Menghargai Kehidupan

Jurnalis : Yosephine (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Hendrik (He Qi Barat)
 
 

foto
Tanggal 23 Juni 2013, relawan dari He Qi Barat Jakarta mengadakan kunjungan kasih ke panti sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng.

Pada hari Minggu, tanggal 23 Juni 2013, relawan dari He Qi Barat Jakarta mengadakan kunjungan kasih ke panti sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng. Kegiatan kunjungan seperti ini  telah rutin diadakan setiap bulan sekali selama beberapa tahun ini. Hari itu, banyak sekali relawan yang ikut serta dalam kunjungan ini. Ketika saya tiba di panti, sudah ada beberapa opa dan oma yang duduk di aula, dan hati saya begitu senang cukup dengan melihat opa oma duduk manis di kursi.

Sebelum kegiatan dimulai, saya dan relawan lainnya mendatangkan kamar opa oma untuk mengajak mereka ke aula. Dalam perjalanan menuju kamar, kami melihat ada beberapa opa oma yang sedang asyik ngobrol, ada oma yang sedang berjalan santai, ada juga yang tertidur pulas di bawah pohon yang rindang. Ketika kita menghampiri mereka, hal pertama yang dilakukan opa oma adalah tersenyum dan senyumannya itu terasa begitu akrab, begitu menghangatkan. Senyuman memang merupakan salah satu bahasa terindah di dunia ini.

Kami memulai kegiatan dengan menampilkan shou yu (isyarat tangan) “Satu Keluarga”, dan ternyata lagu ini cukup akrab di telinga opa oma, mereka semangat sekali mengikuti kami melakukan gerakannya, bahkan ada seorang opa yang asyik menari di depan bersama kami. Dari depan saya bisa melihat, betapa senangnya opa oma, setiap beberapa detik selalu mengulaskan senyuman di wajahnya yang keriput. Seketika itu juga saya benar-benar merasa bahwa kita semua merupakan satu keluarga, walaupun ini pertama kalinya saya bertemu dengan mereka, tetapi mungkin inilah yang dinamakan dengan jodoh.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan memperhatikan orang tua layaknya orang tua mereka sendiri (kiri).
  • Relawan juga mengajak opa oma bermain games yang menghibur serta  mengajak opa oma untuk bergerak ringan (kanan).

Selain penampilan shou yu, kami juga mengajak opa oma bermain gamesGames-nya tidak sulit, tujuannya selain menghibur, juga mengajak opa oma untuk bergerak ringan agar tubuh mereka tidak kaku, serta mengasah kemampuan berpikir supaya tidak gampang lupa. Kami juga mengajarkan opa oma shou yu “Xing fu de lian – Wajah yang bahagia” dan menampilkan shou yu “APa khan cui gu”.  Kegiatan ini ditutup dengan menampilkan sekali lagi isyarat tangan “Satu Keluarga”, kemudian membagikan makanan kepada setiap opa oma dan mengantarkan mereka kembali ke kamar masing-masing.

Saya menyempatkan diri untuk menghampiri dan menyalami setiap opa oma, dan sekali lagi yang terlihat hanyalah senyuman indah mereka. Saya juga menyempatkan diri untuk ngobrol santai dengan mereka, dari sana saya tahu opa oma di sini ada yang ditinggalkan oleh keluarga mereka, ada yang dititipkan di sini namun keluarganya akan rutin mengunjungi mereka, kondisinya berbeda-beda.  Ada beberapa opa oma yang tidak berhenti mengucapkan terima kasih kepada saya sambil berlinangan air mata dan tidak berhenti mendoakan saya.

foto  foto

Keterangan :

  • Melalui Shou Yu relawan juga mengajak opa oma untuk bergembira bersama-sama (kiri).
  • Kelembutan dan kasih sayang tidak hanya diberikan oleh relawan namun juga oleh opa dan oma (kanan).

“Makasi ya Pinpin, opa doain kamu sukses, kelak menjadi orang yang berguna dan jangan lupa sama opa oma di sini. Opa walaupun hidupnya begini sekarang, tetapi opa tidak pernah menyerah”, kata seorang opa yang duduk di atas kursi roda. Seketika itu juga wajahku berlinangan air mata dan memeluk opa dengan erat. Melihat wajahku yang berlinangan air mata, air mata opa pun tidak tertahankan, air mata membanjiri wajahnya, namun saya tahu itu adalah air mata kebahagiaan. Hal selanjutnya yang dilakukan opa ini sungguh mengejutkan saya, melihat diri saya yang tidak berhenti menangis, opa mengulurkan tangannya yang kelihatannya kasar namun terasa lembut di wajah saya, dia mengelap setiap butir air mata yang keluar dari mata saya. Hal itu membuat saya sungguh terharu dan pada saat itu juga saya merasakan kelembutan dan kasih sayang dari seorang opa yang tidak sempat saya rasakan sebelumnya.  

Melihat keadaan opa oma, hati kecil saya khawatir, apakah kelak saya juga akan seperti mereka, bagaimana jika suatu hari saya juga ditinggalkan keluarga saya? Kemudian saya sadar, “Life is unpredictable”, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di detik berikutnya. Opa oma mengajarkan saya 2 hal: jangan pernah menyerah dan hargailah kehidupan ini! Saya sadar setiap orang akan menua, mungkin sakit-sakitan, mungkin terduduk di kursi roda, wajah kita juga akan keriput,  semua kondisi mungkin saja terjadi. Namun apapun yang terjadi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah menghargai setiap saat dalam kehidupan ini, hargai apa yang di depan mata, juga yang telah kita miliki sekarang. Dan jangan pernah menyerah terhadap kehidupan ini dalam kondisi apapun, jangan pula mengeluh. Mungkin yang kita lihat hanyalah senyuman indah opa oma, namun di balik senyuman itu pasti tersembunyi kisah yang menyedihkan, tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan terus berjuang di sisa hidup mereka.

Setiap orang memiliki kisah hidupnya masing-masing, baik itu kisah suka maupun kisah duka, hanya diri kita sendiri yang tahu jelas, dan adalah pilihan kita untuk menjalani kisah-kisah ini dengan tersenyum atau tidak.

 

 
 

Artikel Terkait

Mendapatkan Penguatan dan Inspirasi dari Aula Jing Si

Mendapatkan Penguatan dan Inspirasi dari Aula Jing Si

17 Mei 2016
Suster Luisa dari St. Carolus Borromeus seringkali mengunjungi Aula Jing Si untuk mendapatkan pencerahan dan semangat dalam menjalankan kegiatannya. Dari beberapa kali Kunjungan ke Tzu Chi, ia pun makin kagum dengan Master Cheng Yen karena mampu menggerakkan relawan dari seluruh dunia.
Meneladani Jejak Langkah Master Cheng Yen

Meneladani Jejak Langkah Master Cheng Yen

24 Maret 2015 “Kita jadi bertanya pada diri  sendiri apa sebenarnya makna kita hidup? Hidup yang begitu lengkap, baik, bisa hilang tiba-tiba. Tentu ini menimbulkan sebuah pertanyaan yang mendasar. Tujuan kita hidup apa? Untuk apa kita  berjuang?"
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -