Menghimpun Berkah Melalui Operasi Katarak dan Hernia

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Yunita Rizka, Noval, Valen, Vicky (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

Relawan memberikan hormat kepada para pasien yang sudah ditangani sebagai bentuk terima kasih karena sudah bersedia menerima kebaikan yang dilakukan relawan


“Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan adalah diri kita sendiri.”
(Master Cheng Yen)

Sebulan terakhir aktivitas Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas APP di PT Konverta Mitra Abadi (KMA) Lampung, meningkat drastis. Di sela-sela rutinitas pekerjaan kantor, relawan dibagi ke beberapa titik untuk mencari orang-orang yang menderita katarak atau hernia. Selain mencari secara langsung, relawan juga melibatkan perangkat desa setempat. Setelah data didapatkan, selanjutnya dilakukan survei dan pemeriksaan tahap pertama di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Bandar Lampung atau dikenal juga sebagai RS DKT. Dari proses ini didapat data 43 orang calon pasien. Termasuk dua orang anak yang menderita bibir sumbing. Namun karena masih belum cukup umur, dokter tidak menyarankan untuk menjalani operasi.

Bersatu Hati Memberi Kesembuhan
Hasil pemeriksaan dalam proses screening terhadap 43 calon pasien, sebanyak 32 pasien dinyatakan lolos untuk menjalani tindakan operasi yang dilakukan secara bertahap. “Kita sebetulnya targetnya bisa 100 orang yang bisa dibantu melalui operasi ini, tetapi mengingat waktu dan juga kemampuan kami, saya rasa ini sudah sangat bagus. Kendalanya juga ketika disurvei ada yang takut operasi gitu, sempet juga ada yang gula darahnya naik. Yang takut karena ada yang sudah sakitnya bertahun-tahun. Pelan-pelan kita jelaskan dan alhamdulillah lumayan banyak yang kita dapatkan,” ujar M. Ramdani, salah satu relawan.

Kunjungan Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Bandar Lampung Mayor CKM dr. Usman Alkaff, SpPD., FINASIM, kepada pasien yang masih dalam masa pemulihan.

Relawan Tzu Chi memberi perhatian dan dukungan semangat kepada para pasien telah menjalani operasi dan masih dirawat di rumah sakit.

Banyak pelajaran yang didapat para relawan ketika berinteraksi langsung dengan calon pasien. “Yang jelas prihatin ya, kok bisa lama ya penyakit ini diderita. Terus kemudian kita bertekad dengan teman-teman kita harus selesaikan. Karena masih banyak warga di sekitar kita yang membutuhkan. Bahkan ada teman relawan yang melakukan survei itu malam hari karena keterbatasan waktu kerja. Jadi kadang di weekend atau di malam hari itu. Dan ada juga 5-6 pasien yang kerja sama dengan Puskesmas di desa yang lain, lalu kita melakukan survei gitu,” ungkap M. Ramdani.

Koordinasi dengan pihak rumah sakit juga memberi pengalaman tersendiri. “Di awal screening itu informasinya bisa dilakukan di hari Sabtu. Waktu itu kita ada 27 orang calon pasien. Namun ternyata dari pihak RS DKT memiliki kapasitas karena tenaga ahlinya juga terbatas terutama untuk yang katarak. Katarak hanya bisa dilakukan pada hari Senin dan Rabu, itu pun 3 orang per harinya untuk operasi. Sementara di hari tersebut kita masih bekerja. Jadi untuk hari Senin kita antar Minggu siang, Senin sore kita jemput kalau bisa langsung pulang. Tetapi ada juga beberapa yang harus diinapkan lagi, jadi Selasa baru kita jemput. Dan Selasa kita ada antar juga pasien untuk dioperasi hari Rabu. Jadi rutinitasnya begitu. Kita relawan yang (lagi) kosong (senggang) bergantian melakukannya. Ya itu challenging-nya ya, kadang malah kerjaan kantor kita kerjakan di rumah juga,” ungkap M. Ramdani yang juga Kepala Departemen Supply Chain Management di PT Konverta Mitra Abadi ini.

Sunano, Pembina Tzu Chi Cabang Sinar Mas APP Lampung menerangkan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu upaya memeriahkan peringatan 100 tahun semangat #pantangmenyerah Bpk Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Grup.

