Menghimpun Niat Kebajikan Melalui Doa Bersama Waisak

Jurnalis : Pricilia (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Cindy Clara, Michael Lian (Tzu Chi Pekanbaru)

Barisan persembahan dan peserta Waisak Tzu Chi Pekanbaru mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha dengan khidmat.

Setiap minggu kedua di bulan Mei, insan Tzu Chi memperingati tiga hari besar yaitu Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Tahun ini, kegiatan doa bersama waisak dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2024.

Kegiatan Waisak ini dimulai dengan sesi live zoom acara waisak di Taiwan yang diikuti oleh 82 relawan pada pukul 6 pagi. Kemudian, pada pukul 10 pagi Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kegiatan doa bersama Waisak dengan menghimpun 500 peserta untuk turut serta dalam membentuk formasi daun bodhi dengan aksara “Fo” di dalam daun.

“Semenjak Covid-19, Waisak tidak membentuk formasi. Nah, tahun ini membentuk formasi daun bodhi dan di dalam daun bodhi itu ada aksara “Fo”, ya. Nah, jadi “Fo” artinya Buddha, Buddha sendiri artinya yang maha sadar. Intinya semoga kita bisa senantiasa menjaga kesadaran, layaknya Buddha,” ucap Mina, salah satu PIC kegiatan Doa Bersama Waisak ini.

Lebih lanjut Mina menuturkan dengan membuat formasi, Tzu Chi Pekanbaru ingin mengajak lebih banyak orang untuk menghimpun kebajikan, membawa niat baik, sehingga menjadi saru kekuatan yang membawa kedamaian dan keharmonisan bagi dunia.

Tahun ini Tzu Chi Pekanbaru membentuk formasi Daun Bodhi dengan aksara “Fo” di dalamnya.

Relawan Mina mengikuti kegiatan prosesi Waisak ini dengan khidmat.

Selain peserta formasi dan tamu umum, Tzu Chi Pekanbaru turut mengundang anggota Sangha dan pemuka agama untuk mengikuti doa bersama Waisak ini. Acara Waisak resmi dimulai dengan memberikan tiga kali penghormatan kepada Buddha yang dipimpin oleh para anggota Sangha. Selanjutnya, barisan persembahan memberikan persembahan pelita, air wangi, dan bunga. Prosesi pemandian rupang Buddha dipimpin oleh para Sangha dan pemuka agama.

“Buddha mengajarkan cara-cara melatih diri yang sederhana untuk menenangkan tubuh dan pikiran. Dengan tubuh dan pikiran yang damai barulah kita bisa memahami Dharma dengan lebih mendalam,” tutur Bhikkuni Supasela.

“Perayaan Waisak yang diadakan oleh Tzu Chi terasa sederhana namun sangat mendalam, memberikan penghormatan dengan penuh rasa terima kasih kepada Guru Agung Buddha atas pengajaran beliau yang mencerahkan batin. Penghormatan yang dilakukan dengan sikap tubuh yang santun dan dengan gerakan tubuh perlahan dan tenang, laksana sikap para murid-murid agung Buddha di masa lampau yang terkendali. Upacara perayaan waisak seperti ini yang jauh dari ritual-ritual dan festival yang meriah merupakan cara yang tepat untuk mengingatkan diri kembali kepada ajaran Buddha yang sesungguhnya, yang penuh kedamaian dan praktik pengendalian diri,” imbuh Bhikkuni Supasela.

Bhikkuni Supasela juga membagikan bahwa Maechi Nan salah satu Samaneri dari Thailand juga sangat tersentuh dengan suasana yang khidmat dan penuh rasa penghormatan yang tulus kepada ajaran Guru Agung, hingga Samaneri menangis terbawa perasaan bahagia.

Bhikkhu Pasanno Thera, Bhikkhuni Supesala, Maechi Nan (Thailand) mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha.

Selain itu, Bhikkhu Pasanno Tera yang turut hadir juga memiliki harapan kepada peserta yang hadir di kegiatan waisak ini. “Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat bisa memahami dan mempratikkan ajaran-ajaran Buddha di kehidupan sehari-hari. (Harapannya) bukan sekadar membaca buku seperti Paritta, Sutta, atau Sutra, tapi harus mengerti juga isi arti yang mereka baca. Sehingga mereka bisa memahami, bisa mempratikkan ajaran-ajaran Buddha ini untuk di kehidupan sehari-hari,” ucap Bhikkhu Pasanno Tera.

Salah satu peserta formasi yaitu Inggo Wijaya yang berasal dari Duri, baru pertama kali mengikuti kegiatan doa bersama Waisak di Tzu Chi Pekanbaru berbagi pemahaman mengenai kegiatan doa bersama waisak ini. “Cinta kasih Waisak dan Tzu Chi adalah sebuah wujud dari cinta kasih universal. Sehingga kalau kita lihat dengan topik bahwa kita itu bersyukur kepada Buddha dan juga orang tua melalui perayaan Mother’s Day juga, serta ungkapan cinta kasih kepada sesama. Saya rasa itu cinta kasih yang sangat universal,” ucap Inggo.

Para peserta Waisak dengan ketulusan memanjatkan tiga ikrar Cheng Xin Qi San Yuan.

Elisah, Wakil Ketua He Qi, berterima kasih kepada seluruh relawan yang sudah membantu mempersiapkan kegiatan Waisak ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. “Sebenarnya (persiapan) dalam waktu satu bulan ini sangat singkat ya, tapi berkat kesungguhan hati para relawan dan partisipasi dari banyak pihak itu, Waisak hari ini dapat berjalan dengan lancar. Hen gan en shixiong shijie (sungguh terima kasih saudara semua) semua yang sudah begitu yong xin (bersungguh hati) meskipun waktunya begitu mepet tapi akhirnya bisa terlaksana dengan baik,” ungkap Elisah.

Kegiatan doa bersama Waisak berjalan dengan khidmat dan lancar. Semoga melalui kegiatan doa bersama Waisak, cahaya welas asih dan kebijaksanaan Buddha senantiasa menyinari alam semesta, batin setiap orang diliputi kemurnian dan kecemerlangan.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak

Doa Bersama dalam Perayaan Hari Tri Suci Waisak

31 Mei 2024

Tzu Chi Padang menggelar peringatan Tiga Hari Besar Tzu Chi yakni Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu 26 Mei 2024.

Perayaan Hari Ibu di Selatpanjang

Perayaan Hari Ibu di Selatpanjang

30 Mei 2024

Relawan Tzu Chi Selatpanjang merayakan Hari Ibu Sedunia pada Selasa, 14 Mei 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh 72 peserta dan relawan Tzu Chi.

Waisak yang Penuh Suka Cita dan Bermakna

Waisak yang Penuh Suka Cita dan Bermakna

31 Mei 2024

Sebanyak 180 relawan dan tamu undangan menghadiri doa bersama Waisak yang digelar di Kantor Tzu Chi Makassar ini dengan antusias dan khusyuk. 

Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -