluarganya akan rutin mengunjungi mereka, kondisinya berbeda-beda. Ada beberapa opa oma yang tidak berhenti mengucapkan terima kasih kepada saya sambil berlinangan air mata dan tidak berhenti mendoakan saya.
Keterangan :
“Makasi ya Pinpin, opa doain kamu sukses, kelak menjadi orang yang berguna dan jangan lupa sama opa oma di sini. Opa walaupun hidupnya begini sekarang, tetapi opa tidak pernah menyerah”, kata seorang opa yang duduk di atas kursi roda. Seketika itu juga wajahku berlinangan air mata dan memeluk opa dengan erat. Melihat wajahku yang berlinangan air mata, air mata opa pun tidak tertahankan, air mata membanjiri wajahnya, namun saya tahu itu adalah air mata kebahagiaan. Hal selanjutnya yang dilakukan opa ini sungguh mengejutkan saya, melihat diri saya yang tidak berhenti menangis, opa mengulurkan tangannya yang kelihatannya kasar namun terasa lembut di wajah saya, dia mengelap setiap butir air mata yang keluar dari mata saya. Hal itu membuat saya sungguh terharu dan pada saat itu juga saya merasakan kelembutan dan kasih sayang dari seorang opa yang tidak sempat saya rasakan sebelumnya. Melihat keadaan opa oma, hati kecil saya khawatir, apakah kelak saya juga akan seperti mereka, bagaimana jika suatu hari saya juga ditinggalkan keluarga saya? Kemudian saya sadar, “Life is unpredictable”, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di detik berikutnya. Opa oma mengajarkan saya 2 hal: jangan pernah menyerah dan hargailah kehidupan ini! Saya sadar setiap orang akan menua, mungkin sakit-sakitan, mungkin terduduk di kursi roda, wajah kita juga akan keriput, semua kondisi mungkin saja terjadi. Namun apapun yang terjadi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah menghargai setiap saat dalam kehidupan ini, hargai apa yang di depan mata, juga yang telah kita miliki sekarang. Dan jangan pernah menyerah terhadap kehidupan ini dalam kondisi apapun, jangan pula mengeluh. Mungkin yang kita lihat hanyalah senyuman indah opa oma, namun di balik senyuman itu pasti tersembunyi kisah yang menyedihkan, tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan terus berjuang di sisa hidup mereka. Setiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing, baik itu kisah suka maupun kisah duka, hanya diri kita sendiri yang tahu jelas, dan adalah pilihan kita untuk menjalani kisah-kisah ini dengan tersenyum atau tidak. |
| ||
Artikel Terkait
Hidup Sehat dengan Rawat Gigi dan Cuci Tangan yang Benar
17 Januari 2024Relawan Tzu Chi di Xie Li Sumatra Selatan (Sumsel) 1 memberikan penyuluhan kesehatan gigi bagi 230 siswa SDN 3 Karya Sakti, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, pada Sabtu (13/1/24).
Perjalanan yang Penuh Kasih
15 Februari 2012 Walau hidup seorang diri dan menghadapi kesulitan, namun ia tetap bersemangat untuk menabung dalam sebuah celengan bambu agar bisa ikut membantu orang lain yang juga membutuhkan bantuan.Baksos Tzu Chi ke-141: Yang Manis-manis, Yang Tak Lekang oleh Waktu
26 Oktober 2023Banyak cerita haru di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-141. Para pasien berbahagia bisa sembuh dari penyakitnya. Juga para relawan Tzu Chi dan juga relawan TIMA Indonesia yang berbahagia dapat bersumbangsih. Ada juga kisah persahabatan tiga perawat medis Tzu Chi yang super manis.