Ifan Fauzi, relawan lain yang ikut mendampingi para pasien merasa sangat bersyukur melihat kebahagiaan dari pasien yang sudah dioperasi. “Terlebih banyak pasien ini yang sudah menderita bertahun-tahun dan tidak bisa bekerja sehingga mata pencahariannya menjadi tanggung jawab anggota yang lain. Dengan operasi ini kami berharap mereka bisa normal, bisa mencari nafkah lagi untuk keluarganya, mereka bisa bahagia kembali dengan keluarganya,” ujarnya.

Pertemuannya dengan Sumarjo memberi kesan tersendiri. “Pak Sumarjo itu sakit katarak. Jadi selama survei hingga operasi tidak bisa melihat. Hanya bisa mendengar saya saja. Sampai proses screening dan operasi, itu mata kan masih tertutup ya. Setelah proses kontrol kedua, kebetulan saya juga mengantarkan. Setelah itu perlahan mulai bisa melihat. Karena saking bahagianya beliau mencari dan ingin melihat saya. Ini kebahagiaan yang saya rasakan, apalagi ketika kami antar ke rumah istri dan anak-anaknya juga menyambut gembira” ungkap Ifan menahan haru.

Pendampingan yang dilakukan relawan selama proses bakti sosial ini diapresiasi Mayor CKM dr. Usman Alkaff, SpPD., FINASIM, Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Bandar Lampung.


Pendampingan yang dilakukan relawan selama proses bakti sosial ini diapresiasi Mayor CKM dr. Usman Alkaff, SpPD., FINASIM, Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Bandar Lampung “Saya lihat apa yang dilakukan relawan (Tzu Chi) luar biasa karena mereka menjemput dan mengantarkan pasien ke rumah, kemudian pasien diantar ke ruang perawatan, ditunggu. Kemudian pada saat pasien mau dioperasi juga ditunggu di situ. Mendampingi pasien sampai pasien keluar ruang operasi, kembali ke kamar perawatan juga diantar relawan Tzu Chi. Ini luar biasa ya. Karena relawan kami lihat dengan tulus hati dan ikhlas melayani pasien-pasien tersebut. Kita dapat belajar bahwa melayani dengan hati ini sesuatu yang luar biasa,” ujarnya ketika memberi sambutan dalam penutupan kegiatan operasi ini pada 23 Juli 2022 lalu.

Buchori Surip didampingi istri dan relawan di depan rumahnya yang sederhana.

Buchori Surip, warga Haduyang yang menderita hernia adalah salah satu pasien yang menerima pengobatan. Sudah 7 bulan terakhir aktivitasnya sebagai petani terganggu. Ditemui di rumahnya yang sederhana, Jumiatun, sang istri sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan relawan. “Terima kasih sekali sekarang suami saya tidak kesakitan lagi. Tujuh bulan terakhir dia tidak bisa beraktivitas normal karena sakit hernia,” ujar Jumiatun berkaca-kaca.

Siti Umayah yang rumahnya tak jauh dari rumah Buchori juga menyampaikan terima kasih atas bantuan operasi katarak. “Aku banyak terima kasih bener, mudah-mudahan yang menolong kita dapat pahala yang banyak, dikasih rezeki yang melimpah. Alhamdulilah bener aku ditolong, terima kasih sama Tuhan, terima kasih sama yang nolong aku,” ungkapnya.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Menghimpun Berkah Melalui Operasi Katarak dan Hernia

Menghimpun Berkah Melalui Operasi Katarak dan Hernia

02 Agustus 2022

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas APP di PT Konverta Mitra Abadi (KMA) Lampung melakukan pendampingan terhadap 32 orang pasien yang menjalani operasi katarak dan hernia. Pasien-pasien ini berasal dari 14 desa di Kabupaten Lampung Selatan.

Sinar yang Redup Kembali Terang, Kisah Yopi yang Temukan Kembali Semangat Hidup

Sinar yang Redup Kembali Terang, Kisah Yopi yang Temukan Kembali Semangat Hidup

21 Agustus 2024
Tak ada yang lebih membahagiakan bagi relawan Medis Tzu Chi (TIMA) Indonesia selain menyaksikan para pasien yang telah mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi dapat melanjutkan hidup dengan semangat baru setelah sembuh.
Baksos Katarak di Kota Belawan dan Medan

Baksos Katarak di Kota Belawan dan Medan

02 November 2016

Keluarga besar grup Sinar Mas unit usaha downstream di Kota Belawan dibantu oleh Tzu Chi Medan menggelar operasi katarak pada 29 Oktober 2016. Proses pemeriksaan awal atau screening telah dilakukan dua minggu sebelumnya.  

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -