Menghasilkan Foto yang Bercerita

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani (Tzu Chi Medan)

Gunawan Halim memaparkan tips memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat pada kamera handphone serta cara dan arah pengambilan foto.

Banyak yang berpikir bahwa untuk menghasilkan foto yang bagus dan indah harus memiliki perlengkapan dan peralatan foto yang berkualitas dengan harga yang fantastis. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, kamera handphone yang awalnya hanyalah hal baru kini sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat. Perangkat smartphone sekarang telah dilengkapi fitur-fitur kamera yang mumpuni dan berkualitas sehingga foto yang dihasilkan hampir menyamai kualitas hasil foto kamera biasa dan cukup memuaskan. Namun, masih banyak pengguna tidak mempelajarinya sampai begitu jauh dan mendalam.   

Karena itu, Tzu Chi Medan menggelar pelatihan Zhen Shan Mei bertema Tips Foto Inspiratif dan Berbudaya Humanis Menggunakan Handphone, Minggu (25/8/2024), di Lantai 5 Gedung DAAI TV Medan. Pelatihan ini diikuti oleh 46 relawan. Dalam sesi teori, peserta dibekali materi fotografi dengan handphone yakni tips-tips memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat pada kamera handphone, cara dan arah pengambilan foto serta contoh-contoh foto yang bajik dan indah sesuai dengan budaya humanis Tzu Chi. Dalam sesi praktik, peserta mengambil foto berdasarkan arahan dan kriteria yang ditentukan oleh pemateri.

Pelatihan ini bertujuan membekali relawan dengan wawasan dan pengetahuan fotografi menggunakan handphone untuk menghasilkan foto yang inspiratif, berbudaya humanis dan bercerita sekaligus memperpanjang barisan pencatat sejarah Tzu Chi. Dengan terus berkembangnya Tzu Chi ke berbagai negara di dunia, kegiatan-kegiatan pengembangan misinya terus bertambah sehingga dibutuhkan relawan untuk merekam dan menyimpannya menjadi sebuah catatan sejarah agar dapat diwariskan dan dipelajari generasi selanjutnya.

Peserta pelatihan mencoba fitur-fitur pada kamera handphone masing-masing dengan dipandu relawan Zhen Shan Mei Leo Rianto.

Dalam sesi teori, dijelaskan tentang ukuran layar yang dibutuhkan (4 : 3, 16 : 9, full) dan cara memegang handphone dengan stabil. “Menjaga kestabilan sangat penting karena dapat melatih ketenangan ketika memotret,” pesan Gunawan Halim, koordinator kegiatan sekaligus pemateri dalam pelatihan ini.

Selanjutnya adalah pencahayaan (exposure), meliputi under exposure, normal exposure dan over exposure, yang mengacu pada banyaknya cahaya yang masuk ke sensor kamera yang akan mempengaruhi kualitas foto yang dihasilkan. Lalu fitur zoom, wide (tampilan lebar), ultrawide (sangat lebar), fokus, HDR (high definition resolution) untuk mendukung kecerahan hasil foto dan white balance untuk menyeimbangkan temperatur warna dalam fotografi. Sembari mendengarkan penjelasan materi, para peserta dipersilakan mencoba langsung dengan handphone masing-masing.

Tidak kalah penting adalah sudut / arah pengambilan foto berupa normal angle (setara dengan penglihatan manusia), high angle (di atas / lebih tinggi dari posisi mata), low angle (di bawah / lebih rendah dari posisi mata), bird’s eye angle (dari atas ketinggian / perspektif burung) dan frog’s eye angle (dari bawah dan hampir tegak lurus ke atas), serta rule of third (aturan sepertiga) yakni memposisikan objek foto di sepertiga bagian dalam foto agar gambar tampak lebih estetik. Di akhir sesi, Gunawan membagikan contoh foto yang dibutuhkan Tzu Chi yaitu yang menampilkan senyuman, sentuhan dan budaya humanis, contoh foto yang benar dan kurang benar serta tips foto dengan penerima bantuan Tzu Chi (gan en hu).

Peserta pelatihan berkesempatan praktik langsung dengan objek penampilan isyarat tangan lagu Rang Ai Chuan Chu Qu yang diperagakan oleh relawan tim isyarat tangan.

Tidak hanya dibekali teori, peserta pelatihan juga mendapat kesempatan praktik langsung dengan objek penampilan isyarat tangan lagu Rang Ai Chuan Chu Qu (biarkan cinta kasih menyebar luas) yang diperagakan oleh relawan tim isyarat tangan berdasarkan arahan dan tips yang telah didapat pada sesi teori, lalu dipilih lima foto yang terbaik. Hasil foto yang kurang baik atau tidak sesuai dengan kriteria direview dan diberi masukan oleh Gunawan.

Yansen Wijaya (paling kanan baju abu) dan Brain (depan, kedua kiri, duduk di belakang relawan komite) pertama kali mengikuti pelatihan Zhen Shan Mei.

Pelatihan ini tentunya memberi manfaat dan pengetahuan bagi peserta terutama relawan baru yang belum pernah mengikuti pelatihan Zhen Shan Mei sebelumnya. Salah satunya Yansen Wijaya yang baru bergabung dengan Tzu Chi sejak sebulan terakhir. “Setelah mengikuti pelatihan ini, baru tahu ternyata ada banyak faktor yang mempengaruhi hasil foto yang kita ambil, misalnya sudut pengambilan foto (angle) dan aturan rule of third. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan foto yang bagus. Biasanya hanya tahu langsung ambil foto begitu saja,” ujar Yansen.

Hal yang sama dirasakan oleh Brain yang bergabung dengan Tzu Chi pada bulan Mei tahun ini. Ia telah menaruh minat pada fotografi sebelum menjadi relawan Tzu Chi tapi baru ini pelatihan pertama yang diikutinya. Pelatihan dengan teori sekaligus praktik merupakan pengalaman baru baginya. “Cukup banyak wawasan dan ilmu yang saya dapat dari pelatihan ini, terutama fitur-fitur pada kamera handphone yang ternyata cukup banyak,” kata Brain bersemangat. Tidak berbeda dengan Yansen, ia berharap skill dokumentasinya lebih baik dan siap bersumbangsih bagi Tzu Chi kapan pun diperlukan.

Sisilia (kiri) mendapat banyak manfaat dari pelatihan ini.

Lain lagi dengan Sisilia yang gemar berfoto dengan kamera handphone dan tertarik pada bidang Zhen Shan Mei, tapi baru kali ini berkesempatan mengikuti pelatihan. “Banyak yang saya dapat, terutama hal-hal yang selama ini kurang diperhatikan dan diabaikan, misalnya komposisi, pencahayaan dan cara mengambil foto dengan baik dan benar. Selama ini saya tahunya asal foto apa adanya saja, tidak terlalu peduli dengan hasilnya,” kata Sisilia sambil tertawa. 

Ketua Hu Ai (wilayah) Perintis, Siti, sangat mengapresiasi antusiasme relawan dalam mengikuti pelatihan ini baik teori maupun praktik. “Relawan Zhen Shan Mei memegang peran penting sebagai mata dan telinga Master Cheng Yen. Di tangan merekalah sejarah dan jejak cinta kasih Tzu Chi dapat terekam dengan baik. Jia you (semangat) untuk semua peserta pelatihan hari ini. Semoga semakin banyak bibit-bibit baru Zhen Shan Mei,” tutup Siti.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Pelatihan Zhen Shan Mei di Tzu Chi Aceh

Pelatihan Zhen Shan Mei di Tzu Chi Aceh

14 Juni 2024

Tzu Chi Medan bersama DAAI TV Medan memberikan sosialisasi tentang Zhen Shan Mei bagi 33 relawan Tzu Chi Aceh, Minggu 9 Juni 2024. Pelatihan ini digelar di Depo Pelestarian lingkungan Tzu Chi Banda Aceh.

Menjalin Keakraban dengan Generasi Muda Lewat Kelas Fotografi

Menjalin Keakraban dengan Generasi Muda Lewat Kelas Fotografi

08 Juni 2022

Relawan Zhen Shan Mei di Tzu Chi Medan mengadakan kelas Seni Fotografi Instagramable untuk masyarakat umum, Minggu 1 Juni 2022. Kelas ini sebagai wujud sumbangsih kepada generasi muda yang mempunyai aspirasi di bidang foto.

Pelatihan Zhen Shan Mei: Setiap Sejarah

Pelatihan Zhen Shan Mei: Setiap Sejarah

26 Februari 2014 Pelatihan ini dimaksudkan agar terbentuknya satu tim relawan Zhen Shan Mei di setiap Hu Ai  yang menguasai bidang foto, artikel, video, dan skrip video. Selain itu melalui pelatihan ini juga  diharapkan agar pencatatan dan dokumentasi sejarah Tzu Chi Indonesia menjadi semakin lengkap.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -