Para kader dan aparat RT/RW 11 & 12 Kelurahan Penjaringan mengikuti sosialisasi relawan, Minggu, 10 April 2022.
Bak gayung bersambut, keingintahuan masyarakat mengenai visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi direalisasikan dengan adanya sosialisasi calon relawan di komunitas He Qi Utara 2 Hu Ai Pluit 2. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 10 April 2022 ini diikuti oleh 56 peserta yang terdiri dari kader dan aparat yang berada di lingkungan RW 11 & RW 12, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.
Mengawali sosialisasi, Christine menceritakan secara detail mengenai sejarah terbentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi. “Tzu Chi didirikan oleh Master Cheng Yen pada tahun 1966 di Hua Lien, Taiwan. Dimulai dengan tiga peristiwa yang menggugah hati Master Cheng Yen,” ungkap Christine.
Christine Chen menceritakan tentang sejarah, visi dan misi didirikannya Yayasan Buddha Tzu Chi.
Lebih lanjut, Christine menuturkan peristiwa tersebut antara lain Master Cheng Yen melihat bercak darah di lantai rumah sakit saat ia berkunjung. Bercak darah tersebut berasal dari seorang ibu yang hendak melahirkan namun ditolak rumah sakit dengan alasan biaya. Peristiwa kedua adalah jalinan jodoh dengan para suster Katolik yang bertanya tentang kontribusi umat Buddha pada sesama. Terakhir adalah jalinan jodoh dengan 30 ibu rumah tangga. Para ibu rumah tangga tersebut ingin mempertahankan tekad Master Cheng Yen sehingga Master pun meminta mereka utuk menyisihkan sedikit uang belanja mereka ke dalam celengan bambu untuk membantu sesama.
“Ada satu kata perenungan Master Cheng Yen yang saya suka, yaitu ada dua hal yang tidak boleh ditunda yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan,” kata Christine. “Tapi jangan karena kita mau berbuat sosial lantas kita meninggalkan orang tua yang sedang membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita. Jangan karena kita ingin tampil lalu keluarga kita tinggalkan,” lanjutnya.
Sumiaty mengungkapkan kekagumannya kepada Tzu Chi. Ia pun menuturkan siap bergabung menjadi barisan relawan.
Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari Ketua RW 11 dan RW 12. Heri Firmansyah, Ketua RW 12 menuturkan, “Terima kasih kami ucapkan kepada semua tim relawan Buddha Tzu Chi yang telah menyempatkan diri untuk datang ke tempat kami yang apa adanya ini. Semoga ke depannya kita bisa bekerja sama. Kita dukung apa yang akan dilakukan Buddha Tzu Chi dan kita bantu semuanya. Apalagi minggu depan kita akan membagikan paket lebaran kepada masyarakat. Semoga bapak ibu ada yang berkenan untuk menjadi relawan.”
Sementara itu, Haji Tawar, Ketua RW 11 pun menambahkan, “Mudah-mudahan acara ini bisa menggugah hati bapak ibu di RW 11 dan 12. Kita pun harus berubah. Jangan selalu tangan di bawah tapi berubah menjadi tangan di atas. Karena sesuai ajaran agama pun kita diajarkan untuk selalu tangan di atas.”
Relawan Tzu Chi dan para peserta sosialisasi berfoto bersama di akhir acara.
Sosialisasi diadakan untuk menjadi perpanjangan tangan dari Yayasan Buddha Tzu Chi. Menghimpun kekuatan cinta kasih masyarakat semuanya dari yang mampu untuk berdonasi kepada yang tidak mampu. “Kita semua pasti punya rasa sosial yang besar makanya kita duduk bersama di sini. Berarti kita peduli kepada sesama. Kalau tidak punya rasa peduli itu kita pasti sudah ke mall, pasar, nonton tiktok. Kami berharap bapak dan ibu di sini bisa menjadi bagian dari jaringan yang kami bentuk. Menjadi penghubung bagi kami,” ajak Teddy, relawan Tzu Chi.
Kekaguman kepada Yayasan Buddha Tzu Chi juga diungkapkan oleh Sumiaty. “Kami siap menjadi relawan dan siap mengambil celengan bambu. Kami para kader punya jaringan, jadi kami tahu masyarakat yang tinggal di sini. Kami siap bekerja sama dengan relawan,” ujar Sumiaty, yang akrab dipanggil Nene. “Acara ini juga mengajarkan kepada kami untuk tangan selalu di atas, jangan di bawah. Mengingatkan untuk membantu sesama maka kami pun siap untuk mengambil celengan bambu walau kami tidak tahu seberapa banyak yang bisa didonasikan,” tandasnya.
Editor: Metta Wulandari